Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَانَتۡ
adalah
أَعۡيُنُهُمۡ
mata mereka
فِي
dalam
غِطَآءٍ
tertutup
عَن
dari
ذِكۡرِي
peringatan-Ku
وَكَانُواْ
dan adalah mereka
لَا
tidak
يَسۡتَطِيعُونَ
mereka dapat/sanggup
سَمۡعًا
mendengar
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَانَتۡ
adalah
أَعۡيُنُهُمۡ
mata mereka
فِي
dalam
غِطَآءٍ
tertutup
عَن
dari
ذِكۡرِي
peringatan-Ku
وَكَانُواْ
dan adalah mereka
لَا
tidak
يَسۡتَطِيعُونَ
mereka dapat/sanggup
سَمۡعًا
mendengar
Terjemahan
(yaitu) orang-orang yang mata (hati)-nya dalam keadaan tertutup dari ingat kepada-Ku dan mereka tidak sanggup mendengar.
Tafsir
(Yaitu orang-orang yang matanya) menjadi Badal atau kata ganti dari lafal Al-Kaafiriina yang pada ayat sebelumnya (dalam keadaan tertutup dari memperhatikan ayat-yat-Ku) yakni Al-Qur'an, karenanya mereka buta tidak dapat mengambil petunjuk darinya (dan adalah mereka tidak sanggup mendengar) artinya, mereka tidak mampu untuk mendengarkan dari nabi apa yang telah dibacakan kepada mereka, karena mereka membencinya, oleh sebab itu mereka tidak beriman kepadanya.
Tafsir Surat Al-Kahfi: 100-102
Dan Kami tampakkan Jahanam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas, yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Ku, dan mereka tidak sanggup mendengar. Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir.
Allah ﷻ menceritakan tentang apa yang diperbuat-Nya terhadap orang-orang kafir pada hari kiamat nanti, bahwa akan diperlihatkan kepada mereka neraka Jahanam agar mereka melihat azab dan pembalasan yang ada di dalamnya sebelum mereka memasukinya. Dimaksudkan agar hal itu menambah sakit dan sedih mereka sebelum mereka mengalaminya. Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadits melalui Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Neraka Jahanam didatangkan pada hari kiamat dengan ditarik oleh tujuh puluh ribu kendali, setiap kendali dipegang oleh tujuh puluh ribu malaikat."
Kemudian Allah ﷻ menceritakan keadaan mereka melalui firman selanjutnya, "Yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku." (Al-Kahfi: 101) Yaitu mereka lalai, tidak mau tahu, bertekad untuk tidak menerima petunjuk, dan tidak mau mengikuti kebenaran. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: "Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan). Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya." (Az-Zukhruf: 36)
Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: "Dan mereka tidak sanggup mendengar." (Al-Kahfi: 101) Yakni tidak dapat memahami perintah dan larangan Allah. Dalam firman selanjutnya disebutkan: "Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?" (Al-Kahfi: 102) Artinya, mereka menduga bahwa hal itu akan terjadi pada mereka dan mereka beroleh manfaat darinya. "Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 82) Karena itulah maka disebutkan oleh Allah ﷻ bahwa Dia telah menyediakan bagi mereka neraka Jahanam sebagai tempat tinggal mereka di hari kiamat nanti.
101. Mereka yang kafir itu adalah orang-orang yang mata kepala dan hatinya tidak digunakan untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang terdapat di alam semesta maupun yang tertulis dalam Kitab Suci. Mata mereka selalu dalam keadaan tertutup sehingga mereka terdorong untuk berpaling dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku yang tersebar di jagad raya, dan mereka juga tidak sanggup dan enggan mendengar apalagi mematuhi seruan yang mengajak menuju kebenaran. 102. Karena sikap yang buruk itu, maka Allah mengkritik keras mereka, yang diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Apakah orang-orang kafir itu menyangka bahwa mereka dapat mengambil dan menjadikan hambahamba-Ku yang saleh, seperti Nabi Isa dan Uzair sebagai tuhan yang disembah dan menjadi penolong mereka di akhirat selain Aku' Sungguh, sikap mereka itu merupakan perilaku yang sesat. Sebagai balasannya, Kami telah menyediakan neraka Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir yang terus mengingkari keesaan dan kekuasaan-Ku. '.
Ayat ini menjelaskan bahwa azab yang pedih itu disediakan untuk orang-orang yang mata hatinya selalu tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di dunia ini. Mereka tidak pernah memikirkan bukti-bukti kekuasaan-Nya, tidak pernah bertobat kepada Tuhannya, tidak pernah mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, seolah-olah mereka menutup telinga tidak mau mendengar peringatanperingatan dari Allah itu. Azab yang demikian itu ditimpakan kepada mereka sebagai akibat perbuatan mereka berkecimpung (bergelimangan) dalam dosa dan pelanggaran, mengikuti godaan setan masuk dalam perangkap-perangkap yang dipasang oleh setan, sehingga hati mereka dikunci mati oleh Tuhan sehingga tidak dapat lagi mempergunakan mata dan telinganya untuk menerima petunjuk dan kebenaran. Dan Allah menjelaskan bahwa apa-apa yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi manfaat kepada mereka sedikit pun.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
TANDA KIAMAT TELAH DEKAT
Perhatikanlah ayat 98 sebagai perkataan yang keluar dari Dzulqarnain setelah benteng atau bendungan yang teguh itu selesai beliau bangunkan. Beliau berkata bahwa suatu waktu kelak tidak akan ada guna benteng itu lagi. Betapapun kuatnya sekarang, jika datang ketentuan Allah itu, dia akan sama rata saja dengan bumi. Artinya tidak ada lagi nilainya dari segi pertahanan, sebagaimana yang kita lihat pula pada dinding Tembok Cina yang terkenal itu, yang dikerjakan dengan tenaga manusia beribu-ribu dan bertahun-tahun dan beribu kilometer pula panjangnya.
Sekarang hanya jadi sejarah belaka. Karena Tanah Tiongkok yang besar tidak akan dapat dipertahankan lagi dengan benteng seperti demikian, dari sangat majunya alat-alat penyerbuan perang di darat, di laut, dan di udara.
Demikianlah seterusnya yang akan kejadian di antara manusia, zaman demi zaman.
Ayat 99
“Maka Kami tinggalkan sebagian dari mereka pada hari itu menggelombang kepada yang sebagian."
Di sini terdapat kalimat yamuju terambil dari kata mauj, yaitu gelombang atau ombak. Allah telah memilih kalimat itu untuk menempatkan bagaimana keadaan manusia di akhir zaman. Batas-batas kepulauan, benua, dan tanah dan kian lama kian hilang dari bertambahnya kemajuan alat-alat pengangkutan. Tidakada satu negeri lagi yang dapat mempertahankan darah keturunan, atau suku dan saka. Kadang-kadang bergelombanglah suatu bangsa berpindah, memboyong dari satu negeri ke lain negeri. Baik karena desakan hidup, mencari tempat kediaman yang subur, seperti selalu terjadi dalam sejarah, ataupun penyerbuan dari sebab peperangan. Ingat saja seperti gelombang besar masuknya tentara Napoleon 800.000 banyaknya, ketika Penyerangan Moskow pada abad kesembilan belas. Ingat saja peperangan-peperangan besar yang terjadi sesudah abad kedua puluh ini dua kali. Kadang-kadang berjuta manusia menggelombang ke atas manusia yang lain. Ada yang terdesak kalah, ada yang habis terhimpit.
Dalam abad kedua puluh ini saja dapatlah kita perhatikan, “Sebagian mereka di hari itu bergelombang ke atas sebagian yang lain" Sehingga gelisahlah dunia ini, beradu, berjumpa, dan berjumpak! Berkonfrontasi. Dan sehari ke sehari kita sebagai manusia yang berakal merasakan betapa hebatnya kegelisahan yang menimpa dunia di masa ini. Setiap waktu dipelopori oleh negara yang besar-besar, orang bersedia akan perang! Akan bergelombang berombak lagi!
“Dan akan ditiup serunai sangkakala" Sesudah entah berapa tahun berhanyut-hanyut, berombak bergelombang, yang sebagian hendak menindas yang lain, bergelombang di atas gelombangnya, maka akan berbunyilah serunai sangkakala. Terompet panggilan atau Sirene pemberitahuan bahwa Kiamat itu telah dekat masanya!
“Maka Kami himpunkanlah mereka sebenar-benar berhimpun."
Berapa lama lagikah masanya itu? Seorang pun tidak ada yang dapat menjawabnya, wa-lau Nabi sekalipun! Sebab ukuran waktu bagi Allah lain dengan ukuran waktu bagi kita. Kita mengukur waktu dengan patokan Bumi mengelilingi matahari 24 jam sehari semalam, yang dikumpul menjadi perhitungan bulan dan tahun, sedang kekuasaan Allah meliputi kepada beribu warga matahari lagi, bahkan ada yang lebih besar dari matahari kita.
Berkumpul sebenar-benar berkumpul, artinya tidak ada yang akan ke-tinggalan dan tidak akan ada perbedaan penghargaan. Karena semua manusia sama di sisi Allah. Cuma di atas dunia ini juga manusia yang kerapkali meminta keistimewaan penghargaan. Maka ketika akan menghadapi perhitungan dan penelitian amal, akan samalah segala orang, tidak ada yang mendapat kekecualian.
Ayat 100
“Dan Kami pentunjukkan nenaka Jahannam pada hari itu kepada orang-orang yang kafir sejelas-jelasnya."
Sebelum dimasukkan ke dalamnya, kepada orang-orang kafir itu telah dipertunjukkan lebih dahulu neraka Jahannain itu, tetapi mereka akan disiksa, sehingga menambah kengerian dan ketakutan. Cobalah pikirkan sendiri, jika dimisalkan sementara hidup di atas dunia ini, kepada orang yang akan dihukum gantung telah diperlihatkan lebih dahulu alat-alat penghukum yang tak dapat tidak mesti dinaikinya.
Di sini dijelaskan lagi siapakah orang-orang yang dikatakan kafir itu?
Ayat 101
“(Yaitu) orang-orang yang mata mereka tertutup dart memerhatikan peringatan-Ku."
Meskipun mata itu nyalang dan banyak yang dapat dilihat di sekeliling dirinya peringatan dari Allah tentang nasib buruk orang yang tidak mau mengacuhkan bimbingan Allah, atau kebahagiaan hidup dan ketenteraman jiwa orang yang taat kepada Allah, matanya tertutup dari itu. Dia tidak melihat itu, dia tidak memedulikan.
“Dan adalah mereka tidak sanggup mendengar."
Tidak sanggup mendengar artinya bahwa tiap-tiap dibicarakan orang di hadapannya suatu seruan kebenaran, tidak sanggup telinganya mendengarkan, karena hidupnya telah terpukau oleh nafsu-nafsu yang jahat, sampai itu dia merasa berat akan meninggalkan kejahatan itu. Sebab dia merasa lebih baik jangan didengarkan saja seruan-seruan orang kepada Kebenaran itu. Seumpama seorang diajak mendengarkan ajaran-ajaran agama dia tidak mau menuruti ajakan itu karena dia takut kata-kata guru yang mengajar itu akan menyindir dirinya saja. Atau mengancam akan masuk neraka barangsiapa yang melanggar perintah Aliah. Sehingga ada mereka yang mencela ahli-ahli dakwah itu, katanya tidak pandai menarik hati orang, hanya mengancam saja. Padahal yang disampaikan itu bukanlah kehendak orang yang mengatakan itu, melainkan seruan Allah jua, namun telinganya tidak sanggup mendengarkannya, dia takut dikritik.
Ayat 102
“Apakah menyangka orang-orang yang kafir Itu bahwa boleh mereka mengambil hamba-hamba-Ku, selain Aku, menjadi pelindung."
Pangkal ayat ini bersifat pertanyaan yang mengandung peningkaran. Tidak seorang pun selain dari Allah yang akan dapat melindungi manusia di segala waktu dan di segala tempat.
Tidak di dunia dan apatah lagi di akhirat. Ketika itu manusia akan berhadapan dengan Allah, akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan di kala hidup di dunia. Maka segala berhala, segala manusia yang dipuja-puja atau barang benda yang dijadikan pujaan dan persembahan selain dari Allah, tidak ada satu pun yang dapat melindungi pada waktu itu. Semuanya menjadi kecil tidak ada arti di hadapan kekuasaan mutlak Allah.
“Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam untuk orang-orang yang kafir menjadi kediaman."
Kalau di dalam ayat 100 di atas tadi diterangkan bahwa Jahannam baru akan diper-tunjukkan saja, maka dalam ayat 102 ini Jahannam tidak lagi semata-mata dipertunjukkan, sebab pemeriksaan sudah bertambah dekat selesai dan orang yang bersangkutan sendiri pun sudah kian merasa jelas ke mana mereka akan dikirim. Kediamannya sudah disediakan, Jahannam!
Ayat 103
“Katakanlah, Sukakah kamu, Kami beritahukan kepada kamu yang serugi-rugi amalan?"
Yaitu amalan atau usaha yang menghabiskan tenaga, padahal hasilnya tidak ada, bahkan mengecewakan dan merugikan.
Ayat 104
"(Yaitu) orang-orang yang sesat usahanya di kata hidup di dunia, padahal mereka menyangka bahwa mereka telah mengerjakan yang baik."
Tenaga sudah habis, padahal sejak semula telah sesat memilih jalan. Allah telah menunjukkan dan memimpinkan jalan yang lurus dan bahagia, mereka tidak mau menempuh jalan itu. Mereka membuat jalan sendiri semaunya. Mereka mendahulukan kehendak hati sendiri dan mengabaikan dan tidak mengacuhkan tuntunan Allah. Akhirnya bertemulah sebagai pepatah, “Arang habis besi binasa, tukang mengembus payah saja."
Ayat 105
“Mereka itulah orang-orang yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah, mereka dan kepada pertemuan dengan Dia."
Ayat-ayat Allah, baik yang berupa tanda-tanda kebesaran Ilahi ataupun yang berupa perintah, tidak mereka acuhkan. Mereka mengambil tindakan sendiri tanpa memperhatikan bimbingan Allah, dan tidak terbuka dalam perbuatan mereka kepercayaan mereka bahwa sesudah hidup yang sekarang mereka pasti berhadapan dengan Allah untuk mempertanggungjawabkan amalannya."Maka gugurlah amalan-amalan mereka."
Di sini terdapat perkataan habithat yang kita artikan gugur dan dalam bahasa yang popular di Minangkabau ialah melepas hawa.
Arti habithat ialah laksana perut yang gembung besar karena masuk angin. Kelihatan sepintas lalu perutnya besar karena kenyang, padahal isinya hanya angin! Serupa dengan orang yang ditimpa penyakit busung lapar. Maka gugurlah amalan yang tidak mempunyai rencana yang diridhai oleh Allah! Perut gembung isinya tak ada. Akhirnya jadi penyakit. Angin keluar, dan perut yang buncit jadi kempis dan yang keluar itu sangatlah busuknya!
“Seraya tidak akan Kami adakan bagi mereka pertimbangan di hari Kiamat."
Sudah pasti begitulah jadinya. Yaitu tidak akan ada amalannya yang patut masuk timbangan di hari Kiamat, karena amalan itu hanya besar bungkus tak berisi. Tidak ada vang penting buat dimasukkan ke dalam mizan (timbangan), tidak ada harganya!
Inilah yang tersebut di dalam sebuah hadits yang dirawikan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah,
“Dari Abu Hurairah, Berkata dia, berkata Nabi ﷺ, “Sesungguhnya akan datanglah seorang laki-laki besar dan gemuk di hari Kiamat itu kelak namun berat timbangannya di sisi Allah tidaklah sampai seberat sehelai sayap nyamuk." (HR Bukhari dan Muslim)
Ayat 106
“Demikianlah jadinya! Ganjaran mereka itu ialah Jahannam dart sebab apa yang telah mereka kafirkan itu."
Kalau di ayat 100 Jahannam baru dipertunjukkan dan di ayat 102 Jahannam sudah disediakan maka di ayat 106 Jahannam sudah dijadikan ganjaran yang tidak dapat mereka elakkan lagi. Karena segala sesuatu sejak pemeriksaan yang pertama dijalankan dengan saksama dan adil.
“Dan mereka telah mengambil ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku jadi olok-olok."
Mengolok-olokkan ayat-ayat Allah dan rasul-rasul Allah adalah karena kesombongan dan tidak tahu diri, menyangka bahwa hidup itu hanyalah apa yang dihadapi sekarang, tidak ada pegangan dan tidak ada ingatan akan hari esok.
Maka sangatlah penting rentetan ayat-ayat ini menjadi perhatian kita. Yang selalu mencelakakan kita di dalam hidup ini ialah karena tidak tahu diri itu. Karena kesombongan dan tidak mengukur kekuatan, karena tidak mengambil pengajaran dari sesama manusia yang gagal dalam hidup karena kesalahannya. Padahal nanti datanglah penyesalan pada saat yang nasi sudah jadi bubur.