Ayat

Terjemahan Per Kata
أَلَمۡ
tidakkah
تَرَ
kamu perhatikan
أَنَّ
bahwa sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
خَلَقَ
menciptakan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضَ
dan bumi
بِٱلۡحَقِّۚ
dengan benar
إِن
jika
يَشَأۡ
Dia menghendaki
يُذۡهِبۡكُمۡ
Dia menghilangkan/membinasakan kamu
وَيَأۡتِ
dan dia mendatangkan/mengganti
بِخَلۡقٖ
dengan makhluk
جَدِيدٖ
yang baru
أَلَمۡ
tidakkah
تَرَ
kamu perhatikan
أَنَّ
bahwa sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
خَلَقَ
menciptakan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضَ
dan bumi
بِٱلۡحَقِّۚ
dengan benar
إِن
jika
يَشَأۡ
Dia menghendaki
يُذۡهِبۡكُمۡ
Dia menghilangkan/membinasakan kamu
وَيَأۡتِ
dan dia mendatangkan/mengganti
بِخَلۡقٖ
dengan makhluk
جَدِيدٖ
yang baru
Terjemahan

Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakanmu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikanmu).
Tafsir

(Tidakkah kamu perhatikan) hai orang yang diajak bicara, tidakkah kamu memperhatikan. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna menetapkan (bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak) lafal bilhaqqi bertaalluq atau berkaitan maknanya dengan lafal khalaqa. (Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kalian) hai manusia (dan mengganti kalian dengan makhluk yang baru) sebagai pengganti kalian.
Tafsir Surat Ibrahim: 19-20
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan benar? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kalian dan mengganti (kalian) dengan makhluk yang baru,
Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah.
Ayat 19
Allah ﷻ menyebutkan tentang kekuasaan-Nya dalam menghidupkan kembali tubuh manusia kelak di hari kiamat, bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi, menciptakan keduanya jauh lebih berat ketimbang menciptakan manusia. Maka bukankah Tuhan yang mampu menciptakan langit yang tinggi, luas, lagi besar beserta segala sesuatu yang ada padanya, seperti bintang-bintang yang tetap pada tempatnya dan yang beredar pada garis edarnya serta tanda-tanda (kekuasaan-Nya) yang ada padanya; dan bumi ini beserta segala sesuatu yang ada padanya, yaitu dataran-dataran rendahnya, gunung-gunungnya, hutan rimbanya, padang saharanya, laut-lautnya, pohon-pohonnya, tumbuh-tumbuhannya; dan segala macam hewan yang beraneka ragam jenis, manfaat, bentuk dan warnanya; mampu pula untuk menghidupkan manusia? Jawabannya, tentu saja mampu. Dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya, (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ahqaf: 33)
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penentang yang nyata? Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakan-nya yang pertama kali.’ Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Tuhan yang menjadikan untuk kalian api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kalian nyalakan api dari kayu itu. Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dia Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan.” (Yasin: 77-83)
Ayat 19-20
Firman Allah ﷻ: “Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kalian dan mengganti (kalian) dengan makhluk yang baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah.” (Ibrahim: 19-20) Maksudnya, tidak sulit bagi-Nya, tidak pula sukar; bahkan hal itu amat mudah bagi-Nya. Apabila kalian menentang perintah-Nya, bisa saja Dia melenyapkan kalian dan mendatangkan makhluk lain yang bersifat tidak sama dengan kalian, seperti yang diungkapkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya:
“Hai manusia, kalianlah yang butuh Allah; dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kalian dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kalian). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” (Fathir: 15-17)
“Dan jika kalian berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kalian) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kalian.” (Muhammad: 38)
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)
“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kalian, wahai manusia; dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai pengganti kalian). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.” (An-Nisa: 133)
Melaksanakan ancaman-Nya kepada orang kafir adalah suatu hal
yang mudah bagi Allah, seperti mudahnya Dia menciptakan langit dan
bumi. Wahai manusia, tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya
Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak' Allah menciptakan
kedunya beserta pernik-perniknya dengan benar, harmonis, dan penuh
keteraturan agar menjadi bukti keesaan dan kekuasaan-Nya bagi kamu.
Janganlah kalian mengingkari dan menyekutukan-Nya, karena jika Dia
menghendaki, niscaya Dia dapat membinasakan kamu dan mendatangkan
sebagai penggantimu makhluk yang baru dan lebih baik, lebih sempurna,
serta lebih taat daripada kamu. Dan ketahuilah, yang demikian itu, yakni menggantimu dengan makhluk yang lebih baik dan lebih sempurna adalah hal yang tidak sukar bagi
Allah.
Dalam ayat ini, Allah ﷻ menyebutkan bahwa Dialah yang menciptakan planet bumi ini dengan langitnya (atmosfernya) dengan hak. Maksudnya, Allah menciptakan semuanya itu bukanlah dengan percuma melainkan penuh pengetahuan dan hikmah. Secara ilmiah bumi kita dan atmosfernya, mengandung substansi atau materi yang mendukung adanya proses kehidupan. Atmosfer bumi 70% terdiri gas nitrogen (N2), yang bersifat inert (tak berbahaya bagi makhluk hidup), namun sangat dibutuhkan untuk timbulnya suatu proses kehidupan, apalagi oleh dunia flora (tanaman). Sedang 20% dari atmosfer kita adalah gas oksigen (O2), yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan kehidupan semua makhluk hidup, karena oksigen akan memberikan energi untuk berlangsungnya proses metabolisme semua makhluk untuk kelangsungan hidupnya; melalui suatu proses yang kita kenal dengan respirasi (pernafasan).
Bumi kita sendiri 70% berisi air (H2O), suatu zat (molekul kimia) yang sangat diperlukan sebagai media berlangsungnya proses-proses reaksi metabolisme untuk suatu kehidupan. Jarak bumi dengan matahari cukup moderat, yaitu 92,9 juta Mil atau sekitar 139,35 juta Km; sehingga sinar matahari mampu mengkatalisis (membantu) berlangsungnya proses kehidupan. Baik pada manusia (proses pembentukan vitamin D pada kulit), hewan, atau tumbuhan (asimilasi). Suhu bumi pada garis equator juga sangat moderat, rata-rata hanya 28-350C.
Bayangkan dengan planet-planet lain yang masih dalam berada dalam tata surya, seperti planet Mars, yang atmosfernya mayoritas berisi gas metana (CH4) yang mematikan, jarak dari matahari sekitar 141,6 juta Mil atau 212,40 juta Km; suhu permukaan planet Mars (pada equator) 0-10oC; jadi lebih dingin dibanding Bumi. Atau Planet Venus dengan atmosfer yang sangat tebal dan jaraknya dengan matahari 67,2 juta Mil atau 100,80 juta Km, namun suhu planet tersebut cukup dingin karena adanya selimut atmosfer yang tebal. Suhu permukaan Venus pada equator diperkirakan -32oC. Sedangkan planet Jupiter dan Saturnus yang masing-masing jaraknya dari matahari adalah 483,4 juta Mil (725,10 juta Km) dan 886,3 juta Mil(1329,45 juta Km) mempunyai suhu rata-rata permukaan planet pada equator -143oC. Atmosfer Jupiter dan Saturnus didominasi oleh gas ammoniak (NH3).
Jika Allah menghendaki, bumi dapat diubah dengan mudah menjadi kondisi seperti planet-planet itu, dan maka matilah semua makhluk bumi ini. Oleh sebab itu, manusia yang telah dijadikan Allah sebagai khalifah-Nya di bumi ini hendaklah memanfaatkan semua itu dengan cara yang baik dan untuk tujuan yang baik pula, sesuai dengan peraturan dan ketentuan-Nya. Akan tetapi, jika manusia itu menyimpang dari peraturan dan ketentuan Allah, maka Dia tidak akan membiarkan mereka berbuat kezaliman.
Maka pada akhir ayat ini, Allah ﷻ menegaskan kepada rasul-Nya bahwa jika Dia menghendaki maka Dia akan membinasakan umatnya dan akan mengganti mereka dengan makhluk yang baru.
Penegasan ini adalah untuk mengingatkan rasul dan umatnya yang taat dan beriman kepada Allah, betapa besar dosa orang-orang kafir itu, karena dengan kekafiran tersebut mereka tidak mengakui kekuasaan Allah sebagai pencipta, dan pemelihara makhluk-Nya. Apabila manusia memikirkan kekuasaan Allah dan rahmat-Nya terhadap manusia, niscaya mereka akan sampai kepada keyakinan bahwa hanya Allah sajalah yang berhak untuk disembah dan dipuji serta ditakuti azab dan siksa-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 19
“Tidakkah engkau lihat, bahwasanya Allah telah menciptakan semua langit dan bumi dengan kebenaran?"
Coba lihat betapa teratur jalannya langit dan bumi itu, semuanya beredar dengan benar, tidak ada yang salah dan yang cacat. Semua seimbang dan setimbang, tidak ada yang patut dicela; apatah lagi kalau telah ada pengetahuan kita tentang rahasia yang ada di dalamnya. Tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia.
“Jika Dia kehendaki, niscaya dihilangkan-Nya kamu dan didatangkan-Nya makhluk yangbanu."
Ayat 20
“Dan yang demikian itu bagi Allah, tidaklah sukar"
Hal itu dapatlah kita rasakan apabila kita memerhatikan langit dan bumi. Bumi ini sendiri demikian besarnya, sehingga berjuta-juta manusia, dan beribu macam binatang dapat hidup di dalamnya, namun dia hanya satu di antara berjuta-juta bintang di angkasa luas, yang berjuta di antaranya jauh lebih besar daripada bumi. Kalau demikian halnya apalah sukarnya bagi Allah Ta'aala buat menghapuskan sekelompok umat manusia dari muka bumi itu karena durhakanya kepada Allah, lalu mendatangkan makhluk baru akan gantinya. Apalah sukarnya bagi Allah menghapuskan makhluk yang bernama manusia itu sekaligus jika bumi tempatnya berdiam itu, hanya laksana pasir sebutir di samping bintang-bintang yang lain. Sungguhlah kedua ayat ini menyuruh manusia berpikir, di mana kedudukannya dalam alam ini dan apa yang mesti dikerjakannya selama hidupnya.
Ayat 21
“Dan akan menghadaplah mereka sekalian kepada Allah."
Yaitu bila Kiamat datang semua akan menghadap Allah, bagi memperhitungkan per-buatan-perbuatan semasa hidup di dunia.
Si zalim, si aniaya, pemimpin palsu, manusia-manusia yang selama di dunia merasa dan bersikap seakan-akan hidup tidak akan mati-mati, pemuka yang merayu orang dengan berbagai rayuan yang menyesatkan; semuanya itu akan bersama di hadapan Allah, bersama-sama dengan orang lemah yang selama hidupnya di dunia hanyalah menjadi Pak Turut, bondong air, bondong dedak, yang bisa saja dibelok-belokkan ke mana-mana. Semuanya menghadaplah di hadapan Mahkamah Tinggi Ilahi. Di situlah timbul perhitungan atas sikap yang telah dilalui selama di dunia.
“Dan berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang membesarkan diri itu." Yaitu orang-orang yang lemah pendiriannya karena tidak mau mempergunakan akalnya, lalu dia menjadi Pak Turut saja kepada orang-orang yang terkemuka, yang dengan percakapan manis dan sombong telah mengajak si lemah tadi supaya mengikut mereka, walaupun ajakannya itu kepada kesesatan. Kadang-kadang orang-orang ini sebagai pemimpin agama atau kepala peme-rintahan atau pengadu untung. Setelah semuanya berdiri di hadapan Allah untuk menghadapi perhitungan, barulah si lemah tadi mengerti bahwa kepadanya diadakan pemeriksaan langsung, maka dia pun kehilangan daya karena di kala hidup, dia pun dalam hati kecilnya merasa bahwa ajakan orang-orang yang membesarkan diri itu adalah ajakan yang salah, tetapi dia demikian lemah semangatnya, sehingga menurut saja. Setelah sampai ke gelanggang bersoal jawab itu, bertemulah dia kembali dengan orang yang menyesatkannya itu, lalu katanya, “Sesungguhnya kami ini adalah pengikut kamu." Kalau tidak karena menuruti ajakan kamu, tidaklah nasib kami akan jadi begini."Maka bisakah kamu melepaskan kami agak sedikit pun dari adzab Allah?" Seakan-akan kita rasakan betapa suasana yang meliputi perasaan orang yang beragama hanya karena turut-turutan pada masa itu banyak bergantung kepada akar yang lapuk. Apakah jawab yang dapat diberikan oleh orang yang masa di dunia begitu dibesar-besarkan dan diagung-agungkan? Yang si lemah pribadi datang melindungkan diri kepadanya? Apakah yang dapat mereka jawabkan pada saat seorang manusia tidak ada kelebihannya dari yang lain kalau bukan karena amalnya yang baik?
“Mereka menjawab, “Kalau Allah memberi petunjuk kami, niscaya telah kami beri pe-tunjuk (pula) akan kamu." Di saat itulah mereka mengakui terus terang bahwa segala pengajaran yang mereka berikan kepada si lemah bodoh itu bukanlah petunjuk Allah kepada mereka, melainkan timbul dari per-dayaan hawa nafsu mereka sendiri, penipu karena merasa diri orang pandai, sehingga ada di antara mereka yang menjamin pengikutnya yang bodoh itu akan masuk ke surga asal mau menuruti apa yang dia ajarkan. Di sanalah baru mereka mengaku bahwa derajat mereka seperti yang diikut, sama saja dengan yang mengikut."Sama saja bagi kita, apakah kita bersusah hati atau kita bersabar." Pada saat sekarang setelah berhadapan dalam Mahkamah Allah sudah sama saja bagi kita, bersusah hati ataupun bersabar, namun adzab akan kita terima juga. Masing-masing menurut besar dan kecilnya kesalahan.
“Tidak ada lagi tempat kita lari."
Ayat ini memberikan ketegasan bahwasanya dalam hai beragama, pakailah akal yang murni dan jangan salah memilih pemimpin. Pemimpin yang sebenarnya hanya Nabi, dialah yang akan mengeluarkan manusia dari gelap gulita kebodohan kepada terang benderang iman, berpedoman kepada ajaran kitab yang diwahyukan Allah.
Ayat 22
“Dan berkatalah setan setelah hukum diputuskan"
Yaitu setelah Allah menjatuhkan keputus-an hukum-Nya tentang amal baik atau amal buruk seseorang."Sesungguhnya Allah telah berjanji dengan kamu, suatu perjanjian yang benar." Setan mengaku bahwa janji Allah itulah yang benar. Yaitu apabila diikuti suruhan dan dihentikanlaranganAllah,merekaakanselamat. Itulah janji yang benar. Tetapi si setan datang mengganggu."Dan aku pun telah berjanji dengan kamu, tetapi aku salahi janjiku dengan kamu itu." Artinya, janji yang aku kemukakan kepada kamu itu adalah janji yang palsu; yang buruk aku katakan baik, yang baik aku katakan buruk, lalu dia mengaku hal yang sebenarnya terus terang."Dan tidaklah ada bagiku kekuasaan atas kamu, melainkan setelah aku ajak kamu, kamu perkenankan ajakanku, maka janganlah kamu mencela aku, tetapi celalah dirimu (sendiri)." Sebab lantaran bodohmu kamu suka aku tipu.
Sekarang datanglah hari perhitungan yang sebenarnya, masing-masing kita menerima keputusan tentang kesalahan masing-masing di hadapan Allah."Tidaklah aku dapat menolong kamu, dan tidak pula kamu dapat menolong aku." Bertanggungjawablah kita masing-masing atas perbuatan kita tangan yang mencencang, bahulah yang memikul."Sesungguhnya aku kufur kepada pekerjaanmu menyekutukan daku dahulunya." Artinya pada hakikatnya aku sendiri tidaklah menyetujui perbuatanmu itu menyekutukan Allah dengan daku, karena menjalankan dua perintah dan melaksanakan dua perjanjian yang berlawan, yakni janji Allah yang benar beserta janjiku yang bohong. Maka datanglah peringatan Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang zalim."
— yang aniaya atas dirinya sendiri karena menuruti jalan yang salah — “Bagi mereka adalah adzab yang pedih."
Demikianlah setan, kalau tidak demikian, tidak setan namanya. Di waktu di dunia dia merayu membawa manusia ke jalan yang salah, membuat janji-janjian yang palsu. Namun setelah datang hari pertanggungjawaban, dia berlepas diri. Maka terkatung-katunglah para pengikut, sebab si setan lebih dahulu telah menutup pintu, mengatakan bahwa kita sekarang tidak dapat tolong menolong lagi. Aku tak dapat menolong kamu dan kamu pun tak dapat menolong aku, marilah kita melepaskan diri masing-masing. Di saat itu baru dia mengaku terus terang bahwa janji yang benar ialah janji Allah. Adapun janji dan bujuk rayu yang dikemukakannya masa di dunia adalah hampa belaka dan dia sendiri yang lebih dahulu memungkirinya. Yang salah sebenarnya bukanlah aku, aku ini memang sudah sengaja tukang memperdayakan makhluk. Yang salah itu ialah kamu, mengapa kamu turutkan kataku. Sebab itu yang akan disesali janganlah pula aku, melainkan sesalilah dirimu sendiri.
Dia membasuh tangan — dan memang demikianlah setan — Setelah di saat itu baru dia mengaku bahwa dia tidak mengakui lagi apa yang dipersekutukan oleh orang-orang yang diperdayakannya itu. Dan di penutup perkataannya barulah dikatakannya keadaan yang sebenarnya, yaitu bahwa orang yang zalim adalah diancam oleh adzab siksaan yang pedih sekali.
Apa lagi tempat berpegang dari orang yang imannya hanya turut-turutan kepada orang lain dan hidupnya dikendalikan oleh setan.
Al-Qasyani menulis dalam tafsirnya, “Tatkala telah nyata kuasa kebenaran oleh setan keraguan, dan telah mendapat terang dari sinarnya mulailah dia tunduk dan menyerah. Mulailah dia mengakui bahwa hujjahkebenaran itu adalah pada Allah, bukan padanya. Dan seruan rayuannya kepada yang batil selama ini, dengan penipuan dan membuat perdayaan dengan hidup di dunia, adalah lemah dan kosong. Mulailah dia mengakui bahwa yang kekal itu ialah janji Allah, sesudahnya badan itu rusak, dan ganjaran atau siksaan sesudah hari kebangkitan kelak, adalah kebenaran sejati yang tidak diragukan lagi."Janjiku bahwa hidup ini hanya sehingga dunia saja adalah kosong." Yang akan mendapat penyesalan tidak lain ialah orang yang menerima pimpinan yang salah itu, yang tidak mempunyai alasan sama sekali. Yang menolak seruan-seruan yang benar dan tidak mempedulikannya." Sekian al-Qasyani.
Pada ayat-ayat ini Allah menjelaskan bahwa sampai kepada mahkamah perhitungan besar itu semua yang diikut akan berlepas diri. Baik guru atau pemimpin yang mengajarkan pengajian yang salah, atau setan yang memang musuh turun-temurun dari manusia. Bahkan setan-setan pada ayat ini pun ada juga ditafsirkan dengan manusia yang berperangai sebagai setan, merayu-rayu orang yang lemah dan tidak berpendirian, sehingga tersesat. Di saat yang penting itu, semua angkat bahu.
Maka kesan yang ditinggalkan oleh ayat-ayat ini, ialah bahwa janganlah beragama itu hanya turut-turutan, bahkan pakailah pertimbangan sendiri. Karena kalau tersesat, yang akan menanggungkan adalah diri sendiri pula. Sedang pelajaran asli dari rasul telah terbentang pada Al-Qur'an dan as-Sunnah beliau. Carilah guru yang jujur untuk mempelajari tuntunan agama yang benar itu.
“Dan dimasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dengan izin Tuhan mereka. Penghormatan mereka di dalamnya ialah “Salam!"
(ayat 23)