Ayat

Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
هَٰذَا
ini
ٱلۡقُرۡءَانَ
Al-Qur'an
يَهۡدِي
memberi petunjuk
لِلَّتِي
bagi yang
هِيَ
ia
أَقۡوَمُ
lebih lurus
وَيُبَشِّرُ
dan memberi kabar gembira
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
orang-orang mukmin
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يَعۡمَلُونَ
(mereka) mengerjalan
ٱلصَّـٰلِحَٰتِ
kebajikan/amal saleh
أَنَّ
bahwasanya
لَهُمۡ
bagi mereka
أَجۡرٗا
pahala
كَبِيرٗا
yang besar
إِنَّ
sesungguhnya
هَٰذَا
ini
ٱلۡقُرۡءَانَ
Al-Qur'an
يَهۡدِي
memberi petunjuk
لِلَّتِي
bagi yang
هِيَ
ia
أَقۡوَمُ
lebih lurus
وَيُبَشِّرُ
dan memberi kabar gembira
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
orang-orang mukmin
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يَعۡمَلُونَ
(mereka) mengerjalan
ٱلصَّـٰلِحَٰتِ
kebajikan/amal saleh
أَنَّ
bahwasanya
لَهُمۡ
bagi mereka
أَجۡرٗا
pahala
كَبِيرٗا
yang besar
Terjemahan

Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar
Tafsir

(Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada) jalan (yang lebih lurus) lebih adil dan lebih besar (dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.).
Tafsir Surat Al-Isra: 9-10
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.
Ayat 9
Allah ﷻ memuji kitab-Nya yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad ﷺ, yaitu kitab Al-Qur'an, bahwa kitab Al-Qur'an itu memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan lebih terang.
“Dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh.” (Al-Isra: 9) sesuai dengan apa yang dikandung di dalam kitab Al-Qur'an.
“Bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Al-Isra: 9) kelak di hari kiamat.
Ayat 10
“Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat.” (Al-Isra: 10)
Yakni menyampaikan berita kepada orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat.
“Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” (Al-Isra: 10)
Yaitu di hari kiamat kelak. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih.” (Ali 'Imran: 21).
Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad agar menjadi petunjuk bagi umat manusia guna meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sungguh, Al-Qur'an ini memberikan petunjuk
bagi umat manusia ke jalan yang paling lurus yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan mereka dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan sebagai bukti dari keimanannya itu bahwa bagi mereka ada pahala yang besar sebagai imbalan
dari iman dan apa yang diamalkannya itu. Dan memberi kabar buruk serta ancaman bahwa sesungguhnya orangorang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi
mereka kelak di hari kiamat azab yang pedih yaitu neraka.
Allah ﷻ menyatakan keistimewaan-keistimewaan kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ yaitu kitab Al-Qur'an, dengan menunjukkan fungsi dari kitab itu sendiri serta faedahnya bagi seluruh umat manusia. Di antara faedah Al-Qur'an yang disebutkan dalam ayat ini adalah:
Pertama, Al-Qur'an memberi petunjuk kepada orang yang mau menjadi-kannya sebagai pedoman ke jalan yang lurus. Yang dimaksud jalan yang lurus dalam ayat ini ialah agama Islam, yang berpangkal pada ajaran tauhid, yaitu keyakinan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menciptakan dan menguasai alam semesta ini kecuali Allah ﷻ Kekuasaan-Nya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Dia adalah Penguasa alam yang sebenarnya, dan Zat yang mempunyai kekuasaan Yang Mahabesar.
Kedua, Al-Qur'an memberi kabar gembira kepada orang-orang yang percaya kepada Allah ﷻ dan rasul-Nya, berbuat amal baik, melakukan apa saja yang diperintahkan Allah, dan menghindarkan diri dari berbuat sesuatu yang dilarang-Nya. Kabar gembira itu berupa pahala yang berlimpah yang akan diterima di akhirat, sebagai imbalan dari amal saleh yang mereka lakukan di dunia.
Ketiga, Al-Qur'an adalah peringatan bagi orang-orang yang tidak mem-percayai hari pembalasan dan tidak mengakui adanya pahala dan siksa yang akan diberikan Allah di hari kiamat sebagai balasan bagi perbuatan mereka ketika hidup di dunia. Ancaman yang ditujukan kepada mereka ialah azab yang pedih sebagai balasan dari perbuatan maksiat yang menodai jiwa mereka. Termasuk di dalamnya orang-orang ahli kitab yang tidak mengakui kerasulan Nabi Muhammad ﷺ
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 9
“Sesungguhnya Al-Qur'an ini menunjuki kepada jalan yang lebih lurus."
Sebab dia membawa kepada satu tujuan, yaitu Allah Yang Tunggal. Maka tujuan itu satu, tidak berbilang, jalan ke sana yang paling dekat ialah garis lurus. Garis itulah yang dipimpinnya oleh Al-Qur'an, “dan menggembirakan kepada orang-orang yang beriman, yang beramal saleh." Artinya, Ai-Qur'an itu menyampaikan pula berita gembira bagi orang yang beriman."bahwa meieka adalah pahala yang besan."
Pahala kedua ialah nikmat surga di akhirat.
Ayat 10
"Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang tidak percaya akan akhirat, Kami sediakan bagi meraka adzab yang pedih."
Niscaya begitulah timbalan yang akan diterima orang yang tidak percaya akan hari esok. Yang menyangka hidup itu hanya habis hingga ini saja, sebab itu amalnya tidak memikirkan hari depan. Yang dipikirkannya hanya yang akan enak sekarang saja. Maka lebih banyaklah perbuatan merugikan daripada menguntungkan. Di akhirat adzab pula yang akan diterimanya.
Ayat 11
“Dan berdoalah manusia akan kejahatan sepenti doanya dengan kebaikan (jua); karena adalah manusia itu penggegas."
Penggegas artinya ialah mau terburu-buru, mau cepat saja. Dalam ayat ini dijelaskan kelemahan yang asal pada manusia, yaitu jika dia ditimpa kejahatan, kesusahan, dia amat gelisah dan tidak dapat mengendalikan diri. Dia menyumpah, mengeluh, kadang-kadang karena merasa bencana itu terlalu berat, dia minta mati saja. Demikian pula sebaliknya. Kalau mendapat kebaikan yang menggembirakan, dia sudah seperti cacing kena panas, memuji-muji diri mendabik dada. Lupa dia bahwa hidup itu adalah pergantian hujan dan panas, suka dan duka, senang dan susah.
Perangai dasar atau temperamen yang seperti ini, kalau tidak dapat dikembalikan, akan celakalah manusia. Tidak akan naik martabat hidupnya. Ini hanya dapat dikendalikan dengan iman. Sebagai contoh yang telah diberikan oleh Nabi Yusuf. Berkali-kali beliau ditimpa sengsara. Sejak dimasukkan oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur, lalu dijual sebagai budak, lalu dirayu oleh perempuan cantik dalam istana orang besar, hingga kemudian masuk penjara. Namun, tiap-tiap bencana datang, tidaklah beliau mengeluh. Sampai beliau pernah berkata, “Penjara lebih aku sukai daripada menuruti kehendak mereka." Begitu besar-besarnya cobaan, tidaklah dia meminta mati saja sebab tidak tertanggungkan lagi. Kemudian, beliau dikeluarkan dari penjara untuk memangku satu jabatan paling tinggi dalam kerajaan Mesir. Kemudian, dia dapat berdamai dengan saudara-saudaranya. Saudara-saudaranya itu bersama ayahnya, Nabi Ya'qub, dapatlah berpindah ke Mesir ke bawah lindungan payung panji kebesaran yang telah dicapai Yusuf. Setelah semua tugasnya selesai dan badan terasa mulai tua, barulah pada doanya yang terakhir (surah Yuusuf ayat 101), dia menyediakan dirinya menerima maut, tetapi mati di dalam Islam dan mohon dipertemukan kelak dengan orang-orang yang saleh.
Maka di ujung ayat yang tengah kita tafsirkan ini disindirlah sifat penggegas tergesa-gesa atau terburu nafsu. Hendaklah melatih diri mengurangi sifat itu. Di waktu susah jangan lekas cemas dan di waktu mendapat untung jangan lekas gembira dan lupa diri.
(12) Dan telah Kami jadikan malam dan siang dua tanda. Maka Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, untuk mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu ketahui bilangan tahun-tahun dan hisab (perhitungan). Dan tiap-tiap sesuatu Kami jelaskan sejelas-jelasnya.
Ayat 12
“Dan telah Kami jadikan malam dan siang dua tanda."
Peredaran malam dan siang adalah ayat, atau suatu tanda bukti bahwa alam ini diatur oleh Pengatur yang Mahabijaksana. Apabila kita belajar ilmu falak, akan tahulah betapa telitinya pembagian di antara siang dan malam itu. Di musim panas siang lebih panjang, di musim dingin malam pula yang lebih panjang, dan dapat dipelajari dengan saksama jam, menit, dan detik dari terbit atau terbenamnya matahari."Maka Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang." Tiap pagi dapatlah kita saksikan pergiliran malam kepada siang itu. Mulanya fajar menyingsing, itulah ujung malam dan waktu Shubuh tiba.
Kemudian berangsur terbitlah matahari, hari pun bertambah siang, dan datanglah hari yang baru dan segar."Untuk mencari karunia dari Tuhanmu." Mulailah manusia keluar dari rumahnya dan gubuknya, gedungnya, dan istananya, untuk berusaha mencari re
zeki yang tersimpan di atas permukaan bumi ini. Masing-masing mendapat sekadar yang ditentukan Allah."Dan supaya kamu ketahui bilangan tahun-tahun dan hisab (perhitungan).'' 60 menit jadi satu jam, 24 jam menjadi sehari semalam, 30 atau 31 hari jadi sebulan, 12 bulan jadi setahun. Dan orang pun menghisab sampai kepada yang sehalus-halusnya. Itulah ilmu hisab atau ilmu falak.
“Dan tiap-tiap sesuatu Kami jelas-kan sejelas-jelasnya."
Dengan keterangan di ujung ayat bahwa segala sesuatu dijelaskan Aliah sampai sejelas-jelasnya, batallah jadinya teori ahli-ahli filsafat yang mengatakan bahwa Allah itu hanya me-ngatur garis besar saja, tidak mencampuri soal yang berkecil-kecil (detail).