Ayat
Terjemahan Per Kata
يَتَوَٰرَىٰ
ia menyembunyikan diri
مِنَ
dari
ٱلۡقَوۡمِ
kaum
مِن
dari
سُوٓءِ
seburuk-buruk
مَا
apa
بُشِّرَ
dikabarkan
بِهِۦٓۚ
dengannya/kepadanya
أَيُمۡسِكُهُۥ
apakah ia akan memelihara
عَلَىٰ
atas/dengan
هُونٍ
kehinaan
أَمۡ
atau
يَدُسُّهُۥ
ia menguburkan
فِي
didalam
ٱلتُّرَابِۗ
tanah
أَلَا
ingatlah
سَآءَ
alangkah buruknya
مَا
apa
يَحۡكُمُونَ
mereka tetapkan
يَتَوَٰرَىٰ
ia menyembunyikan diri
مِنَ
dari
ٱلۡقَوۡمِ
kaum
مِن
dari
سُوٓءِ
seburuk-buruk
مَا
apa
بُشِّرَ
dikabarkan
بِهِۦٓۚ
dengannya/kepadanya
أَيُمۡسِكُهُۥ
apakah ia akan memelihara
عَلَىٰ
atas/dengan
هُونٍ
kehinaan
أَمۡ
atau
يَدُسُّهُۥ
ia menguburkan
فِي
didalam
ٱلتُّرَابِۗ
tanah
أَلَا
ingatlah
سَآءَ
alangkah buruknya
مَا
apa
يَحۡكُمُونَ
mereka tetapkan
Terjemahan
Dia bersembunyi dari orang banyak karena kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah, alangkah buruk (putusan) yang mereka tetapkan itu!
Tafsir
(Ia menyembunyikan dirinya) menghilang (dari orang banyak) dari pandangan kaumnya (disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya) karena ia takut akan mendapat celaan, sedangkan ia dalam keadaan bingung untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai pemecahannya. (Apakah dia akan memeliharanya) yakni membiarkannya tanpa dibunuh (dengan menanggung kehinaan) hina dan direndahkan (ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hidup-hidup) seumpamanya ia memendam anak perempuan itu ke dalam tanah. (Ketahuilah, alangkah buruknya) alangkah jeleknya (apa yang mereka tetapkan itu) keputusan mereka itu karena mereka telah menisbatkan kepada Tuhan yang menciptakan mereka mempunyai anak-anak perempuan padahal anak-anak perempuan itu kedudukannya di kalangan mereka serendah itu.
Tafsir Surat An-Nahl: 56-60
Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka Demi Allah, sesungguhnya kalian akan ditanyai tentang apa yang telah kalian ada-adakan. Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Mahasuci Allah, sedangkan untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah, ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya.
Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat mempunyai sifat yang buruk, dan Allah mempunyai sifat yang Mahatinggi; dan Dialah Yang Mahaperkasa. lagi Mahabijaksana. Allah ﷻ menceritakan keburukan-keburukan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala dan patung-patung serta tandingan-tandingan yang mereka ada-adakan di samping Allah tanpa pengetahuan. Mereka sediakan untuk berhala-berhala itu satu bagian dari apa yang direzekikan oleh Allah untuk mereka.
Seperti yang disitir oleh firman Allah yang menceritakan ucapan mereka: Ini untuk Allah, sesuai dengan persangkaan mereka, dan ini untuk berhala-berhala kami. Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. (Al-Anam: 136) Yakni mereka menetapkan bagi tuhan-tuhan sembahan mereka suatu bagian bersama-sama dengan bagian Allah, bahkan mereka menye-jajarkannya dengan Allah.
Maka Allah bersumpah dengan menyebut nama Zat-Nya sendiri Yang Mahamulia, bahwa sesungguhnya Dia kelak akan meminta pertanggungjawaban dari mereka terhadap hal-hal yang mereka buat-buat itu. Sesungguhnya mereka benar-benar akan mendapat balasan dari perbuatannya dan kelak Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna, yaitu di neraka Jahanam. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Demi Allah, sesungguhnya kalian akan ditanyai tentang apa yang telah kalian ada-adakan. (An-Nahl: 56) Kemudian Allah ﷻ menyebutkan perihal sikap mereka, bahwa mereka menjadikan para malaikathamba-hamba Allah sebagai makhluk jenis perempuan, lalu mereka menganggapnya sebagai anak-anak perempuan Allah, yang mereka sembah juga selain-Nya.
Mereka melakukan kekeliruan yang sangat besar dalam tiga penilaian tersebut. Mereka menisbatkan kepada Allah ﷻ bahwa Allah mempunyai anak, padahal Allah tidak beranak. Kemudian mereka memberikan kepada-Nya bagian anak yang paling rendah, yaitu anak-anak perempuan, padahal mereka tidak senang hal tersebut buat diri mereka sendiri, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Apakah (patut) untuk kalian (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidakadil. (An-Najm: 21-22) Dan firman Allah ﷻ dalam surat ini, yaitu: Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Mahasuci Allah. (An-Nahl: 57) Yakni Mahasuci Allah dari perkataan dan apa yang mereka buat-buat itu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan, "Allah beranak.
Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi pada kalian? Bagaimana (caranya) kalian menetapkan? (Ash-Shaffat: 151-154) Adapun firman Allah ﷻ: sedangkan untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). (An-Nahl: 57) Maksudnya, untuk diri mereka sendiri mereka memilih anak-anak laki-laki, enggan menerima anak-anak perempuan yang kemudian mereka nisbatkan kepada Allah. Mahatinggi Allah dari ucapan mereka dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya. (An-Nahl: 58) Yakni tampak murung karena sedih dengan karunia anak yang diterimanya.
dan dia sangat marah. (An-Nahl: 58) Yaitu diam karena sangat sedih. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak. (An-Nahl: 59) Maksudnya, tidak suka bila dirinya dilihat oleh orang-orang. disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? (An-Nahl: 59) Yakni jika dia membiarkan anak perempuannya hidup, berarti dia membiarkannya hidup terhina; dia tidak memberikan hak waris kepadanya, tidak pula memperhatikannya, dia lebih mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.
ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). (An-Nahl: 59) Yaitu mengebumikannya hidup-hidup, seperti yang biasa mereka lakukan di masa Jahiliah. Maka apakah yang tidak mereka sukai itu dan mereka menolaknya buat diri mereka, lalu mereka menjadikannya buat Allah? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An-Nahl: 59) Alangkah buruknya apa yang mereka katakan itu, alangkah buruknya apa yang mereka bagikan itu, dan alangkah buruknya apa yang mereka nisbatkan kepada-Nya.
Makna ayat ini sama dengan ayat lain yang mengatakan: Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah, jadilah mukanya hitam pekat, sedangkan dia amat menahan sedih. (Az-Zukhruf: 17) Firman Allah ﷻ: Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk. (An-Nahl: 60) Maksudnya, kekurangan itu hanyalah pantas dinisbatkan kepada mereka.
dan Allah mempunyai sifat Yang Mahatinggi. (An-Nahl: 60) Yakni Kesempurnaan yang mutlak dari segala seginya, hal inilah yang pantas dinisbatkan kepada Allah. dan Dialah YangMahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nahl: 60)"
Dia lalu menyembunyikan diri dari orang banyak disebabkan kabar buruk
yang disampaikan kepadanya berupa kelahiran anak perempuan. Dalam
keadaan demikian, dia bingung apakah dia akan memeliharanya dengan
menanggung malu dan kehinaan dalam diri, martabat, dan kehormatannya, atau akan membenamkannya hidup-hidup ke dalam tanah' Ingatlah,
alangkah buruknya putusan yang mereka tetapkan itu. Allah menegaskan bahwa bagi orang-orang yang tidak beriman pada
kehidupan akhirat, ada sifat, sikap, dan perbuatan yang buruk; dan Allah
Yang Maha Esa dan Mahakuasa mempunyai sifat Yang Mahatinggi. Ketinggian, kesucian, dan kekuasaan-Nya tidak dapat dijangkau oleh siapa pun dari makhluk-Nya. Dan Dia Mahaperkasa atas segala sesuatu,
Mahabijaksana dalam kekuasaan-Nya dengan menempatkan sesuatu
sesuai hikmah yang ditetapkan-Nya.
Allah ﷻ menjelaskan lebih lanjut perilaku orang-orang musyrik pada saat mereka mendapatkan anak perempuan. Mereka menarik diri dari masyarakatnya karena mendapat kabar buruk dengan kelahiran anak perempuan itu. Mereka bersembunyi dari orang banyak karena takut mendapat hinaan, dan tidak menginginkan ada orang yang mengetahui aib yang menimpa dirinya. Kemudian terbayang dalam pikiran mereka apakah anak yang mendatangkan aib itu akan dipelihara dengan menanggung kehinaan yang berkepanjangan, karena anak perempuan itu tidak berhak mendapat warisan dan penghargaan masyarakat, serta hanya sebagai pelayan laki-laki, atau apakah mereka akan menguburnya ke dalam tanah hidup-hidup. Kebiasaan mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup itu dipandang sebagai dosa besar yang harus mereka pertanggungjawabkan di hari perhitungan, karena perbuatan itu bertentangan dengan nurani manusia dan akal sehat.
Allah ﷻ berfirman:
Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa dia dibunuh? (at-Takwir/81: 8-9)
Di akhir ayat, Allah ﷻ menyatakan bahwa alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan dan simpulkan itu, yaitu mereka malu memperoleh anak perempuan sehingga menyembunyikan dirinya dari orang banyak. Begitu malunya mereka sehingga mereka merasa harus memilih apakah akan tetap memelihara anak perempuan itu tetapi dengan menanggung malu, atau mereka kubur hidup-hidup. Allah menegaskan bahwa pandangan mereka mengenai anak perempuan itu sangat keliru.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 48
“Apakah tidak mereka lihat barang suatu yang dijadikan Allah, yang ... bayang-bayangnya ke kanan dan ke kini."
Beredar bayang-bayangnya ke kanan dan ke kiri, yaitu menurut perjalanan matahari, misalnya di waktu pagi bayang-bayang itu condong ke kanan, di waktu petang condonglah dia ke kiri, demikian terus-menerus tidak berhenti-henti."Karena sujud kepada Allah." Yaitu kepatuhan dan ketaatan, tidak dapat membelokkan haluan menurut kemauan sendiri.
“Sedang mereka adalah meiendahkan dini."
Tidak ada yang dapat menyombongkan diri dan membantah apa yang ditentukan oleh Allah.
Seterusnya diterangkan dari hal kesujudan itu,
Ayat 49
“Dan kepada Allah-lah bersujud apa yang ada di semua langit dan apa yang ada di bumi."
Masing-masing niscaya menurut caranya sendiri. Sedang manusia sendiri sujudnya di waktu sehat dan sujudnya di waktu sakit lagi berbeda, kononlah berbagai aneka alam ini."Dari antara yang melata dan malaikat." Yang melata di bumi ialah yang berjalan dengan kaki dua, yang berjalan dengan kaki empat, yang merayap dengan banyak kaki seperti ulat-ulat, semuanya sujud, artinya patuh dan taat, tidak dapat membantah, dan tidak mau membantah apa yang telah ditentukan Allah; apatah lagi malaikat-malaikat, sebagaimana banyak tersebut dalam Al-Qur'an.
“Sedang mereka tidaklah menyombong “
Yang menyombong adalah manusia yang tidak tahu diri dan iblis. (Sehabis membaca ayat 49 ini, sunnah sujud tilawah).
Berkata az-Zajjaj, “Yang dimaksud dengan sujud ialah sujudnya tubuh. Sujud tubuh ialah patuhnya menurut, tidak dapat berbuat lain daripada apa yang ditentukan oleh perbuatan Allah. Dan ini adalah umum bagi seluruh tubuh." Misalnya tubuh manusia dari mulai dalam kandungan ibu sampai lahir ke dunia, sampai dewasa, sampai tua. Keadaan tubuhnya mesti tunduk atau sujud kepada peraturan Allah. Dia tidak bisa bertahan. Misalnya tanggalnya gigi, kaburnya mata dan mulai pekaknya telinga. Tubuh mesti tunduk kepada peraturan itu.
Ayat 50
“Takut mereka itu kepada Allah mereka yang di atas mereka."
“Di atas" di sini tentunya bukan tempat, karena Allah tidak menduduki tempat tertentu. Maksud di atas ialah kekuasaan Allah yang menyebabkan malaikat itu di bawah perintah-Nya.
“Dan mereka kerjakan apa yang diperintahkan."
Tetapi kalau kita pikir-pikirkan makna yang luas dari sujud, bahkan manusia yang durhaka sendiri pun, mau atau tidak mau, tidak dapat tidak mesti sujud kepada Allah, patuh menuruti ketentuan Allah. Dapatkah kita mempertahankan umur yang selalu bertambah? Dapatkah kita mempertahankan sehingga kita mudah terus? Dapatkah kita menolak mati? Dapatkah kita menolak apa yang ditakdirkan? Yang mencelakakan kita ialah tidak insaf akan hal ini. Sedangkan langit dan bumi sesudah diciptakan oleh Allah,— seperti termaktub dalam surah as-Sajdahayat 11—telah dipanggil oleh Allah dengan pertanyaan, “Maukah datang dengan taat atau dengan paksa?" Keduanya menjawab, “Kami akan datang dengan taat."
Ayat 51
“Dan berkata Allah, “Janganlah kamu adakan dua Allah."
Sebab menduakan Allah atau memperbi-langkan Allah, adalah dari pikiran yang kacau balau, pikiran yang tidak jernih."Tidak lain Dia, melainkan Allah Yang Tunggal" Berdiri sendiri-Nya dan tidak memerlukan bantuan dari tuhan yang lain.
“Maka kepada-Kulah hendaknya kamu semua takut."
Islam mengajarkan bahwa selain kepada Allah itu kita merasakan kasih dan ridha, kita pun wajib takut. Sebab di samping Allah mempunyai sifat kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya yang patuh, Allah juga murka dan memberikan siksa kepada yang melanggar apa yang ditentukan-Nya. Tanda kasih-Nya, disediakan-Nya surga, tanda murka-Nya dise-diakan-Nya neraka. Surga membuat kita kasih kepada Allah. Neraka membuat kita takut.
Ayat 52
“Dan bagi-Nyalah apa yang ada di semua langit dan bumi."
Artinya Dia yang menciptakan semua, dan Dia yang Menguasai semua."Dan kepada-Nyalah ketaatan dengan tetap" — Ad-Din, yang biasa telah kita artikan agama, di sini diartikan tha'at. Maka segala ketaatan sekali-kali bukanlah untuk yang lain, sebab yang lain pada hakikatnya tidak ada. Ketaatan hanya tetap kepada Yang Esa, sehingga lanjutan ayat ialah pertanyaan.
“Apakah kepada yang selain Allah kamu hendak bertakwa?"
Tidak mungkin! Karena yang selain Allah hanyalah alam belaka.
Semuanya ini adalah rangkaian dan lanjutan dan isi dari kalimat yang telah tercantum pada ayat-ayat di permulaan, yaitu isi wahyu yang dibawa oleh malaikat."Tiada Allah, melainkan Aku, maka bertakwalah kamu ke pada-Ku."
Ayat 53
“Dan apa saja pun nikmat yang ada pada kamu, adalah itu dari Allah."
Ini adalah peringatan penting bagi manusia, suatu isyarat supaya mereka jangan lupa ketika mereka berenang dalam laut nikmat. Memang banyaklah kita manusia ini apabila telah mendapat apa yang dinikmatkan, lalu lupa kepada yang menganugerahkan nikmat, lupa berterima kasih, dan hidup menuruti kehendak hati sendiri. Itu pun sudah satu gejala dari syirik. Sebab telah menduakan Allah dengan nikmat yang diberikan Allah.
Menyerupai kemusyrikan seperti ini juga ialah seperti sangkaan setengah orang tentang salah seorang dari anaknya yang membawa tuah. Ada orang beranak banyak memandang bahwa salah seorang daripada anak-anak itu adalah pembawa rezeki. Sebab sejak anak itu lahir, pintu pencariannya terbuka, rezekinya berlipat ganda. Maka dihidupkannya kepercayaan bahwa yang menjadi sebab rezeki itu ialah anaknya yang satu itu. Lantaran itu perhatiannya kepada anak satu itu lebih dari kepada yang lain, sehingga dalam kalangan anak-anaknya sendiri timbul iri hati. Padahal inilah satu kepercayaan takhayul yang tidak berdasar, yang hanya timbul dari angan-angan. Kepercayaan begini membahayakan bagi aqidah; dengan tidak disadari orang dapat mempersekutukan Allah dengan salah seorang putranya. Na'udzu billah!
“Kemudian apabila mengena kepada kamu suatu bahaya, maka kepada-Nya kamu berteriak-teriak."
Ujung ayat ini telah meneropong kebobrokan jiwa manusia. Sedang dibanjiri oleh Allah dengan nikmat, Allah dibelakangi. Demi datang bahaya dengan tiba-tiba, memekik-mekik, berteriak-teriak, minta tolong lepaskan dari bahaya itu. Padahal kalau sedang mendapat nikmat dia tenang bersyukur kepada Allah, niscaya jika datang bahaya dengan ber-tenang pula dia menyujudkan dirinya kepada Allah, dengan tidak usah mengeluh.
Ayat 54
“Kemudian apabila dilepaskan-Nya bahaya itu dari kamu, tiba-tiha ada segolongan dari kamu mempersekutukan Allah mereka."
Hinanya jiwa yang seperti ini, apalah ubahnya dengan anjing. Di waktu terjepit dia menyalak, setelah ditolong orang melepaskan, dia menggerutu dan mengeluarkan saing, tidak kenal terima kasih. Setelah manusia lepas dari bahaya lalu memperserikatkan Allah. Dengan siapa? Misalnya ialah orang yang telah diikat seluruh dirinya oleh bahaya, lalu dia pergi bernadzar dan berkaul kepada sebuah kuburan yang dianggapnya keramat.
Lalu dia pulang sehabis mendoakan kepada Allah di kubur itu. Beberapa waktu kemudian, dia pun terlepas dari utang. Maka memuji syukurlah dia kepada kuburan keramat itu, sebab menurut kepercayaannya, kubur itulah yang menolong dia.
Seketika penulis tafsir ini melawat ke Amerika di tahun 1952, singgahlah penulis ke kota Salt Lake City, di negara bagian Utah, tempat madzhab Kristen Mormonism yang terkenal karena mengizinkan beristri banyak (poligami) berapa kuat. Jadi lebih dari yang ditentukan Islam, yaitu empat. Seketika dibawa berziarah ke gereja mereka, di halaman gereja itu penulis dapati patung dari seekor burung elang putih! Lalu penunjuk jalan— seorang Mormon—menceritakan bahwa burung putih itulah yang menyelamatkan tanaman mereka ketika nenek moyang mereka mula pindah ke negeri itu. Yaitu mereka telah menanam gandum. Seketika gandum mulai akan disabit, dan sangat subur luar biasa, tiba-tiba kelihatanlah di udara berjuta-juta belalang yang hendak hinggap ke atas gandum yang sedang menguning itu. Kalau jadilah belalang berjuta itu hinggap, habislah segala jerih payah dan kelaparanlah yang menunggu mereka, artinya kematian merata. Sedang daerah-daerah yang lain dalam sangat kerasnya membekot mereka, sebab mereka di bawah pimpinan “nabi" mereka Adam Smith dan “Khalifahnya" Bringham Young telah me-negakkan agama “baru". Berpekikanlah orang di tepi sawah, dan berlututlah berdoa mana yang saleh. Tiba-tiba dalam saat itu juga, muncullah beribu-ribu burung putih, datang dari Tasik Asin (Salt Lake) itu menghalau dan me-makani belalang berjuta-juta itu. Sangat hebat perang di udara.
Belalang-belalang itu kalah!
Sebab itu kata penunjuk jalan kami bersyukur kepada burung itu dan kami sembahyang buat burung-burung itu setiap tanggal kejadian itu dan kami dirikanlah patungnya di sini.
Penulis termenung, dan teringat akan ayat yang sedang kita tafsirkan ini. Ajaran Islam ialah bahwa kepada yang mengerahkan burung-burung itulah bersyukur, bukan kepada burungnya.
Ayat 55
“Kanena mereka tidak hendak bentenima kasih terhadap apa yang Kami berikan kepada mereka, maka bensenang-senanglah."
Bermanjalah dan bergembiralah dalam kemewahan dan kemusyrikan.
“Ketak kamu akan mengetahui."
Inilah ancaman Allah yang mengandung kemurkaan, terhadap manusia yang tidak tahu diri, yang iman setipis kulit dasun.
Ayat 56
“Dan mereka jadikan bagi batang yang tidak mereka ketahui suatu peruntukan dari apa yang Kami anugenahkan kepada mereka."
Ini suatu syirik yang lebih jahat lagi. Yaitu Allah Ta'aaia memberi mereka rezeki, lalu se-bagian dari rezeki yang diberikan Allah dihadiahkannya kepada berhala; diuntukkannya atau diasingkannya untuk berhala, atau ada bagian yang tertentu untuk pujaan mereka.
“Demi Allah! Sesungguhnya kamu akan ditanya dari hal yang kamu ada-adakan itu."
Akan diminta kepada mereka pertanggungjawaban, apa sebab, dengan alasan apa, anugerah Allah Tuhanmu Yang Tunggal, kamu berikan sebagian kepada berhala yang kamu jadikan pengganding Allah? Inilah pertanyaan yang sukar buat dijawab! Hal ini sudah banyak dibicarakan dalam surah al-An'aam.
Ayat 57
“Dan mereka adakan bagi Allah anak-anak perempuan, Mahasuci Dia."
Kaum musyrikin mengatakan bahwa Allah beranak, anak itu ialah perempuan. Dan dia adalah malaikat. Jadi malaikat itu adalah perempuan. Allah Mahasuci daripada beranak dan diperanakan.
“Dan bagi mereka adalah apa yang mereka ingini."
Dan mereka sendiri, orang Quraisy khususnya dan orang Arab umumnya tidak suka anak perempuan. Mereka lebih suka dapat anak laki-laki. Tetapi bagi Allah mereka tentukan anak perempuan.
Ayat 58
“Dan apabila diberi berita seorang di antara mereka dengan anak perempuan, jadilah mukanya hitam, sedang mereka sangat marah."
Ayat 59
“Mereka betsentbunyi dari manusia, lantaran batuknya yang diberitakan kepada mereka itu."
Tidak ada malu rupanya yang sebesar itu, sehingga tidak terlihat muka orang. Selama anak perempuan itu masih hidup, malu itu masih tetap ada. Lalu mereka berpikir, “Apakah akan dipeliharanya" terus anak perempuan itu sampai dia dewasa “dengan kehinaan" dalam pandangan masyarakat, sebab dia beranak perempuan, “atau akan disumbatkannya ke dalam tanah." Begitulah anggapan mereka beratus tahun lamanya terhadap anak perempuan, dan tidak jarang kejadian anak perempuan itu dikuburkan hidup-hidup, untuk menghabiskan malu itu. Sekarang dengan congkaknya mereka putuskan bahwa kalau mereka beranak perempuan ada hina dan malu, tetapi Allah anak-Nya ialah perempuan!
“Amat batuklah apa yang mereka hukumkan itu."