Ayat
Terjemahan Per Kata
إِذٗا
jika demikian
لَّأَذَقۡنَٰكَ
niscaya Kami rasakan kepadamu
ضِعۡفَ
lipat ganda
ٱلۡحَيَوٰةِ
waktu hidup
وَضِعۡفَ
dan berlipat ganda
ٱلۡمَمَاتِ
sesudah mati
ثُمَّ
kemudian
لَا
tidak
تَجِدُ
kamu mendapatkan
لَكَ
bagimu
عَلَيۡنَا
atas/terhadap Kami
نَصِيرٗا
seorang penolong
إِذٗا
jika demikian
لَّأَذَقۡنَٰكَ
niscaya Kami rasakan kepadamu
ضِعۡفَ
lipat ganda
ٱلۡحَيَوٰةِ
waktu hidup
وَضِعۡفَ
dan berlipat ganda
ٱلۡمَمَاتِ
sesudah mati
ثُمَّ
kemudian
لَا
tidak
تَجِدُ
kamu mendapatkan
لَكَ
bagimu
عَلَيۡنَا
atas/terhadap Kami
نَصِيرٗا
seorang penolong
Terjemahan
Jika demikian, tentu akan Kami rasakan kepadamu (siksaan) dua kali lipat di dunia dan dua kali lipat setelah mati. Kemudian, engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapati seorang penolong pun terhadap Kami.
Tafsir
(Kalau terjadi demikian) seandainya kamu cenderung (benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu berlipat kali) azab (di dunia ini dan begitu pula berlipat ganda) azab (sesudah mati) sama dengan dua kali lipat azab yang ditimpakan kepada selainmu di dunia dan di akhirat (dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami) yang dapat mencegah azab yang ditimpakan kepadamu.
Tafsir Surat Al-Isra: 73-75
Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka; kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami.
Allah ﷻ menceritakan tentang dukungan-Nya kepada Rasul-Nya, bahwa Dia meneguhkan pendiriannya, memeliharanya serta menyelamatkannya dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu muslihat orang-orang yang durhaka. Dialah yang mengatur urusannya serta menolongnya, Dia tidak akan menyerahkannya kepada seorang pun dari kalangan makhlukNya, bahkan Dialah Penolong, Pelindung, Pemelihara, Pendukung, dan Yang memenangkan agamanya terhadap semua orang yang memusuhi dan menentangnya, baik yang ada di belahan timur maupun yang ada di belahan barat. Semoga Allah melimpahkan salam kepadanya sebanyak-banyaknya sampai hari kiamat.
Jika demikian, yakni jika engkau menuruti kehendak dan keinginannya, tentu akan Kami rasakan kepadamu siksaan dua kali lipat di dunia
ini dan dua kali lipat setelah mati, dibandingkan dengan siksaan yang
kami timpakan kepada selain engkau, dan engkau wahai Nabi Muhammad tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami. Tetapi
Kami telah kuatkan hatimu sehingga engkau tidak tergoda oleh tipu
daya orang-orang kafir itu dan tidak condong sedikit pun untuk menuruti keinginannya. Dan sungguh, mereka orang-orang kafir itu hampir membuatmu wahai
Nabi Muhammad gelisah di negeri Mekah karena mereka menyuruh engkau harus keluar dari negeri itu, akan tetapi Allah mencegahnya sehingga tidak terlaksana keinginan orang-orang kafir itu, dan kalau terjadi
demikian, yakni jika mereka benar-benar mengusirmu dari Mekah niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal di sana melainkan sebentar
saja, kemudian mereka akan hancur binasa.
Allah ﷻ mengingatkan Rasul-Nya bahwa jika ia sempat ter-pengaruh oleh tekanan orang-orang kafir itu, Allah akan menimpakan siksaan berlipat ganda kepadanya, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, kadar hukuman terhadap Rasulullah dua kali lipat dari hukuman terhadap orang lain, begitu juga bagi para istri Nabi. Dalam hal ini, Allah ﷻ berfirman:
Wahai istri-istri Nabi! Barang siapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah. (al-Ahzab/33: 30)
Istri-istri Nabi bila sampai tergelincir menuruti ajakan hawa nafsu, hukumannya dua kali lipat dari istri-istri orang kebanyakan. Dari ayat itu dipahami bahwa hukuman bagi ulama, cendikiawan, dan pemimpin umat lainnya bila bersalah, akan lebih besar daripada hukuman bagi orang kebanyakan.
Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar." (al-Ahzab/33: 67-68)
Allah ﷻ mengingatkan Nabi ﷺ bahwa apabila memenuhi keinginan orang-orang musyrik itu, Allah akan mengazabnya berlipat ganda, baik di dunia ataupun di akhirat. Ia tidak akan menemukan seorang penolong pun yang dapat melepaskannya dari azab itu. Menjadi keharusan bagi setiap kaum Muslimin agar menjadikan ayat ini sebagai pedoman dalam setiap langkahnya dalam beragama.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
UJIAN PERJUANGAN RASULULLAH ﷺ
Memang hebatlah perjuangan yang dihadapi oleh utusan Allah ﷺ itu. Siang dan malam kaum musyrikin yang memusuhinya itu mencari berbagai ikhtiar untuk menangkis segala ajaran Nabi dan menggagalkannya. Salah satu usaha yang mereka rencanakan ialah dengan mendekati beliau, berlaku ramah kepada beliau dan membujuk-bujuk. Karena dengan kekerasan tidak laku, mereka hendak mencoba cara lunak. Mereka minta agar celaan kepada berhala yang mereka sembah dan puja dikurangi. Sehingga pernahlah terjadi, seketika beliau thawaf keliling Ka'bah, sesampai di Hajarul Aswad (batu hitam) beliau cium batu itu menurut kebiasaan, sebagai memberi hormat. Tiba-tiba datanglah seorang di antara pemuka musyrik itu mendekati beliau dan meminta agar berhala mereka yang tertegak di dekat batu itu beliau jamah juga agak sedikit. Namun beliau tidak mau. Begitulah menurut satu riwayat dari Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan Sa'id bin Jubair.
Kalau beliau sudi memperlunak sikap agak sedikit, mereka akan sudi berkawan dan ketegangan akan dapat dikurangi.
Tetapi bagaimana sikap beliau? Senyum tetap senyum, tetapi pendirian yang pokok tidak dapat diubah walaupun sedikit. Inilah yang disindirkan Allah pada ayat selanjutnya ini,
Ayat 73
“Dan sesungguhnya nyarislah mereka memfitnahkan engkau dari yang telah Kami wahyukan kepada engkau."
Memfitnahkan di sini ialah membujuk dan merayu, “Supaya engkau ada-adakan yang lainnya di atas nama Kami," supaya pendirian yang telah ditentukan Allah menegakkan tauhid dapat diubah agak sedikit.
“Kalau mau begitu, niscaya mereka jadikan engkau kawan."
Kalau mau begitu, mereka tidak akan memusuhi engkau lagi. Tetapi habislah apa yang diperjuangkan. Padahal satu pendirian yang baru, yang ingin mengubah apa yang tetah terbiasa dipakai orang, pastilah dimusuhi.
Lalu pada ayat berikutnya Allah menjelaskan pertolongan-Nya kepada Rasul-Nya,
Ayat 74
“Jika tidak Kami teguhkan engkau, nyanis-tah engkau condong kepada mereka agak sedikit"
Artinya dengan pertolongan Allah jualah hati Nabi Muhammad ﷺ diteguhkan.
Dengan firman Allah demikian itu dapatlah kita memahami bahwa berjuang menghadapi lawan yang bersikap secara halus dan lemah lembut kadang-kadang lebih sukar daripada menghadapi sikap mereka yang kasar. Kalau bukan Allah yang menolong, bisa saja hati Nabi Muhammad ﷺ lemah dan kendur karena sikap lunak lawan itu.
Ayat 75
“Kalau begitu,"
Yaitu kalau jadi hati engkau condong karena sikap mereka yang lemah lembut membujuk itu."Niscaya akan Kami rasakan kepada engkau dua ganda kesusahan hidup dan dua ganda kesusahan mati." Artinya, penderitaan yang akan engkau rasai karena menurutkan bujukan halus mereka itu adzab dunia (hidup) dua kali dan adzab akhirat (mati) dua kali pula. Tegasnya bahwa tanggung jawab seorang rasul yang menerima amanah begitu berat dari Allah adalah amat besar, lipat ganda dari tanggung jawab manusia biasa. Sebagaimana disebutkan Allah juga di dalam surah al-Ahzab ayat 30, bahwa istri Rasulullah kalau berbuat suatu dosa yang keji, mereka pun ditimpa adzab siksaan Allah berlipat ganda daripada yang diterima manusia biasa."Kemudian, tidak akan engkau dapati untuk engkau terhadap Kami, seorang penolong pun."
Ayat 76
“Dan jika pun nyaris mereka halaukan engkau dari bumi, untuk mengeluarkan engkau darinya."
Ada dua macam pendapat tentang sebab turun ayat ini. Menurut Abdurrahman bin Ghanam ialah tipuan orang Yahudi di Madinah, yang menganjurkan Nabi ﷺ supaya berpindah saja dari Madinah ke Syam, sebab di Syam itulah dari zaman dahulu kala kedudukan nabi-nabi. Sebab itu maka ketika Nabi ﷺ pergi ke Peperangan Tabuk, yang sudah dekat ke Syam, sudah ada maksud beliau meneruskan perjalanan ke sana. Tetapi menurut Mujahid dan Qatadah ayat ini masih ayat Mekah, dan surah ini adalah surah Makkiyah, menerangkan sudah ada sejak semula maksud orang Quraisy hendak menghalau atau mengusir Nabi ﷺ dari bumi Mekah; biar dia pindah ke tempat lain, supaya mereka itu tidak terganggu lagi menyembah berhala mereka."Dan kalau terjadi demikian, tidaklah akan lama mereka sepeninggal engkau." Tidaklah akan lama mereka bersenang diri dan berkuasa. Sebab ajaran yang dibawa Rasulullah itu tidak akan bertambah kucut, melainkan akan kian berkembang:
“kecuali hanya sebentar."
Sebentar saja, taruhlah setahun dua, niscaya akan jatuhlah pamor mereka dan runtuhlah pertahanan mereka. Sebab yang mereka pertahankan itu hanyalah yang batil.
Ayat 77
“Jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah Kami utus sebelum engkau dari (kalangan) rasut-rasut Kami."
Artinya, apa yang engkau alami sekarang ini, begini juga yang dialami oleh orang-orang yang telah Kami utus sebelum engkau. Tidak ada seorang nabi pun atau rasul yang tidak menempuh kesukaran dalam perjuangan menegakkan perintah Allah di muka bumi ditantang, dikerasi, dibujuk, dan dicumbu agar berganjak dari pendirian dan berubah agak sedikit dari aqidah.
“Dan tidaklah ada pada jalan yang telah Kami tetapkan itu suatu perubahan pun."
Akan menghindar dari kesulitan ini tidaklah dapat. Segala rasul utusan Allah mesti menderita yang demikian. Dibenci dan disengsarakan namun mereka tidak boleh mundur setapak jua pun. Berganjak dari pendirian sedikit saja pun artinya ialah melalaikan kewajiban. Memperturutkan kehendak mereka itu agak sedikit, berarti dosa, berarti mengubah pendirian batin. Karena sekali mereka telah diberi hati, mereka akan terus, dan pasti kepercayaan umat yang mengikutmu akan berkurang kalau engkau mundur.
Oleh sebab itu apakah jalan keluar? Datanglah ayat seterusnya.