Ayat
Terjemahan Per Kata
وَإِن
dan bahwa
كَادُواْ
hampir-hampir mereka
لَيَفۡتِنُونَكَ
sungguh mereka akan memfitnah kamu
عَنِ
dari
ٱلَّذِيٓ
(apa) yang
أَوۡحَيۡنَآ
Kami wahyukan
إِلَيۡكَ
kepadamu
لِتَفۡتَرِيَ
agar kamu mengada-adakan
عَلَيۡنَا
atas/terhadap kami
غَيۡرَهُۥۖ
lainnya
وَإِذٗا
dan jika demikian
لَّٱتَّخَذُوكَ
tentu mereka mengambil kamu
خَلِيلٗا
teman setia
وَإِن
dan bahwa
كَادُواْ
hampir-hampir mereka
لَيَفۡتِنُونَكَ
sungguh mereka akan memfitnah kamu
عَنِ
dari
ٱلَّذِيٓ
(apa) yang
أَوۡحَيۡنَآ
Kami wahyukan
إِلَيۡكَ
kepadamu
لِتَفۡتَرِيَ
agar kamu mengada-adakan
عَلَيۡنَا
atas/terhadap kami
غَيۡرَهُۥۖ
lainnya
وَإِذٗا
dan jika demikian
لَّٱتَّخَذُوكَ
tentu mereka mengambil kamu
خَلِيلٗا
teman setia
Terjemahan
Sesungguhnya mereka hampir memalingkan engkau (Nabi Muhammad) dari (apa) yang telah Kami wahyukan kepadamu agar engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami. Jika demikian, tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia.
Tafsir
(Dan sesungguhnya) huruf in di sini adalah bentuk takhfif daripada inna (mereka hampir) hampir-hampir saja (memalingkan kamu) menyimpangkan kamu (dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu) seandainya kamu melakukan hal itu (tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat-sahabat yang setia.).
Tafsir Surat Al-Isra: 73-75
Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir saja condong sedikit kepada mereka;
Kalau terjadi demikian, sungguh Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu pula (siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami.
Ayat 73-75
Allah ﷻ menceritakan tentang dukungan-Nya kepada Rasul-Nya, bahwa Dia meneguhkan pendiriannya, memeliharanya serta menyelamatkannya dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu muslihat orang-orang yang durhaka. Dialah yang mengatur urusannya serta menolongnya, Dia tidak akan menyerahkannya kepada seorang pun dari kalangan makhlukNya, bahkan Dialah Penolong, Pelindung, Pemelihara, Pendukung, dan Yang memenangkan agamanya terhadap semua orang yang memusuhi dan menentangnya, baik yang ada di belahan timur maupun yang ada di belahan barat. Semoga Allah melimpahkan salam kepadanya sebanyak-banyaknya sampai hari kiamat.
Orang-orang kafir berupaya agar Nabi Muhammad mau menuruti
keinginan mereka, menyampaikan sesuatu yang lain dari apa yang diwahyukan oleh Allah. Nabi terdorong oleh harapannya yang sangat
kuat agar mereka masuk Islam, hampir saja tergoda oleh bujuk rayu
orang-orang kafir itu, akan tetapi Allah meneguhkan hatinya sehingga
keinginan orang kafir itu tidak terlaksana. Dan mereka, orang-orang kafir, hampir memalingkan engkau wahai Nabi Muhammad dari apa yang
telah Kami wahyukan kepadamu, yaitu menyangkut perintah dan larangan, janji dan ancaman yang terkandung dalam Al-Qur'an, dan menyuruhmu agar engkau mengada-ada menyampaikan sesuatu yang lain dari
apa yang termaktub dalam Al-Qur'an itu terhadap Kami; dan jika engkau berbuat demikian tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia,
sebab engkau menuruti kehendaknya dan melaksanakan perintahnya. Dan sekiranya Kami tidak memperteguh hatimu, untuk menolak kehendak dan keinginan mereka niscaya engkau hampir saja condong sedikit
kepada mereka, disebabkan karena mereka berupaya sangat keras membujukmu agar engkau menyampaikan sesuatu yang lain dari apa yang
Kami wahyukan kepadamu.
Dalam ayat ini dijelaskan usaha yang dilakukan kaum musyrikin Quraisy untuk menipu Nabi Muhammad saw, sehingga beliau hampir saja teperdaya, berpaling dari wahyu yang telah diterimanya dari Allah swt, dan memenuhi permintaan mereka agar mengakui tuhan-tuhan mereka. Karena perlindungan Allah, Nabi tetap bisa teguh pendiriannya dalam menyebarkan dakwah, walaupun tekanan dari orang-orang Quraisy semakin hebat.
Allah mengingatkan Rasul-Nya, kalau ia mengikuti apa yang mereka kehendaki, mereka tentu akan mengambilnya sebagai sahabat atau mengangkatnya menjadi pemimpin. Mereka juga akan menyatakan di hadapan manusia bahwa Nabi ﷺ telah menyetujui dan mengakui agama mereka. Dengan demikian, Nabi ﷺ akan terjauh dari petunjuk dan bimbingan Allah ﷻ
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
UJIAN PERJUANGAN RASULULLAH ﷺ
Memang hebatlah perjuangan yang dihadapi oleh utusan Allah ﷺ itu. Siang dan malam kaum musyrikin yang memusuhinya itu mencari berbagai ikhtiar untuk menangkis segala ajaran Nabi dan menggagalkannya. Salah satu usaha yang mereka rencanakan ialah dengan mendekati beliau, berlaku ramah kepada beliau dan membujuk-bujuk. Karena dengan kekerasan tidak laku, mereka hendak mencoba cara lunak. Mereka minta agar celaan kepada berhala yang mereka sembah dan puja dikurangi. Sehingga pernahlah terjadi, seketika beliau thawaf keliling Ka'bah, sesampai di Hajarul Aswad (batu hitam) beliau cium batu itu menurut kebiasaan, sebagai memberi hormat. Tiba-tiba datanglah seorang di antara pemuka musyrik itu mendekati beliau dan meminta agar berhala mereka yang tertegak di dekat batu itu beliau jamah juga agak sedikit. Namun beliau tidak mau. Begitulah menurut satu riwayat dari Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan Sa'id bin Jubair.
Kalau beliau sudi memperlunak sikap agak sedikit, mereka akan sudi berkawan dan ketegangan akan dapat dikurangi.
Tetapi bagaimana sikap beliau? Senyum tetap senyum, tetapi pendirian yang pokok tidak dapat diubah walaupun sedikit. Inilah yang disindirkan Allah pada ayat selanjutnya ini,
Ayat 73
“Dan sesungguhnya nyarislah mereka memfitnahkan engkau dari yang telah Kami wahyukan kepada engkau."
Memfitnahkan di sini ialah membujuk dan merayu, “Supaya engkau ada-adakan yang lainnya di atas nama Kami," supaya pendirian yang telah ditentukan Allah menegakkan tauhid dapat diubah agak sedikit.
“Kalau mau begitu, niscaya mereka jadikan engkau kawan."
Kalau mau begitu, mereka tidak akan memusuhi engkau lagi. Tetapi habislah apa yang diperjuangkan. Padahal satu pendirian yang baru, yang ingin mengubah apa yang tetah terbiasa dipakai orang, pastilah dimusuhi.
Lalu pada ayat berikutnya Allah menjelaskan pertolongan-Nya kepada Rasul-Nya,
Ayat 74
“Jika tidak Kami teguhkan engkau, nyanis-tah engkau condong kepada mereka agak sedikit"
Artinya dengan pertolongan Allah jualah hati Nabi Muhammad ﷺ diteguhkan.
Dengan firman Allah demikian itu dapatlah kita memahami bahwa berjuang menghadapi lawan yang bersikap secara halus dan lemah lembut kadang-kadang lebih sukar daripada menghadapi sikap mereka yang kasar. Kalau bukan Allah yang menolong, bisa saja hati Nabi Muhammad ﷺ lemah dan kendur karena sikap lunak lawan itu.
Ayat 75
“Kalau begitu,"
Yaitu kalau jadi hati engkau condong karena sikap mereka yang lemah lembut membujuk itu."Niscaya akan Kami rasakan kepada engkau dua ganda kesusahan hidup dan dua ganda kesusahan mati." Artinya, penderitaan yang akan engkau rasai karena menurutkan bujukan halus mereka itu adzab dunia (hidup) dua kali dan adzab akhirat (mati) dua kali pula. Tegasnya bahwa tanggung jawab seorang rasul yang menerima amanah begitu berat dari Allah adalah amat besar, lipat ganda dari tanggung jawab manusia biasa. Sebagaimana disebutkan Allah juga di dalam surah al-Ahzab ayat 30, bahwa istri Rasulullah kalau berbuat suatu dosa yang keji, mereka pun ditimpa adzab siksaan Allah berlipat ganda daripada yang diterima manusia biasa."Kemudian, tidak akan engkau dapati untuk engkau terhadap Kami, seorang penolong pun."
Ayat 76
“Dan jika pun nyaris mereka halaukan engkau dari bumi, untuk mengeluarkan engkau darinya."
Ada dua macam pendapat tentang sebab turun ayat ini. Menurut Abdurrahman bin Ghanam ialah tipuan orang Yahudi di Madinah, yang menganjurkan Nabi ﷺ supaya berpindah saja dari Madinah ke Syam, sebab di Syam itulah dari zaman dahulu kala kedudukan nabi-nabi. Sebab itu maka ketika Nabi ﷺ pergi ke Peperangan Tabuk, yang sudah dekat ke Syam, sudah ada maksud beliau meneruskan perjalanan ke sana. Tetapi menurut Mujahid dan Qatadah ayat ini masih ayat Mekah, dan surah ini adalah surah Makkiyah, menerangkan sudah ada sejak semula maksud orang Quraisy hendak menghalau atau mengusir Nabi ﷺ dari bumi Mekah; biar dia pindah ke tempat lain, supaya mereka itu tidak terganggu lagi menyembah berhala mereka."Dan kalau terjadi demikian, tidaklah akan lama mereka sepeninggal engkau." Tidaklah akan lama mereka bersenang diri dan berkuasa. Sebab ajaran yang dibawa Rasulullah itu tidak akan bertambah kucut, melainkan akan kian berkembang:
“kecuali hanya sebentar."
Sebentar saja, taruhlah setahun dua, niscaya akan jatuhlah pamor mereka dan runtuhlah pertahanan mereka. Sebab yang mereka pertahankan itu hanyalah yang batil.
Ayat 77
“Jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah Kami utus sebelum engkau dari (kalangan) rasut-rasut Kami."
Artinya, apa yang engkau alami sekarang ini, begini juga yang dialami oleh orang-orang yang telah Kami utus sebelum engkau. Tidak ada seorang nabi pun atau rasul yang tidak menempuh kesukaran dalam perjuangan menegakkan perintah Allah di muka bumi ditantang, dikerasi, dibujuk, dan dicumbu agar berganjak dari pendirian dan berubah agak sedikit dari aqidah.
“Dan tidaklah ada pada jalan yang telah Kami tetapkan itu suatu perubahan pun."
Akan menghindar dari kesulitan ini tidaklah dapat. Segala rasul utusan Allah mesti menderita yang demikian. Dibenci dan disengsarakan namun mereka tidak boleh mundur setapak jua pun. Berganjak dari pendirian sedikit saja pun artinya ialah melalaikan kewajiban. Memperturutkan kehendak mereka itu agak sedikit, berarti dosa, berarti mengubah pendirian batin. Karena sekali mereka telah diberi hati, mereka akan terus, dan pasti kepercayaan umat yang mengikutmu akan berkurang kalau engkau mundur.
Oleh sebab itu apakah jalan keluar? Datanglah ayat seterusnya.








