Ayat
Terjemahan Per Kata
فَلَمَّآ
maka tatkala
أَن
telah
جَآءَ
datang
ٱلۡبَشِيرُ
pembawa kabar gembira
أَلۡقَىٰهُ
ia letakkannya
عَلَىٰ
atas
وَجۡهِهِۦ
wajahnya (Yaqub)
فَٱرۡتَدَّ
lalu dia kembali
بَصِيرٗاۖ
dapat melihat
قَالَ
(Yaqub) berkata
أَلَمۡ
tidaklah
أَقُل
aku katakan
لَّكُمۡ
bagi kalian
إِنِّيٓ
sesungguhnya aku
أَعۡلَمُ
aku mengetahui
مِنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
مَا
apa
لَا
tidak
تَعۡلَمُونَ
(kalian) mengetahui
فَلَمَّآ
maka tatkala
أَن
telah
جَآءَ
datang
ٱلۡبَشِيرُ
pembawa kabar gembira
أَلۡقَىٰهُ
ia letakkannya
عَلَىٰ
atas
وَجۡهِهِۦ
wajahnya (Yaqub)
فَٱرۡتَدَّ
lalu dia kembali
بَصِيرٗاۖ
dapat melihat
قَالَ
(Yaqub) berkata
أَلَمۡ
tidaklah
أَقُل
aku katakan
لَّكُمۡ
bagi kalian
إِنِّيٓ
sesungguhnya aku
أَعۡلَمُ
aku mengetahui
مِنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
مَا
apa
لَا
tidak
تَعۡلَمُونَ
(kalian) mengetahui
Terjemahan
Ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya‘qub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Ya‘qub) berkata, “Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
Tafsir
(Tatkala) huruf an di sini adalah zaidah (telah tiba pembawa kabar gembira) yaitu Yahudza dengan membawa baju gamis Nabi Yusuf. Dahulu dialah yang membawa baju darah Nabi Yusuf, maka kali ini ia bermaksud untuk membuat bahagia ayahnya sebagai ganti daripada perbuatannya dahulu yang membuatnya sedih (maka diletakannya baju gamis itu) ditaruhnya baju gamis itu (ke wajah Yakub, lalu kembalilah) sehat seperti semula (dapat melihat. Berkata Yakub, "Tidakkah aku katakan kepada kalian, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tidak mengetahuinya.").
Tafsir Surat Yusuf: 96-98
Tatkala telah datang pembawa kabar gembira itu, maka diletakkanlah baju gamis itu ke wajah Yaqub, lalu dia dapat melihat kembali. Berkata Yaqub, "Bukankah telah aku katakan kepada kalian bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tidak mengetahuinya."
Mereka berkata, "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)."
Yaqub berkata, "Kelak aku akan memohonkan ampun kepada Tuhanku untuk kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat 96
Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Al-Basyir", adalah pembawa kabar gembira.
Menurut Mujahid dan As-Saddi, pembawa kabar gembira itu adalah Yahuza ibnu Ya'qub. As-Saddi mengatakan bahwa sesungguhnya dialah yang membawa baju gamis Yusuf, karena dialah dahulu yang mendatangkan baju gamis Yusuf yang dilumuri dengan darah palsu. Maka Yahuza bermaksud ingin membersihkan kesalahannya yang dahulu dengan perbuatannya sekarang. Lalu ia datang dengan membawa baju gamis Yusuf dan ia letakkan baju gamis itu ke wajah ayahnya; maka seketika itu juga ayahnya dapat melihat kembali dan langsung berkata kepada anak-anaknya:
“Bukankah telah aku katakan kepada kalian bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tidak mengetahuinya.” (Yusuf: 96)
Yakni aku mengetahui bahwa Allah akan mengembalikan Yusuf kepadaku, dan aku katakan kepada kalian: “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kalian tidak menuduhku lemah akal (tentu kalian membenarkan aku).” (Yusuf: 94)
Ayat 97-98
Maka pada saat itu mereka berkata kepada ayah mereka dengan nada meminta belas kasihan: “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).” Yaqub berkata, "Kelak aku akan memohonkan ampun kepada Tuhanku untuk kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf: 97-98) Barang siapa yang bertobat kepada-Nya, niscaya Dia menerima tobatnya.
Ibnu Mas'ud, Ibrahim At-Taimi, Amr ibnu Qais, Ibnu Juraij dan lain-lain mengatakan bahwa Nabi Ya'qub menangguhkan permohonan mereka sampai waktu sahur.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abus Saib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris, bahwa ia pernah mendengar Abdur Rahman ibnu Ishaq menceritakan atsar berikut dari Muharib ibnu Disar, bahwa Khalifah Umar r.a. datang ke masjid, lalu ia mendengar seseorang mengucapkan doa berikut: "Ya Allah, Engkau telah menyeruku, lalu aku memenuhi seruan-Mu. Dan Engkau telah memberi perintah kepadaku, lalu aku taati. Demi waktu sahur ini, berilah ampunan kepadaku." Umar mendengarkan suara itu, lalu menyelidikinya, dan ternyata suara itu berasal dari rumah Abdullah ibnu Mas'ud r.a. Ketika ia ditanya tentang bacaan doanya itu, ia menjawab, "Sesungguhnya Ya'qub menangguhkan permintaan anak-anaknya sampai waktu sahur melalui ucapannya yang disitir oleh firman Allah ﷻ: 'Kelak aku akan memohonkan ampun bagi kalian kepada Tuhanku'.” (Yusuf: 98)
Di dalam hadits disebutkan bahwa hal itu terjadi pada malam Jumat, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Jarir pula dalam riwayat lainnya; bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Abdur Rahman Abu Ayyub Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Ata dan Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah ﷺ mengenai firman-Nya: “Kelak aku akan memohonkan ampun kepada Tuhanku untuk kalian.” (Yusuf: 98) Bahwa yang dimaksud ialah hingga datang malam Jumat. Itulah yang dimaksudkan oleh perkataan saudaraku Ya'qub kepada anak-anaknya. Bila ditinjau dari jalur ini, hadits ini berpredikat garib (asing); dan mengenai predikat marfu'-nya masih perlu dipertanyakan kebenarannya.
Sekian waktu berlalu, dan kafilah anak-anak Nabi Yakub pun sampai
di Kanaan. Maka ketika benar-benar telah tiba pembawa kabar gembira
itu, yakni salah seorang dari anak-anak Nabi Yakub yang membawa
baju Nabi Yusuf, maka diusapkannya baju itu ke wajahnya (Nabi Yakub),
lalu seketika itu dia dapat melihat kembali seperti sedia kala. Dia berkata
kepada keluarganya yang tetap tidak memercayai perkataannya, Bukankah telah aku katakan kepadamu tadi, bahwa aku mencium bau Yusuf.
Aku yakin Yusuf masih hidup karena aku mengetahui dari Allah apa yang
tidak kamu ketahui. Kejadian yang baru saja mereka saksikan membuat keluarga besar
Nabi Yakub sadar bahwa selama ini dia mengetahui mereka telah membohonginya. Karena itu, mereka meminta maaf kepada Nabi Yakub dan
minta dimohonkan ampunan kepada Allah atas dosa mereka. Mereka
berkata, Wahai ayah kami! Mohonkanlah kepada Allah agar Dia memberi ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami. Sesungguh-nya kami sejak
dulu adalah orang yang bersalah dan berdosa.
Pada ayat ini, Allah ﷻ menerangkan bahwa setelah pembawa kabar gembira itu sampai ke tempat ayahnya sesuai dengan anjuran Yusuf, Yahuda tampil ke depan membawa baju gamis Yusuf dan mengusapkannya ke wajah Yakub. Mata Yakub dengan seketika kembali melihat seperti sediakala. Yakub berkata kepada putra-putranya, "Bukankah pernah kukatakan kepadamu ketika aku menyuruhmu ke Mesir mencari berita tentang Yusuf dan saudaranya, bahwa sesungguhnya aku tahu dengan perantaraan wahyu dari Allah swt, bukan khayalan dan angan-angan bahwa Yusuf itu masih hidup sedang kamu tidak mengetahuinya." Penyerahan baju Yusuf kepada ayahnya oleh Yahuda sebagai bukti bahwa Yusuf masih hidup mengingatkan Yakub pada penyerahan baju Yusuf yang berlumuran darah oleh Yahuda sebagai bukti bahwa Yusuf telah diterkam serigala.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Maka berangkatlah kafilah itu dari Mesir, kafilah dan saudara-saudara Yusuf.
Ayat 94
“Dan tatkala telah berangkat kafilah itu ," meninggalkan Mesir “Berkatalah bapak mereka: “Sesungguhnya aku mendapat bau Yusuf, kalau tidaklah akan kamu tuduh telah pikun aku."
Jarak di antara tanah Kana'an (Yerusalem) adalah delapan hari perjalanan kafilah. Maka mulai saja kafilah itu berangkat meninggalkan Mesir, di saat itu juga Nabi Ya'qub merasa membaui bau Yusuf dibawa angin. Hal itu dikatakannya terus terang kepada anak-anak atau cucu-cucunya, atau menantu-menantu-nya dan anak-anaknya yang perempuan yang tinggal bersama beliau di kampung. Sebab dia sudah tua, dia pun merasa bahwa mungkin anak-anak itu tidak percaya dan akan mengatakan saja bahwa itu hanya kata-kata orang pikun, yang sudah tidak beres lagi akalnya lantaran tua. Tetapi hal itu dikatakannya juga, tidak peduli apakah anak cucu akan menuduhnya sudah pikun.
Ayat 95
“Mereka berkata: “Demi Allah sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang lama juga."
Dengan jawaban anak cucu yang seperti ini, nyatalah bahwa orang tua ini selama tercerai dengan anaknya Yusuf, lantaran rindunya, kalau ada anak muda berjalan yang sebaya dengan Yusuf, sudah dikatakannya Yusuf juga. Ada pakaian yang serupa, dikatakan pakaiannya serupa dengan pakaian Yusuf, dan mungkin juga bila memanggil anak yang lain, terloncat juga dari mulutnya dengan tidak sengaja memanggil nama Yusuf. Sekarang setelah dia mengatakan terbau olehnya bau Yusuf, beranilah anak cucu itu mengatakan, “Kakek ini masih saja dalam kekeliruannya yang lama. Mana boleh ada bau Yusuf, padahal dia sudah lama tidak ada lagi."
Beberapa hari di belakang kafilah itu telah sampai.
Ayat 96
“Maka tatkala telah datang membawa kabar gembira itu, dikenakannyalah (kemeja itu) kepada mukanya, maka kembalilah dia dapat melihat. Dia berkata: “Bukankah sudah aku katakan kepadamui, bahwa sesungguhnya aku lebih tahu dari (petunjuk) Allah, hal yang kamu tidak ketahui?"
Suasana luar biasalah yang meliputi keluarga Ya'qub pada hari itu. Gembira yang mengharukan sangat Memang Yusuf sudah nyata masih ada. Dialah rupanya Yang Dipertuan Mulia Kerajaan Mesir itu. Bunyamin ada bersama dia. Raubin pun sudah sama pulang. Dan ayah sudah sembuh dengan sendirinya mata beliau, karena mencium baju putranya, Yusuf. Dan semuanya telah diliputi gembira, tidak ada lagi yang tidak gembira, karena yang baru kembali dari Mesir itu bukan saja membawakan obat bagi ayah yang telah tua, yaitu baju anaknya yang diciumnya dan tidak lepas lagi dari tangannya, tetapi semua jadi gembira, sebab “Paman" Yusuf memesan mereka semuanya, tidak ada yang ketinggalan, sampai kepada orang-orang gajian mesti berangkat bersama-sama, berpindah ke negeri Mesir.
Tinggallah lagi anak-anak beliau yang telah besar-besar itu, yang merasa diri telah bersalah. Sekian tahun lamanya mereka telah bersalah kepada beliau, telah durhaka kepada beliau, Tersebab mereka, beliau telah terpisah dari putranya yang dicintai. Maka sekarang mereka hendak memohon keridhaan bapak dan ampunan Allah.
Ayat 97
“Mereka berkata: “Wahai bapak kami, mohonkan ampunan bagi kami dan hal dosa-dosa kami, sungguhlah kami ini orang-orang yang bersalah."
Kalau dahulu kepada Yusuf mereka memohon maaf dan mintakan ampun kepada Allah, di saat itu juga Yusuf memberi maaf dan menyatakan bahwa Allah telah memberi ampun mereka, dan minta supaya hal itu di
pandang tidak apa-apa saja, sekarang Nabi Ya'qub yang tua memberikan jawaban ber-beda sedikit, sesuai dengan usianya yang tua.
Ayat 98
"Dia berkata: “Akan aku mintakan ampun untuk kamu kepada Tuhanku."
Artinya, di dalam ibadah shalat beliau, entah di waktu pagi ataupun di waktu sahur, di saat doa amat mustajab, dengan secara istimewa tidak tersambil, akan aku mohonkan ampun buat kalian, tetapi sudah percaya aku bahwa Allah niscaya mengampuni kalian.
"Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Sebab-sebab buat kekacauan hati sudah tidak ada lagi, sedih sudah berganti dengan gembira, niscaya Ya'qub tidak akan keberatan memberi maaf putranya, apatah lagi selama lebih seperempat abad itu tidak juga dia menunjukkan murka kepada putra-putranya. Terhadap Allah, niscaya Allah memberi ampun orang yang mengakui salahnya, sebagai tersebut di dalam Hadits Qudsi yang disampaikan Nabi kita Muhammad ﷺ untuk kita umatnya,
“Walaupun sampailah dosamu itu ke pintu lawang langit, lalu engkau memohon ampun kepadaKu, niscaya akan Aku beri ampun padamu."
Barangkali ada orangyang merasa musykil, masakan dari jarak delapan hari perjalanan, Nabi Ya'qub dapat merasai bau anaknya. Tetapi orang yang telah berpengetahuan tentang pengaruh yang dinamai telepati, yaitu pengaruh pengiriman pikiran dari jauh, yang telah diakui adanya oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan modern, tidaklah akan bertanya lagi, melainkan pasti percaya. Kalau pikiran dua orang manusia biasa, dapat bertemu dalam jarak yang beribu-ribu kilometer jauhnya dalam suasana telepati, maka ingatlah bahwa dalam hal ini yang bertemu itu bukan pikiran dari orang biasa, tetapi di antara dua orang rasul Allah yaitu Ya'qub dan Yusuf, Shallallahu ‘ala Nabiyyina wa ‘alaihima wa sallama.
Dan mulai kembali kafilah dari Mesir itu,yang diperkatakan dalam keluarga Ya'qub hanyalah satu soal saja, yaitu soal berpindah ke Mesir.