Ayat

Terjemahan Per Kata
وَقَالَ
dan berkata
ٱلشَّيۡطَٰنُ
syaitan
لَمَّا
tatkala
قُضِيَ
diputuskan
ٱلۡأَمۡرُ
perkata/hukuman
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
وَعَدَكُمۡ
telah menjanjikan kepadamu
وَعۡدَ
janji
ٱلۡحَقِّ
benar
وَوَعَدتُّكُمۡ
dan aku menjanjikan kepadamu
فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ
lalu Aku menyalahi kepadamu
وَمَا
dan tidak
كَانَ
ada
لِيَ
bagiku
عَلَيۡكُم
atas kalian
مِّن
dari
سُلۡطَٰنٍ
kekuasaan
إِلَّآ
melainkan
أَن
akan
دَعَوۡتُكُمۡ
aku menyeru kamu
فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ
lalu kamu memperkenankan
لِيۖ
bagiku
فَلَا
maka jangan
تَلُومُونِي
kamu mencela aku
وَلُومُوٓاْ
dan celalah
أَنفُسَكُمۖ
diri kalian sendiri
مَّآ
tidaklah
أَنَا۠
aku
بِمُصۡرِخِكُمۡ
dengan menolong kamu
وَمَآ
tidaklah
أَنتُم
kamu
بِمُصۡرِخِيَّ
dengan menolong aku
إِنِّي
sesungguhnya aku
كَفَرۡتُ
aku ingkar
بِمَآ
dengan/terhadap apa
أَشۡرَكۡتُمُونِ
kamu mempersekutukanku
مِن
dari
قَبۡلُۗ
dahulu
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلظَّـٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim
لَهُمۡ
bagi mereka
عَذَابٌ
azab/siksaan
أَلِيمٞ
pedih
وَقَالَ
dan berkata
ٱلشَّيۡطَٰنُ
syaitan
لَمَّا
tatkala
قُضِيَ
diputuskan
ٱلۡأَمۡرُ
perkata/hukuman
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
وَعَدَكُمۡ
telah menjanjikan kepadamu
وَعۡدَ
janji
ٱلۡحَقِّ
benar
وَوَعَدتُّكُمۡ
dan aku menjanjikan kepadamu
فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ
lalu Aku menyalahi kepadamu
وَمَا
dan tidak
كَانَ
ada
لِيَ
bagiku
عَلَيۡكُم
atas kalian
مِّن
dari
سُلۡطَٰنٍ
kekuasaan
إِلَّآ
melainkan
أَن
akan
دَعَوۡتُكُمۡ
aku menyeru kamu
فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ
lalu kamu memperkenankan
لِيۖ
bagiku
فَلَا
maka jangan
تَلُومُونِي
kamu mencela aku
وَلُومُوٓاْ
dan celalah
أَنفُسَكُمۖ
diri kalian sendiri
مَّآ
tidaklah
أَنَا۠
aku
بِمُصۡرِخِكُمۡ
dengan menolong kamu
وَمَآ
tidaklah
أَنتُم
kamu
بِمُصۡرِخِيَّ
dengan menolong aku
إِنِّي
sesungguhnya aku
كَفَرۡتُ
aku ingkar
بِمَآ
dengan/terhadap apa
أَشۡرَكۡتُمُونِ
kamu mempersekutukanku
مِن
dari
قَبۡلُۗ
dahulu
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلظَّـٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim
لَهُمۡ
bagi mereka
عَذَابٌ
azab/siksaan
أَلِيمٞ
pedih
Terjemahan

Setan berkata ketika urusan (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku mengingkarinya. Tidak ada kekuasaan bagiku sedikit pun terhadapmu, kecuali aku (sekadar) menyerumu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh karena itu, janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menjadi penolongmu dan kamu pun tidak dapat menjadi penolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang zalim akan mendapat siksaan yang sangat pedih.
Tafsir

(Dan berkatalah setan) yakni iblis (tatkala perkara hisab telah diselesaikan) kemudian orang-orang yang berhak masuk surga dimasukkan ke dalam surga dan orang-orang yang berhak masuk neraka dimasukkan ke dalam neraka, lalu mereka semuanya mengerumuni iblis ("Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar) yaitu dengan kebangkitan dari kubur dan pembalasan amal perbuatan lalu Dia telah memenuhi kalian (dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian) bahwasanya hal ini tidak ada (tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku terhadap kalian tidak memiliki) huruf min di sini zaidah (kekuasaan) kekuatan dan kemampuan yang dapat memaksakan kalian untuk mengikutiku (melainkan) kecuali (sekedar aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku, akan tetapi cercalah diri kalian sendiri) disebabkan kalian telah mengikuti seruanku itu. (Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian) dapat memberikan pertolongan kepada kalian (dan kalian pun tidak dapat menolongku) dapat dibaca mushrikhiyya dan mushrikhiyyi. (Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku) dengan Allah (sebelumnya.") sewaktu di dunia. Lalu Allah berfirman: ("Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih) siksaan yang sangat pedih.
Tafsir Surat Ibrahim: 22-23
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah 'salam'. Allah ﷻ menceritakan pembicaraan iblis terhadap para pengikutnya setelah Allah menetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Nya, dan Allah memasukkan orang-orang mukmin ke dalam surga serta menempatkan orang-orang kafir di dalam lapisan bawah neraka.
Maka pada hari itu berdirilah iblis di kalangan ahli neraka seraya berkhotbah kepada mereka untuk menambah kesedihan di atas kesedihan yang sedang mereka alami, menambahkan kerugian di atas kerugian, dan kekecewaan di atas kekecewaan. Iblis berkata kepada penduduk neraka: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar. (Ibrahim: 22) Yaitu melalui lisan rasul-rasul-Nya, dan Dia menjanjikan kepada kalian bila kalian mengikuti para rasul, Dia akari menyelamatkan dan menyejahterakan kalian; dan janji Allah itu dipenuhi-Nya, karena janji-Nya adalah benar dan beritanya benar pula.
Adapun aku, maka aku pernah berjanji kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat yang lain melalui firman-Nya: Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (An-Nisa: 120) Adapun firman Allah ﷻ: Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian. (Ibrahim: 22) Maksudnya 'dalam apa yang aku serukan untuk kalian kepadanya tiadalah suatu dalil pun, tiada pula suatu bukti pun; begitu pula dalam apa yang telah aku janjikan kepada kalian'.
melainkan (sekadar) menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. (Ibrahim: 22) tanpa berpikir panjang lagi, padahal telah ditegakkan atas kalian hujah-hujah dan bukti-bukti serta dalil-dalil yang benar yang disampaikan oleh para rasul sebagai bukti akan kebenaran dari apa yang mereka sampaikan kepada kalian. Tetapi ternyata kalian menentang mereka, sehingga jadilah kalian seperti dalam keadaan sekarang ini. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku (Ibrahim: 22) pada hari ini. tetapi cercalah diri kalian sendiri. (Ibrahim: 22) karena sesungguhnya kesalahan itu adalah kesalahan kalian sendiri, sebab kalian menentang bukti-bukti yang jelas, lalu kalian mengikutiku hanya karena aku menyeru kalian kepada kebatilan.
Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian. (Ibrahim: 22) Yakni aku tidak dapat memberikan manfaat kepada kalian, tidak pula dapat menyelamatkan dan membebaskan kalian dari keadaan yang kalian alami sekarang. dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. (Ibrahim: 22) Maksudnya, tidak dapat memberikan manfaat kepadaku dengan menyelamatkan diriku dari azab dan pembalasan-Nyayang sedang kualami. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. (Ibrahim: 22) Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah disebabkan kalian mempersekutukan aku dengan Allah sejak dahulu.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa setan berkata, "Sesungguhnya aku tidak membenarkan bila diriku dianggap sebagai sekutu Allah ﷻ" Pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir ini merupakan pendapat yang rajih (kuat), semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6) sekali-kali tidak. Kelak (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82) Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu. (Ibrahim: 22) karena berpaling dari perkara yang hak dan mengikuti perkara yang batil.
mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim: 22) Makna lahiriah konteks ayat menunjukkan bahwa pembicaraan ini dilakukan oleh iblis sesudah mereka memasuki neraka, seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya. Tetapi disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim yang lafaznya seperti berikut, juga oleh Ibnu Jarir melalui riwayat Abdur Rahman ibnu Ziyad. Disebutkan bahwa: [] telah menceritakan kepadaku Dakhin Al-Hijri, dari Uqbah ibnu Amir, dari Rasulullah ﷺ, bahwa beliau ﷺ pernah bersabda, "Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, maka Allah memutuskan peradilan di antara mereka.
Dan setelah selesai dari peradilan, orang-orang mukmin berkata, 'Telah diputuskan oleh Tuhan kita di antara sesama kita, maka siapakah yang dapat memberikan syafaat kepada kita?' Mereka berkata, 'Marilah kita berangkat menghadap Adam,' lalu disebutkan Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi Isa berkata, 'Maukah kalian aku tunjukkan kepada Nabi yang ummi Maka mereka datang kepadaku, dan Allah memberikan izin kepadaku untuk menghadap kepada-Nya.
Maka dari majelisku tersebarlah bau wewangian yang paling wangi yang belum pernah tercium oleh seorang pun. Akhirnya sampailah aku ke hadapan Tuhanku, maka Dia memberiku izin untuk memberi syafaat, dan Dia menjadikan bagiku nur (cahaya) mulai dari rambut kepalaku hingga kuku jari telapak kakiku. Kemudian orang-orang kafir berkata, 'Sesungguhnya orang-orang mukmin telah menjumpai orang yang memberi syafaat buat mereka. Maka siapakah yang akan memberi syafaat buat kita? Dia tiada lain kecuali iblis yang telah menyesatkan kita.' Maka mereka mendatangi iblis dan mengatakan kepadanya, Sesungguhnya orang-orang mukmin telah menjumpai orang yang memberi syafaat buat mereka.
Maka bangkitlah kamu dan mintakanlah syafaat buat kami, karena sesungguhnya kamu adalah yang menyesatkan kami.' Iblis bangkit, dan dari majelisnya tersebarlah bau busuk yang amat busuk yang belum pernah tercium oleh seorang pun, kemudian siksaan mereka bertambah besar." Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya.
Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. (Ibrahim: 22) Demikianlah bunyi hadis menurut teks yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Al-Mubarak meriwayatkannya dari Rasyidin ibnu Sa'd, dari Abdur Rahman ibnu Ziyad ibnu An'am, dari Dakhin, dari Uqbah dengan lafaz yang sama secara marfu'. Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa ketika ahli neraka berkata: Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar.
Sekali-kali tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri. (Ibrahim: 21) Maka iblis berkata kepada mereka: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar. (Ibrahim: 22), hingga akhir ayat. Setelah mereka mendengar ucapan iblis, maka mereka membenci diri mereka sendiri, lalu mereka diseru: Sesungguhnya kebencian Allah (kepada kalian) lebih besar daripada kebencian kalian kepada diri kalian sendiri karena kalian diseru untuk beriman, lalu kalian kafir. (Al-Mumin: 10) Amir Asy-Sya'bi mengatakan bahwa di hari kiamat kelak akan ada dua pembicaraan yang berbicara di hadapan semua orang.
Allah ﷻ berfirman kepada Isa, putra Maryam: Apakah kamu mengatakan kepada manusia, 'Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah!' (Al-Maidah: 116) sampai dengan firman-Nya: Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. (Al-Maidah: 119) Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa iblis laknatulldh berdiri, lalu berkata: Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi semanku. (Ibrahim: 22), hingga akhir ayat. Setelah Allah ﷻ menyebutkan tempat kembali orang-orang yang celaka dan kehinaan serta pembalasan Allah yang mereka terima dan setelah disebutkan bahwa teman bicara mereka adalah iblis maka Allah mengiringinya dengan kisah tentang orang-orang yang berbahagia.
Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Ibrahim: 23) Sungai-sungai itu mengalir menurut apa yang dikehendaki oleh penghuni surga. Ke mana pun mereka menghendaki, maka sungai-sungai itu menuruti mereka dalam alirannya. mereka kekal di dalamnya. (Ibrahim: 23) Yakni tinggal untuk selama-lamanya, tidak dipindahkan dan tidak dilenyapkan darinya. dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah 'salam'. (Ibrahim: 23) Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atas'kalian. (Az-Zumar: 73) sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Salamun 'Alaikum." (Ar-Ra'd: 23-24) dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al-Furqan: 75) Dan firman Allah ﷻ: Doa mereka di dalamnya ialah, "Subhanakallahumma" dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam.
Dan penutup doa mereka ialah, "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin." (Yunus: 10)"
Dan setan berkata ketika perkara hisab telah diselesaikan dan Allah telah
memasukkan penghuni surga dan penghuni neraka ke tempat masingmasing, Sesungguhnya Allah Yang Maha Menepati janji telah menjanjikan
kepadamu sebuah janji yang benar. Dia telah menjanjikan kepadamu kebangkitan dan hari Pembalasan, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu sebuah janji bahwa kebangkitan dan hari Pembalasan adalah dusta
belaka, tetapi aku menyalahi dan tidak menepati-nya. Sekarang aku tegaskan kepadamu bahwa tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu untuk
memaksamu mengikutiku, melainkan aku hanya menyeru kamu menuju
kekafiran lalu kamu mematuhi seruanku dengan suka rela. Oleh sebab itu,
janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri karena kemauanmu mengikutiku. Aku tidak dapat menolong dan menyelamatkanmu dari siksa Allah, dan kamu pun tidak dapat menolong dan menyelamatkan-ku darinya. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku dengan Allah sejak dahulu di dunia. Sungguh, orang
yang zalim, berpaling dari kebenaran, dan memilih kesesatan pasti akan
mendapat siksaan yang sangat pedih. Demikianlah nasib buruk orang kafir di hari Pembalasan. Penyesalan
mereka tidak lagi berguna. Dan orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan
kebajikan dimasukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawah pepohonan dan istana-nya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya dengan izin Tuhan mereka Yang Maha Pemurah. Ucapan
penghormatan yang mereka terima dari Allah, malaikat, dan sesama kaum mukmin dalam surga itu ialah salam.
Dalam ayat ini, Allah menyebutkan pengakuan setan di hadapan Allah, setelah urusan hisab selesai di Padang Mahsyar. Setan senantiasa menggoda dan menyesatkan manusia dari jalan yang benar, dengan memberikan gambaran sedemikian rupa, sehingga manusia yang terkena godaannya memandang kejahatan sebagai perbuatan yang baik dan terpuji. Dan di samping itu, setan juga memberikan janji-janji kepada orang-orang yang kena godaannya, yaitu keuntungan yang akan mereka peroleh jika mereka memenuhi ajakannya. Akan tetapi, ia tidak mampu memenuhi janji tersebut.
Pengakuan setan setelah urusan hisab di Padang Mahsyar selesai ditujukan kepada orang-orang yang telah disesatkannya di dunia ini, baik golongan lemah yang telah memperhambakan diri kepada selain Allah, maupun golongan kuat dan sombong yang telah menganggap diri mereka sebagai Tuhan. Dalam pengakuannya itu, setan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada mereka janji yang benar, Dia kuasa untuk memenuhi janji-Nya itu. Setan pun telah memberikan janji kepada mereka, tetapi dia tidak kuasa untuk menepatinya. Setan sama sekali tidak mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap mereka, dia hanya sekedar menyeru manusia kepada sesuatu yang tidak benar, lalu mereka mematuhi saja seruannya itu tanpa menggunakan akal. Oleh sebab itu, manusia yang bersalah. Janganlah mereka mencercanya, melainkan cercalah diri sendiri. Setan sekali-kali tidak dapat menolong mereka dari azab dan siksa Allah, dan mereka pun tidak dapat menolongnya. Sesungguhnya setan sejak dahulu tidak membenarkan perbuatan manusia mempersekutukannya dengan Allah."
Demikianlah keadaan di akhirat kelak. Kaum yang kuat dan bersikap sombong di dunia ini, yang telah menyesatkan kaum yang lemah, berlepas tangan dari orang-orang yang lemah yang telah menjadi korban kesesatan mereka. Selanjutnya, setan yang telah menggoda dan menyesatkan kedua golongan itupun berlepas tangan pula dari nasib orang-orang yang telah menjadi korban godaan palsunya. Semuanya tidak berdaya menghadapi keputusan Allah atas diri mereka.
Pada akhir ayat ini, Allah kembali menegaskan bahwa orang-orang yang zalim, baik terhadap diri mereka ataupun terhadap orang lain, pasti akan mendapatkan azab yang pedih, sebagai balasan atas kezaliman mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 19
“Tidakkah engkau lihat, bahwasanya Allah telah menciptakan semua langit dan bumi dengan kebenaran?"
Coba lihat betapa teratur jalannya langit dan bumi itu, semuanya beredar dengan benar, tidak ada yang salah dan yang cacat. Semua seimbang dan setimbang, tidak ada yang patut dicela; apatah lagi kalau telah ada pengetahuan kita tentang rahasia yang ada di dalamnya. Tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia.
“Jika Dia kehendaki, niscaya dihilangkan-Nya kamu dan didatangkan-Nya makhluk yangbanu."
Ayat 20
“Dan yang demikian itu bagi Allah, tidaklah sukar"
Hal itu dapatlah kita rasakan apabila kita memerhatikan langit dan bumi. Bumi ini sendiri demikian besarnya, sehingga berjuta-juta manusia, dan beribu macam binatang dapat hidup di dalamnya, namun dia hanya satu di antara berjuta-juta bintang di angkasa luas, yang berjuta di antaranya jauh lebih besar daripada bumi. Kalau demikian halnya apalah sukarnya bagi Allah Ta'aala buat menghapuskan sekelompok umat manusia dari muka bumi itu karena durhakanya kepada Allah, lalu mendatangkan makhluk baru akan gantinya. Apalah sukarnya bagi Allah menghapuskan makhluk yang bernama manusia itu sekaligus jika bumi tempatnya berdiam itu, hanya laksana pasir sebutir di samping bintang-bintang yang lain. Sungguhlah kedua ayat ini menyuruh manusia berpikir, di mana kedudukannya dalam alam ini dan apa yang mesti dikerjakannya selama hidupnya.
Ayat 21
“Dan akan menghadaplah mereka sekalian kepada Allah."
Yaitu bila Kiamat datang semua akan menghadap Allah, bagi memperhitungkan per-buatan-perbuatan semasa hidup di dunia.
Si zalim, si aniaya, pemimpin palsu, manusia-manusia yang selama di dunia merasa dan bersikap seakan-akan hidup tidak akan mati-mati, pemuka yang merayu orang dengan berbagai rayuan yang menyesatkan; semuanya itu akan bersama di hadapan Allah, bersama-sama dengan orang lemah yang selama hidupnya di dunia hanyalah menjadi Pak Turut, bondong air, bondong dedak, yang bisa saja dibelok-belokkan ke mana-mana. Semuanya menghadaplah di hadapan Mahkamah Tinggi Ilahi. Di situlah timbul perhitungan atas sikap yang telah dilalui selama di dunia.
“Dan berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang membesarkan diri itu." Yaitu orang-orang yang lemah pendiriannya karena tidak mau mempergunakan akalnya, lalu dia menjadi Pak Turut saja kepada orang-orang yang terkemuka, yang dengan percakapan manis dan sombong telah mengajak si lemah tadi supaya mengikut mereka, walaupun ajakannya itu kepada kesesatan. Kadang-kadang orang-orang ini sebagai pemimpin agama atau kepala peme-rintahan atau pengadu untung. Setelah semuanya berdiri di hadapan Allah untuk menghadapi perhitungan, barulah si lemah tadi mengerti bahwa kepadanya diadakan pemeriksaan langsung, maka dia pun kehilangan daya karena di kala hidup, dia pun dalam hati kecilnya merasa bahwa ajakan orang-orang yang membesarkan diri itu adalah ajakan yang salah, tetapi dia demikian lemah semangatnya, sehingga menurut saja. Setelah sampai ke gelanggang bersoal jawab itu, bertemulah dia kembali dengan orang yang menyesatkannya itu, lalu katanya, “Sesungguhnya kami ini adalah pengikut kamu." Kalau tidak karena menuruti ajakan kamu, tidaklah nasib kami akan jadi begini."Maka bisakah kamu melepaskan kami agak sedikit pun dari adzab Allah?" Seakan-akan kita rasakan betapa suasana yang meliputi perasaan orang yang beragama hanya karena turut-turutan pada masa itu banyak bergantung kepada akar yang lapuk. Apakah jawab yang dapat diberikan oleh orang yang masa di dunia begitu dibesar-besarkan dan diagung-agungkan? Yang si lemah pribadi datang melindungkan diri kepadanya? Apakah yang dapat mereka jawabkan pada saat seorang manusia tidak ada kelebihannya dari yang lain kalau bukan karena amalnya yang baik?
“Mereka menjawab, “Kalau Allah memberi petunjuk kami, niscaya telah kami beri pe-tunjuk (pula) akan kamu." Di saat itulah mereka mengakui terus terang bahwa segala pengajaran yang mereka berikan kepada si lemah bodoh itu bukanlah petunjuk Allah kepada mereka, melainkan timbul dari per-dayaan hawa nafsu mereka sendiri, penipu karena merasa diri orang pandai, sehingga ada di antara mereka yang menjamin pengikutnya yang bodoh itu akan masuk ke surga asal mau menuruti apa yang dia ajarkan. Di sanalah baru mereka mengaku bahwa derajat mereka seperti yang diikut, sama saja dengan yang mengikut."Sama saja bagi kita, apakah kita bersusah hati atau kita bersabar." Pada saat sekarang setelah berhadapan dalam Mahkamah Allah sudah sama saja bagi kita, bersusah hati ataupun bersabar, namun adzab akan kita terima juga. Masing-masing menurut besar dan kecilnya kesalahan.
“Tidak ada lagi tempat kita lari."
Ayat ini memberikan ketegasan bahwasanya dalam hai beragama, pakailah akal yang murni dan jangan salah memilih pemimpin. Pemimpin yang sebenarnya hanya Nabi, dialah yang akan mengeluarkan manusia dari gelap gulita kebodohan kepada terang benderang iman, berpedoman kepada ajaran kitab yang diwahyukan Allah.
Ayat 22
“Dan berkatalah setan setelah hukum diputuskan"
Yaitu setelah Allah menjatuhkan keputus-an hukum-Nya tentang amal baik atau amal buruk seseorang."Sesungguhnya Allah telah berjanji dengan kamu, suatu perjanjian yang benar." Setan mengaku bahwa janji Allah itulah yang benar. Yaitu apabila diikuti suruhan dan dihentikanlaranganAllah,merekaakanselamat. Itulah janji yang benar. Tetapi si setan datang mengganggu."Dan aku pun telah berjanji dengan kamu, tetapi aku salahi janjiku dengan kamu itu." Artinya, janji yang aku kemukakan kepada kamu itu adalah janji yang palsu; yang buruk aku katakan baik, yang baik aku katakan buruk, lalu dia mengaku hal yang sebenarnya terus terang."Dan tidaklah ada bagiku kekuasaan atas kamu, melainkan setelah aku ajak kamu, kamu perkenankan ajakanku, maka janganlah kamu mencela aku, tetapi celalah dirimu (sendiri)." Sebab lantaran bodohmu kamu suka aku tipu.
Sekarang datanglah hari perhitungan yang sebenarnya, masing-masing kita menerima keputusan tentang kesalahan masing-masing di hadapan Allah."Tidaklah aku dapat menolong kamu, dan tidak pula kamu dapat menolong aku." Bertanggungjawablah kita masing-masing atas perbuatan kita tangan yang mencencang, bahulah yang memikul."Sesungguhnya aku kufur kepada pekerjaanmu menyekutukan daku dahulunya." Artinya pada hakikatnya aku sendiri tidaklah menyetujui perbuatanmu itu menyekutukan Allah dengan daku, karena menjalankan dua perintah dan melaksanakan dua perjanjian yang berlawan, yakni janji Allah yang benar beserta janjiku yang bohong. Maka datanglah peringatan Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang zalim."
— yang aniaya atas dirinya sendiri karena menuruti jalan yang salah — “Bagi mereka adalah adzab yang pedih."
Demikianlah setan, kalau tidak demikian, tidak setan namanya. Di waktu di dunia dia merayu membawa manusia ke jalan yang salah, membuat janji-janjian yang palsu. Namun setelah datang hari pertanggungjawaban, dia berlepas diri. Maka terkatung-katunglah para pengikut, sebab si setan lebih dahulu telah menutup pintu, mengatakan bahwa kita sekarang tidak dapat tolong menolong lagi. Aku tak dapat menolong kamu dan kamu pun tak dapat menolong aku, marilah kita melepaskan diri masing-masing. Di saat itu baru dia mengaku terus terang bahwa janji yang benar ialah janji Allah. Adapun janji dan bujuk rayu yang dikemukakannya masa di dunia adalah hampa belaka dan dia sendiri yang lebih dahulu memungkirinya. Yang salah sebenarnya bukanlah aku, aku ini memang sudah sengaja tukang memperdayakan makhluk. Yang salah itu ialah kamu, mengapa kamu turutkan kataku. Sebab itu yang akan disesali janganlah pula aku, melainkan sesalilah dirimu sendiri.
Dia membasuh tangan — dan memang demikianlah setan — Setelah di saat itu baru dia mengaku bahwa dia tidak mengakui lagi apa yang dipersekutukan oleh orang-orang yang diperdayakannya itu. Dan di penutup perkataannya barulah dikatakannya keadaan yang sebenarnya, yaitu bahwa orang yang zalim adalah diancam oleh adzab siksaan yang pedih sekali.
Apa lagi tempat berpegang dari orang yang imannya hanya turut-turutan kepada orang lain dan hidupnya dikendalikan oleh setan.
Al-Qasyani menulis dalam tafsirnya, “Tatkala telah nyata kuasa kebenaran oleh setan keraguan, dan telah mendapat terang dari sinarnya mulailah dia tunduk dan menyerah. Mulailah dia mengakui bahwa hujjahkebenaran itu adalah pada Allah, bukan padanya. Dan seruan rayuannya kepada yang batil selama ini, dengan penipuan dan membuat perdayaan dengan hidup di dunia, adalah lemah dan kosong. Mulailah dia mengakui bahwa yang kekal itu ialah janji Allah, sesudahnya badan itu rusak, dan ganjaran atau siksaan sesudah hari kebangkitan kelak, adalah kebenaran sejati yang tidak diragukan lagi."Janjiku bahwa hidup ini hanya sehingga dunia saja adalah kosong." Yang akan mendapat penyesalan tidak lain ialah orang yang menerima pimpinan yang salah itu, yang tidak mempunyai alasan sama sekali. Yang menolak seruan-seruan yang benar dan tidak mempedulikannya." Sekian al-Qasyani.
Pada ayat-ayat ini Allah menjelaskan bahwa sampai kepada mahkamah perhitungan besar itu semua yang diikut akan berlepas diri. Baik guru atau pemimpin yang mengajarkan pengajian yang salah, atau setan yang memang musuh turun-temurun dari manusia. Bahkan setan-setan pada ayat ini pun ada juga ditafsirkan dengan manusia yang berperangai sebagai setan, merayu-rayu orang yang lemah dan tidak berpendirian, sehingga tersesat. Di saat yang penting itu, semua angkat bahu.
Maka kesan yang ditinggalkan oleh ayat-ayat ini, ialah bahwa janganlah beragama itu hanya turut-turutan, bahkan pakailah pertimbangan sendiri. Karena kalau tersesat, yang akan menanggungkan adalah diri sendiri pula. Sedang pelajaran asli dari rasul telah terbentang pada Al-Qur'an dan as-Sunnah beliau. Carilah guru yang jujur untuk mempelajari tuntunan agama yang benar itu.
Ayat 23
“Dan dimasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dengan izin Tuhan mereka. Penghormatan mereka di dalamnya ialah “Salam!"