Ayat
Terjemahan Per Kata
وَقَدۡ
dan sungguh
مَكَرَ
telah mengadakan tipu daya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡ
sebelum mereka
فَلِلَّهِ
maka bagi Allah
ٱلۡمَكۡرُ
tipu daya
جَمِيعٗاۖ
semuanya
يَعۡلَمُ
Dia mengetahui
مَا
apa yang
تَكۡسِبُ
diusahakan
كُلُّ
setiap
نَفۡسٖۗ
diri
وَسَيَعۡلَمُ
dan akan mengetahui
ٱلۡكُفَّـٰرُ
orang-orang
لِمَنۡ
untuk siapa
عُقۡبَى
kesudahan
ٱلدَّارِ
tempat
وَقَدۡ
dan sungguh
مَكَرَ
telah mengadakan tipu daya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡ
sebelum mereka
فَلِلَّهِ
maka bagi Allah
ٱلۡمَكۡرُ
tipu daya
جَمِيعٗاۖ
semuanya
يَعۡلَمُ
Dia mengetahui
مَا
apa yang
تَكۡسِبُ
diusahakan
كُلُّ
setiap
نَفۡسٖۗ
diri
وَسَيَعۡلَمُ
dan akan mengetahui
ٱلۡكُفَّـٰرُ
orang-orang
لِمَنۡ
untuk siapa
عُقۡبَى
kesudahan
ٱلدَّارِ
tempat
Terjemahan
Sungguh orang-orang sebelum mereka (kafir Makkah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang. Orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapakah tempat kesudahan (yang baik).
Tafsir
(Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka telah mengadakan tipu-daya) yang dimaksud adalah umat-umat terdahulu sebelum orang-orang kafir Mekah; mereka telah berbuat makar terhadap nabi-nabi-Nya sebagaimana orang-orang kafir Mekah telah berbuat makar terhadapmu (tetapi semua tipu-daya itu adalah dalam kekuasaan Allah) tipu daya mereka tidaklah sama dengan tipu daya-Nya, karena Allah ﷻ (Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri) maka untuk itu Dia telah mempersiapkan balasan usaha itu; dan inilah yang dinamakan tipu daya secara keseluruhan. Karena sesungguhnya balasan itu menimpa mereka sewaktu mereka tidak menyadarinya. (Dan orang-orang kafir akan mengetahui) lafal al-kaafir yang dimaksud adalah makna jenis sehingga artinya menunjukkan jamak sekalipun lafalnya mufrad. Akan tetapi menurut qiraat yang lain dibaca al-kuffaaru dalam bentuk jamak (untuk siapakah tempat kesudahan yang baik itu) akibat yang paling baik di akhirat kelak; apakah untuk mereka ataukah untuk Nabi ﷺ dan para sahabatnya?.
Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu. Firman Allah ﷻ: Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya. (Ar-Ra'd: 42) Yaitu terhadap rasul-rasul mereka, dan mereka menginginkan agar rasul-rasul itu disingkirkan dari negeri mereka. Maka Allah membalas tipu daya mereka itu dan menjadikan akibat yang terpuji (baik) bagi orang-orang yang bertakwa.
Ayat ini semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya: Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (Al-Anfal: 30) Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedangkan mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya.
Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka.(An-Naml: 50-52) Adapun firman Allah ﷻ: Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri. (Ar-Ra'd: 42) Artinya, Allah ﷻ mengetahui semua rahasia dan apa yang tersimpan di dalam hati, dan kelak Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. dan orang-orang kafir akan mengetahui. (Ar-Ra'd: 42) Menurut qiraat lain disebutkan al-kuffar dalam bentuk jamak, bukan al-kafir. untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu. (Ar-Ra'd: 42) Yakni bagi siapa kemenangan itu, apakah bagi mereka atau bagi pengikut para rasul. Tidak, bahkan kemenangan dan akibat yang terpuji di dunia dan akhirat hanyalah bagi pengikut para rasul. Hanya bagi Allah-lah segala puji.
Kaum kafir Mekah secara rahasia merencanakan penentangan kepada Nabi Muhammad, sebagaimana kaum kafir terdahulu juga melakukan hal yang sama kepada rasul yang Allah utus kepada mereka.
Dan sungguh, orang sebelum mereka, yakni kaum kafir yang hidup sebelum kaum kafir Mekah, telah mengadakan tipu daya menentang para
rasul, tetapi semua tipu daya yang mereka lakukan itu berada dalam
genggaman kekuasaan Allah sehingga sangat mudah bagi-Nya untuk
menggagalkannya. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang,
tidak terkecuali upaya mereka menyusun rencana rahasia, dan pada
saat dihadapkan kepada Tuhan, orang yang ingkar kepada Tuhan akan
mengetahui untuk siapa tempat kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat kelak'tentu bagi para pengikut rasul-rasul itu. Kaum kafir menolak kerasulan Nabi Muhammad. Dan orang-orang
kafir berkata, Engkau, wahai Muhammad, bukanlah seorang rasul,
melainkan pesihir. Jika mereka berkata demikian, katakanlah kepada mereka, Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui dan orang yang
menguasai ilmu Al-Kitab'Yahudi dan Nasrani yang mengimani risalahku dan Al-Qur'an yang aku sampaikan'yang bertindak menjadi saksi
antara aku sebagai penyampai kebenaran yang termaktub dalam AlQur'an dan kamu yang menolak kebenaran Al-Qur'an itu. Surah ini diawali dengan penegasan tentang kebenaran Al-Qur'an
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, tetapi banyak manusia
yang tetap saja enggan beriman. Surah ini kemudian ditutup dengan
pene-gasan bahwa Allah dan orang-orang yang memahami Al-Kitab
menjadi saksi atas kebenaran Rasulullah sebagai penyampai AlQur'an dan orang-orang kafir sebagai penolak Al-Qur'an itu. Antara
bagian awal dan akhir surah ini terjalin sebuah hubungan serasi yang
membentuk kesatuan kandungan bahwa Al-Qur'an adalah benar dari
Allah.
Allah kembali menjelaskan sisi lain dari kekuasaan-Nya, yaitu dalam menghadapi tipu daya yang dilakukan oleh kaum kafir Mekah terhadap Rasulullah dan kaum Muslimin. Allah menjelaskan bahwa orang-orang kafir sebelum masa Rasulullah juga telah melakukan tipu daya terhadap para rasul-Nya. Tetapi semua tipu daya mereka itu berada di bawah kekuasaan Allah sehingga tidak akan membinasakan agama dan rasul-Nya. Allah senantiasa mengetahui lebih dulu apa saja yang diperbuat oleh setiap makhluk-Nya.
Dari sini dapat dipahami bahwa jika tipu daya orang-orang kafir terhadap para rasul Allah sebelumnya berada di bawah kekuasaan Allah, tentulah tipu daya kaum kafir Mekah terhadap Nabi Muhammad dan kaum Muslimin juga berada di bawah kekuasaan Allah. Dengan demikian, tipu daya tersebut tidak akan berhasil membinasakan Rasulullah dan kaum Muslimin, dan tidak akan mampu menghalangi penyebaran agama Islam.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa orang kafir pasti akan mengetahui kelak bahwa yang berhak untuk memperoleh tempat tinggal terakhir dan abadi yang penuh kenikmatan hanyalah mereka yang beriman dan beramal saleh.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 40
“Dan jika Kami perlihatkan kepada engkau sebagian dari yang Kami janjikan kepada mereka, atau Kami matikan engkau, maka yang wajib atas engkau hanyalah menyampaikan, dan atas Kami ialah menghitung “
Jadi dapatlah dipahamkan isi ayat bahwa Allah membangkitkan semangat pada Rasul-Nya agar terus bekerja keras melakukan kewajibannya, yaitu menyampaikan seruan dan ajakan. Adapun kaum yang kafir itu pasti mendapat siksaan yang dijadikan Allah dalam dunia ini juga. Bilakah siksaan itu akan datang? Apakah sementara Nabi ﷺ masih hidup atau sesudah dia meninggal dunia? Itu bukan soal! Tegasnya, musyrikin itu pasti kalah dan Islam mesti menang. Untuk mencapai itu Muhammad ﷺ tidak usah memikirkan apakah dia akan dapat menyaksikan keruntuhan mereka dan kemenangan Islam, ataukah dia akan meninggal sebelum dia melihat itu. Dia teruskan bertabligh, menyerukan dan menyampaikan. Dan Allah pun terus pula menghitung gerak-gerik si kafir itu. Nanti akan datang waktunya, kezaliman mereka akan sampai ke puncak, dalam pada itu Islam pun kian lama kian kuat. Bila telah genap jumlahnya, tidak ada satu kekuatan yang dapat mempertahankan yang batil, dan tidak ada satu kekuatan yang dapat meng-hambat kebenaran Islam. Ukuran ini adalah di luar dari perhitungan manusia, di luar dari perhitungan apakah saya masih dapat menyaksikan atau tidak.
Islam senantiasa berjalan maju ke muka menuju kejayaan dan kemenangannya dan kaum kafir itu — lihatlah — bertambah lama bertambah menurun kekuasaan mereka.
Ayat 41
“Dan tidaklah mereka lihat, bahwasanya Kami sedang mendatangi bumi itu. Kami susuli dia dan ujung-ujungnya."
Artinya, daerah-daerah tempat kemegahan kaum musyrikin itu kian lama kian sempit. Dari ujung-ujung bumi atau negeri yang selama ini mereka kuasai, tempat berhala-berhala berdiri dengan megahnya, berangsur-angsur walaupun dengan secara sembunyi, orang datang ke Mekah buat menyaksikan gerakan Nabi Muhammad ﷺ buat mempelajari agama yang beliau bawa. Datang orang seperti Adi bin Hatim, orang terkemuka dalam kaumnya, datang Tamim ad-Dari, orang terpandang. Dan sudah datang rombongan-rombongan dan Yatsrib (Madinah), sambil melakukan naik haji, mereka mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia dengan Muhammad ﷺ mempelajari Islam, dan telah dikirim pula mubaligh yang akan mengajarkan Al-Qur'an di Madinah. Dari saat ke sesaat kemegahan Quraisy sudah mulai terpulau. Bahkan ketika pengikut-pengikut Rasulullah yang setia berhijrah ke Habsyi, dalam dua rombongan, seruan Islam telah sampai ke sana. Najasyi (Raja) Ashhamah masuk Islam. Perutusan kaum Quraisy yang diutus menjemput mereka, telah kembali ke Mekah dengan tangan hampa. Benar pada lahir Quraisy masih kuat, tetapi pengaruh mereka kian hari kian mundur. Abu Sufyan dalam perjalanan ke Syam, telah dipanggil menghadap oleh Raja Romawi di Syam (Suria), yaitu Heraclius, dan yang baginda tanya bukan soal lain, melainkan tentang Muhammad ﷺ dan gerak agama yang dibawanya, sehingga Abu Sufyan terpaksa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jujur. Sebab itu maka bumi tempat tegak kaum musyrikin kian lama kian susut.
“Dan Allah menghukum, tidak ada yang akan membatalkan hukum-Nya, dan Dia adalah amal cepat perhitungan."
Dan Allah menghukum. Dalam susun kata umum ialah dan sejarah berjalan terus; tidak ada satu kekuatan yang dapat menghalangi-Nya, Perhitungan Allah amat cepat jalannya. Hal-hal yang pada mulanya disangka tidak mungkin kejadian, beberapa tahun di belakang menjadi kenyataan.
Orang-orang musyrikin itu masih mencari berbagai dalih untuk menghalangi kejayaan islam, untuk menghambat bertumbuhnya ajaran Nabi, segala tipu daya telah mereka cobakan. Bagi Allah hal itu hanyalah hal yang biasa.
Ayat 42
“Dan sesungguhnya telah menipu daya orang-orang yang sebelum mereka.''
Maka jika kaum musyrikin itu sekarang melakukan berbagai tipu daya, kaum musyrikin yang dahulu kala pun telah melakukan tipu daya pula kepada nabi-nabi dan rasul-rasul zaman itu."Tetapi bagi Allah-lah (balasan) sekalian tipu daya." Sehingga manalah mereka dapat melakukan tipu daya terhadap suatu rencana yang Allah sendiri membikinnya? Adakah Allah hendak ditipu daya? Sehingga manakah batas kekuatan manusia menipu daya Allah? Kalau Allah ditipu daya, lalu Allah membalas, siapakah yang kalah? “Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh tiap-tiap diri." Ke mana saja si penipu daya menghadapkan langkah, maka Allah telah mengetahui batas kekuatannya dan di tempat mana dia akan berhenti, dan di mana dia akan kehabisan napas.
“Dan akan mengetahuilah orang-orang yang kafir, bagi siapakah batasan akhirat itu."
Ayat 43
“Dan berkata orang-orang yang kafir itu: “Engkau ini bukan Utusan."
Inilah salah satu puncak bantahan mereka. Mereka tidak mau mengakui bahwa Nabi Muhammad itu adalah Rasul Allah. Mereka tidak hendak mempertimbangkan kebenaran yang beliau bawa, tetapi dengan sombong dan angkuh mereka menolak kerasulan beliau. Allah menyuruh menjawab perkataan yang berisi pemungkiran yang sombong itu."Katakanlah: — Wahai Utusan Kami “Cukuplah Allah sebagai saksi di antara aku dan di antara kamu." Artinya, walaupun kamu tidak mau mengaku namun aku tetap telah diangkat Allah menjadi Rasul-Nya. Kamu tidak mau menerima karena kesombongan tidaklah akan mengurangi martabatku sebagai Rasul, walaupun kamu tidak mau mengaku, namun Tuhanku mengakui aku Rasul-Nya. Walaupun kamu tidak mau percaya, namun orang-orang yang lebih tinggi pengetahuannya daripada kamu telah pula menyaksikan dan mengakui.
“Dan orang-orang yang ada di sisi mereka ilmu tentang al-Kilab."