Ayat

Terjemahan Per Kata
هَٰذَا
ini
بَلَٰغٞ
penyampaian/penjelasan
لِّلنَّاسِ
bagi manusia
وَلِيُنذَرُواْ
dan supaya diberi peringatan
بِهِۦ
dengannya
وَلِيَعۡلَمُوٓاْ
dan supaya mereka mengetahui
أَنَّمَا
bahwasanya
هُوَ
Dia
إِلَٰهٞ
Tuhan
وَٰحِدٞ
Maha Esa
وَلِيَذَّكَّرَ
dan supaya mengambil pelajaran
أُوْلُواْ
orang-orang yang mempunyai
ٱلۡأَلۡبَٰبِ
akal
هَٰذَا
ini
بَلَٰغٞ
penyampaian/penjelasan
لِّلنَّاسِ
bagi manusia
وَلِيُنذَرُواْ
dan supaya diberi peringatan
بِهِۦ
dengannya
وَلِيَعۡلَمُوٓاْ
dan supaya mereka mengetahui
أَنَّمَا
bahwasanya
هُوَ
Dia
إِلَٰهٞ
Tuhan
وَٰحِدٞ
Maha Esa
وَلِيَذَّكَّرَ
dan supaya mengambil pelajaran
أُوْلُواْ
orang-orang yang mempunyai
ٱلۡأَلۡبَٰبِ
akal
Terjemahan

(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.
Tafsir

(Ini) yakni Al-Qur'an ini (adalah penjelasan yang cukup bagi manusia) artinya diturunkan untuk disampaikan kepada mereka (dan supaya mereka diberi peringatan dengannya dan supaya mereka mengetahui) apa-apa yang terkandung di dalamnya berupa hujah-hujah (bahwasanya Dia) yakni Allah (adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar mau mengambil pelajaran) asalnya adalah liyatadzakkara, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf dzal sehingga jadilah bacaannya liyadzdzakkara artinya, supaya mengambil pelajaran (orang-orang yang berakal) yang berakal sehat.
Tafsir Surat Ibrahim: 52
(Al-Qur'an ini) adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
Allah ﷻ menyebutkan bahwa Al-Qur'an ini adalah penjelasan bagi umat manusia, semakna dengan ayat lainnya: “Supaya dengannya Aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang yang sampai kepadanya Al-Qur'an.” (Al-An'am: 19) Artinya, Al-Qur'an ini adalah penjelasan yang disampaikan kepada semua makhluk manusia dan jin, seperti yang disebutkan dalam permulaan surat ini melalui firman-Nya: “Alif, Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang.” (Ibrahim: 1), hingga akhir ayat.
Firman Allah ﷻ: “Dan supaya mereka diberi peringatan dengannya.” (Ibrahim: 52)
Maksudnya, agar mereka mengambil pelajaran dari Al-Qur'an.
“Dan supaya mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa.” (Ibrahim: 52)
Yakni agar mereka dapat menyimpulkan melalui bukti-bukti dan dalil-dalil yang terkandung di dalamnya, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia.
“Dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Ibrahim: 52)
Ulul Albab artinya orang-orang yang berakal.
Sampai di sini tafsir surat Ibrahim.
Al-Qur'an ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia untuk
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat; agar mereka diberi peringatan
dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha
Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran dari Al-Qur'an tersebut. Alif Laam Raa'. Ayat-ayat pada surah ini adalah sebagian dari ayat-ayat
Kitab yang sempurna, yaitu ayat-ayat Al-Qur'an yang memberi penjelasan.
Pada penutup surah ini, Allah ﷻ menerangkan bahwa Al-Qur'an yang mulia ini berisi pengajaran, peringatan, dan kabar menakutkan yang disampaikan rasul-Nya kepada manusia, karena sebagian ayat-ayat-Nya menerangkan akibat yang akan dialami orang-orang berdosa di akhirat nanti. Manusia yang mau mengambil pelajaran dari ayat-ayatnya akan berbahagia hidupnya di dunia, dan di akhirat akan memperoleh kesenangan dan kenikmatan di dalam surga sebagai balasan dari perbuatan baik yang telah mereka lakukan.
Hal ini dijelaskan oleh firman Allah swt:
Katakanlah, "Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur'an kepadanya). (al-Anam/6: 19)
Dan firman Allah swt:
Alif Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji. (Ibrahim/14: 1)
Demikian pula agar manusia menjadikan dalil-dalil dan hujjah yang terdapat dalam Al-Qur'an sebagai dasar untuk menetapkan dan meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Dia yang menaklukkan matahari, bulan, bintang-bintang, malam, siang, laut, dan udara untuk manusia dan menurunkan hujan dari langit agar air hujan itu menumbuhkan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Dalam laut terdapat bermacam-macam karunia Tuhan, seperti ikan, mutiara, bahan tambang, dan sebagainya yang merupakan rezeki halal bagi manusia. Hanya saja banyak manusia yang tidak mau mengakui adanya nikmat Allah yang beraneka ragam itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 47
“Maka sekali-kali janganlah engkau hina bahwa Allah memungkiri janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya Atlah adalah Mahagagah, menyediakan balasan."
Allah ﷻ mempunyai peraturan yang dinamai “Sunnatullah". Dia telah mengutus rasul-rasul-Nya ke dunia membawa kebenaran dan menempuh jalan yang benar. Orang-orang yang menentang seruan rasul-rasul itu, niscaya tidak menempuh jalan yang benar. Melawan kebenaran mestilah dengan memilih jalan yang salah. Sudah mestinya bahwa yang salah tidak akan dapat bertahan lama. Sudah sewajarnya bahwa segala rencana kekufuran itu pasti gagal. Perhitungan akal yang sehat memberi kepastian bahwa kebenaran jualah yang akan menang. Cuma kadang-kadang karena pembela kebenaran itu menunggu ke menunggu, terasa bahwa kebenaran itu lama benar akan menang. Perasaan terlalu lama itu adalah karena si pejuang sangat mengharapkannya. Sebab itu Allah memastikan bahwa janji-Nya dengan rasul-rasul-Nya itu sekali-kali tidak akan dimungkiri-Nya. Allah itu Mahagagah dan Perkasa. Kalau pukulan-Nya datang, tidak ada yang dapat bangkit lagi. Dan Dia mempunyai persediaan-persediaan buat membalas. Dan pembalasan Allah itu pun adalah Sunnatullah, peraturan yang pasti.
Sesudah hidup yang sekarang ini adalah kehidupan yang kedua kali, hidup untuk memperhitungkan sikap dan tingkah laku di dunia. Penentang kebenaran yang dibawa Rasul akan dituntut pada masa itu.
Ayat 48
“Pada hari yang akan diganti bumi ini dengan bumi lain dan semua langit pun."
Bagaimana pergantian bumi dan langit itu. Apakah bumi dan langit yang sekarang juga yang.akan diubah bentuknya karena telah berubah suasananya, ataupun dihabiskan sama sekali bumi dan langit yang sekarang dan didatangkan ganti yang baru sama sekali. Tidaklah kita ketahui. Karena itu sudah termasuk apa yang dinamai “Sam'iyat" yaitu Keterangan Allah yang wajib kita percayai.
“Dan akan tampil mereka ke hadapan Allah. Yang Esa lagi Perkasa"
Berbaris berbanjirlah makhluk insani pada waktu itu. Memenuhi panggilan supaya hadir. Segala perbuatan dan amal semasa hidup. Segala pendirian terhadap Allah dan seruan rasul-rasul akan ditanyai, dan tidak ada yang dapat disembunyikan. Salah atau benar, pada waktu itulah akan terbuka.
Ayat 49
“Dan akan engkau lihat orang-orang yang berdosa itu, pada hari itu akan terikat dengan belenggu-belenggu."
Kalau belenggu-belenggu telah terikat di leher, tanda hukuman sudah putus, karena ke-salahan sudah nyata, yaitu menentang kebenaran yang dibawa rasul-rasul. Di dalam ayat di atas tadi disebut rasul-rasul, meskipun Rasul yang ditentang itu hanya seorang. Sebab pokok ajaran sekalian Rasul hanyalah satu jua isinya, dan tidak ada perlainan. Yang berbeda hanya syari'at, yaitu peraturan-peraturan yang bukan pokok. Yaitu tiang-tiang iman, percaya kepada Allah Yang Satu, dan ujungnya sekali yaitu percaya akan hari kemudian, adalah satu dan itulah yang diserukan oleh sekalian Rasul. Oleh sebab itu, walaupun kaum musyrikin hanya menentang Nabi Muhammad ﷺ artinya ialah menentang juga kepada rasul-rasul yang lain. Maka belenggu yang akan lekat di leher karena akan dihalaukan ke neraka adalah karena satu kesalahan yang besar, menentang segala rasul. Menentang pokok ajaran yang disampaikan kepada umat manusia seluruhnya. Karena di dalam beberapa ayat sudah dijelaskan bahwasanya manusia itu pada hakikatnya adalah umat yang satu.
Selain daripada belenggu yang akan dipasangkan di leher itu, diterangkan Allah lagi pakaian yang akan mereka pakai di neraka.
Ayat 50
"Pakaian-pakaian mereka adalah dari tembaga yang panas, dan akan ditutup muka mereka oleh api neraka."
Apakah yang demikian itu kejam? Itu bukanlah satu kekejaman, tetapi suatu balasan yang setimpal. Barulah patut disebut kejam kalau peringatan tidak didatangkan terlebih dahulu. Rasul-rasul dan nabi-nabi telah datang membawa peringatan. Kata riwayat nabi-nabi yang menerima wahyu saja tidak kurang daripada 124.000 orang banyaknya dari zaman ke zaman, sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ. Di antaranya lebih daripada 300 orang yang disebut Rasul yang membawa syariat Dan kitab-kitab wahyu yang terkenal tiga buah, yaitu Taurat, Injil dan Al-Qur'an, dan ditambah lagi dengan beberapa Zabur dan ditambah lagi dengan beberapa Shuhuf. Dan pada manusia itu sendiri diberi pula alat penerima, yaitu akal. Dan akal itu menyukai yang baik dan membenci yang buruk. Rasul-rasul dan nabi-nabi dengan kitab-kitab wahyu itu memberikan keterangan dengan jelas. Membujuk, merayu dan menyeru. Mengancam dengan bahaya, memberi kabar gembira untukyangtaat. Maka kalau dimungkiri dan ditolak juga, lalu diberi hukum yang setimpal, bukankah suatu hal yang patut? Adakah itu kejam? Kalau masih juga merasakan bahwa hukum itu kejam: masuk neraka, leher dibelenggu, pakaian dari tembaga panas, meminum air mala darah campur nanah, memakan buah zaqqum. Kalau semuanya itu kejam dan mengerikan, mengapa tidak dari sekarang saja di waktu hidup ini semuanya itu dielakkan dan dijauhi, padahal jalan untuk berbuat baik itu masih terbentang?
Ayat 51
“Karena Allah akan membalas bagi tiap-tiap diri, apa yang telah mereka usahakan."
Usaha yang baik akan dibalas dengan pahala yang baik, dan usaha yang buruk pun akan dibalas dengan yang buruk. Karena Allah itu adil.
“Sesungguhnya Allah adalah sangat cepat hitungan-Nya."
Teringatlah penulis tafsir ini kepada sanggahan seorang yang katanya berpikir bebas (free thinker) dalam hal agama. Dia mengatakan bahwa ancaman-ancaman Al-Qur'an kepada orang yang berdosa itu terlalu kejam, akan di-belenggu, akan dipakaikan baju tembaga panas, akan diminumkan air mala darah bercampur nanah, akan disuruh memakan buah zaqqum yang berduri dan tidak lalu di kerongkongan, dan sebagainya, padahal menurut penyelidikan ahli-ahli ilmu jiwa, tidaklah ada manusia yang semata-mata jahat yang harus menerima hukuman sampai sedemikian kejam. Apatah lagi kalau kekal pula di neraka. Padahal hidupnya di dunia pada umumnya dan rata-rata paling tinggi hanya 70 tahun.
Oleh karena dia berkata bahwa dia adalah Free thinker, bebas berpikir, saya mintalah dia berpikir pula sebaliknya, “Bagaimana pendapatnya tentang orang yang berbuat baik, beriman dan beramal saleh, yang hidupnya di dunia pun rata-rata tidak lebih dari 70 tahun, lalu dimasukkan ke dalam surga, duduk di pundai bertatahkan ratna, minum dari mata air yang jernih, memakan buah-buahan yang serba lezat, dihibur oleh anak bidadari, dilayani oleh anak bidadara, bercengkrama dan bersukaria dan kekal di sana selama-lamanya? Adakah sepadan usianya yang paling tinggi 70 tahun itu dengan kekalnya nikmat yang diterimanya? Kalau saudara memang seorang yang berpikir bebas, mengapa tidak saudara pikirkan bahwa di samping ancaman yang kejam yang saudara katakan tiada setimpal itu, ada lagi balasan karunia, yang juga tidak setimpal? Apakah kebebasan pikiran saudara hanya mengingatkan kejamnya dan tidak bebas pikiran saudara untuk mengenangkan kasih sayang, cinta dan karunia-Nya bagi yang taat? Sedang waktu buat menentukan nasib di belakang hari itu adalah di kala hidup di dunia ini?" — Dia hanya terdiami
Kita pun mengakui bahwa di dalam diri kita itu senantiasa' terjadi peperangan yang hebat di antara cita-cita yang baik dengan kehendak hawa nafsu yang buruk. Kita pun mengerti bahwa tidak ada manusia yang semata-mata bai k dan tidak pula ada yang semata-mata buruk. Kita pun merasakan dalam diri sendiri bahwa kita pun bukanlah semata-mata jahat, dan kita pun ada mempunyai kehendak yang baik. Kalau demikian halnya, alangkah baiknya jika cita baik itu kita pupuk. Atau keburukan yang telah terlanjur kita kerjakan, lalu kita imbangi dengan berbuat baik. Pada saat Kiamat itu semuanya akan ditimbang. Niscaya kita ingin hendak-nyalah timbangan kepada yang baik lebih berat dan timbangan kepada yang buruk lebih ringan. Dan terlebih dahulu kita tanamkan pokok dari segala baik dalam jiwa kita, yaitu kepercayaan kepada Allah Yang Tunggal. Bukankah pada ayat 24 sampai 27 di atas tadi sudah dinyatakan bahwa Kalimah Thayyibah, kata yang baik adalah laksana pohon yang baik, yang uratnya terhunjam ke bumi dan dahan serta cabangnya menjulang ke langit dan berbuah terus setiap masa dengan tidak mengenal musim! Kalau pohon ini telah tumbuh dengan suburnya, maka pohon lain yang tidak berfaedah tidaklah akan berani tumbuh lagi di dekat dia, sebab dari suburnya, dialah yang menghisap udara dan mengambil cahaya matahari. Sebelum tumbuhnya subur, siangi rumput-rumput yang tumbuh di dekatnya. Kelak kalau dia sudah subur, tidak pun rumput itu disiangi, namun dia tidak akan tumbuh lagi di bawah naungan pohon yang rindang itu, sebab dia tidak mendapat udara lagi.
Di ujung ayat telah disebutkan bahwa Allah itu sangat cepat hitungan-Nya. Dia dapat menilik dan menjumlahkan perjalanan hidup hamba-Nya, yang berbuat jahat atau yang lebih banyak jahatnya dan yang berbuat baik atau lebih banyak baiknya. Dia melihat betapa hebatnya perjuangan batin kita. Kita memang takut akan ancaman-Nya. Sedangkan dikenakan belenggu dalam dunia lagi mengerikan, padahal ada juga orang yang dibelenggu hanya karena fitnah dan tuduhan palsu. Bagaimana ngerinya belenggu di neraka itu. Dan sekarang dia kita elakkan, dan Allah cepat sekali menghitung apa yang kita kerjakan dan mengumpulkan jumlahnya dan menegakkan timbangannya.
Akhirnya berfirmanlah Allah.
Ayat 52
“Ini adalah satu peringatan bagi manusia, dan supaya diancam mereka dengan dia, dan supaya mereka tahu bahwa hanya Dialah Tuhan Yang Satu, dan supaya ingatlah orang-orang yang mempunyai pikiran halus."
Ayat ini adalah penutup surah. Untuk membuhulkan kembali di antara pangkal surah dengan ujung surah. Kalau di ayat yang pertama telah dikatakan bahwa dengan Al-Qur'an, Nabi Muhammad ﷺ sudah diperintah mengeluarkan manusia daripada gelap gulita kemusyrikan, kejahilan dan keburukan, kepada terang benderang iman dan tauhid, dalam jalan Allah Yang Gagah dan Terpuji, maka di penutupnya diperingatkan lagi, bahwa Al-Qur'an ini adalah peringatan untuk manusia, bahwa Allah, hanyalah Allah Yang Esa, tiada Allah lain. Dan yang akan lebih mengerti sehingga dia mendapat jalan yang terang itu, tidak lain hanyalah orang yang mempunyai mutu pikiran jua.
Adapun orang yang ada hati, tetapi hati yang telah membatu; ada bermata, tetapi mata yang telah membuta; ada bertelinga, tetapi telinga yang bersipekak, Jahannam jualah tempat mereka, lain tidak.
Dimulai pada hari Isnin, 3 Syawal 1384 15 Februari 1965
Selesai pada hari Ahad, 26 Syawal 1384 28 Februari 1965 Di Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta (masih dalam tahanan)