Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَمَّا
dan tatkala
فَصَلَتِ
telah berangkat/keluar
ٱلۡعِيرُ
kafilah
قَالَ
berkata
أَبُوهُمۡ
ayah mereka
إِنِّي
sesungguhnya aku
لَأَجِدُ
aku mendapat/mencium
رِيحَ
bau
يُوسُفَۖ
Yusuf
لَوۡلَآ
sekiranya tidak
أَن
telah
تُفَنِّدُونِ
kamu menuduhku lemah akal
وَلَمَّا
dan tatkala
فَصَلَتِ
telah berangkat/keluar
ٱلۡعِيرُ
kafilah
قَالَ
berkata
أَبُوهُمۡ
ayah mereka
إِنِّي
sesungguhnya aku
لَأَجِدُ
aku mendapat/mencium
رِيحَ
bau
يُوسُفَۖ
Yusuf
لَوۡلَآ
sekiranya tidak
أَن
telah
تُفَنِّدُونِ
kamu menuduhku lemah akal
Terjemahan
Ketika kafilah itu telah keluar (dari Mesir dan memasuki Palestina), ayah mereka berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf seandainya kamu tidak menuduhku lemah akal.”
Tafsir
(Tatkala kafilah itu telah keluar) dari negeri Mesir (berkata ayah mereka) kepada anak-anak dan cucu-cucunya yang ada bersamanya ("Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf) bau itu tercium oleh Nabi Yakub karena dibawa oleh angin berkat kekuasaan Allah dari jarak perjalanan tiga hari, atau delapan hari atau lebih dari itu (sekiranya kalian tidak menuduhku sebagai orang yang lemah akalnya.") maka niscaya kalian akan membenarkan aku.
Tafsir Surat Yusuf: 93-95
"Pergilah kalian dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah baju ini ke wajah ayahku nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluarga kalian semuanya kepadaku."
Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), berkata ayah mereka, "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kalian tidak menuduhku lemah akal (tentu kalian membenarkan aku)."
Keluarganya berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu."
Ayat 93
Yusuf a.s. berkata kepada saudara-saudaranya, "Pergilah kalian dengan membawa baju gamisku ini, dan letakkanlah baju ini ke wajah ayahku, niscaya ia akan dapat melihat kembali." (Yusuf: 93)
Saat itu Nabi Ya'qub telah buta akibat banyak menangis (karena berpisah dengan Yusuf).
“Dan bawalah keluarga kalian semuanya kepadaku.” (Yusuf: 93)
Yakni semua Bani Ya'qub.
Ayat 94
"Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir)." (Yusuf: 94) Maksudnya, setelah meninggalkan negeri Mesir.
"Berkata ayah mereka." (Yusuf: 94)
Yakni Nabi Ya'qub a.s. kepada anak-anaknya yang ada bersamanya.
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kalian tidak menuduhku lemah akal (tentu kalian membenarkan aku)." (Yusuf: 94) Yakni sekiranya kalian tidak menuduhku pikun.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Sinan, dari Abdullah ibnu Abul Huzail yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: "Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir)." (Yusuf: 94) Bahwa ketika kafilah meninggalkan negeri Mesir, bertiuplah angin kencang, hingga angin itu sampai ke tempat Ya'qub a.s. dengan membawa bau baju gamis Yusuf. Maka Nabi Ya'qub berkata: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kalian tidak menuduhku lemah akal (tentu kalian membenarkan aku)." (Yusuf: 94) Nabi Ya'qub dapat mencium bau Yusuf dari jarak perjalanan delapan hari.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Sufyan As-Sauri dan Syu'bah serta lain-lainnya, dari Abu Sinan dengan sanad yang sama. Al-Hasan dan Ibnu Juraij mengatakan bahwa jarak di antara keduanya adalah delapan puluh farsakh (pos), dan lama berpisah antara Nabi Ya'qub dengan Nabi Yusuf adalah delapan puluh tahun.
Firman Allah ﷻ: "Sekiranya kalian tidak menuduhku lemah akal (tentu kalian membenarkan aku)." (Yusuf: 94)
Ibnu Abbas, Mujahid, Ata, Qatadah, dan Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah lemah akal. Mujahid dan Al-Hasan mengatakan pula bahwa makna yang dimaksud ialah pikun.
Ayat 95
Firman Allah ﷻ menyitir ucapan mereka: "Sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu." (Yusuf: 95)
Ibnu Abbas mengatakan, makna yang dimaksud ialah sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu. Qatadah mengatakan bahwa cintamu kepada Yusuf masih tetap melekat, tidak pernah engkau lupakan. Mereka mengatakan kalimat yang kurang ajar terhadap ayah mereka, padahal kata-kata itu tidak pantas mereka katakan kepada ayah mereka, terlebih lagi ayah mereka adalah seorang Nabi Allah. Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi dan lain-lain.
Saudara-saudara Nabi Yusuf mengikuti perintahnya. Mereka mempersiapkan diri untuk kembali ke Kanaan. Dan demikianlah, ketika
kafilah itu telah keluar dari Mesir, ayah mereka yang berada jauh di Kanaan berkata kepada para menantu dan cucunya yang tinggal bersamanya di Kanaan, Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf. Sekiranya kamu
semua tidak menuduhku sudah pikun atau lemah akal, tentu kamu akan
membenarkanku. Menanggapi ucapan Nabi Yakub yang selalu menyebut-nyebut Nabi Yusuf, mereka dengan kesal berkata, Demi Allah, sesungguhnya engkau
masih dalam kekeliruanmu yang dahulu karena engkau tetap saja mengira
Yusuf masih hidup.
Tatkala barisan unta putra-putra Yakub keluar dari perbatasan negeri Mesir menuju tanah Syam, berkatalah Yakub kepada cucu-cucunya dan para kerabat yang berada di sampingnya pada waktu itu, "Aku telah mencium bau Yusuf yang wangi, seperti baunya yang pernah aku kenal di waktu kecilnya. Andaikata kalian tidak berburuk sangka kepadaku, menyangka bahwa aku lemah akal, rusak pikiran karena terlalu tua, tentunya kalian akan membenarkan ucapanku ini bahwa aku benar-benar telah mencium bau Yusuf, dan dia masih hidup. Tidak lama lagi aku akan berjumpa dengannya dan merasa senang melihatnya." Ini adalah suatu mukjizat bagi Yakub yang dapat mencium bau Yusuf dari tempat yang amat jauh, kira-kira delapan hari perjalanan unta waktu itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Maka berangkatlah kafilah itu dari Mesir, kafilah dan saudara-saudara Yusuf.
Ayat 94
“Dan tatkala telah berangkat kafilah itu ," meninggalkan Mesir “Berkatalah bapak mereka: “Sesungguhnya aku mendapat bau Yusuf, kalau tidaklah akan kamu tuduh telah pikun aku."
Jarak di antara tanah Kana'an (Yerusalem) adalah delapan hari perjalanan kafilah. Maka mulai saja kafilah itu berangkat meninggalkan Mesir, di saat itu juga Nabi Ya'qub merasa membaui bau Yusuf dibawa angin. Hal itu dikatakannya terus terang kepada anak-anak atau cucu-cucunya, atau menantu-menantu-nya dan anak-anaknya yang perempuan yang tinggal bersama beliau di kampung. Sebab dia sudah tua, dia pun merasa bahwa mungkin anak-anak itu tidak percaya dan akan mengatakan saja bahwa itu hanya kata-kata orang pikun, yang sudah tidak beres lagi akalnya lantaran tua. Tetapi hal itu dikatakannya juga, tidak peduli apakah anak cucu akan menuduhnya sudah pikun.
Ayat 95
“Mereka berkata: “Demi Allah sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang lama juga."
Dengan jawaban anak cucu yang seperti ini, nyatalah bahwa orang tua ini selama tercerai dengan anaknya Yusuf, lantaran rindunya, kalau ada anak muda berjalan yang sebaya dengan Yusuf, sudah dikatakannya Yusuf juga. Ada pakaian yang serupa, dikatakan pakaiannya serupa dengan pakaian Yusuf, dan mungkin juga bila memanggil anak yang lain, terloncat juga dari mulutnya dengan tidak sengaja memanggil nama Yusuf. Sekarang setelah dia mengatakan terbau olehnya bau Yusuf, beranilah anak cucu itu mengatakan, “Kakek ini masih saja dalam kekeliruannya yang lama. Mana boleh ada bau Yusuf, padahal dia sudah lama tidak ada lagi."
Beberapa hari di belakang kafilah itu telah sampai.
Ayat 96
“Maka tatkala telah datang membawa kabar gembira itu, dikenakannyalah (kemeja itu) kepada mukanya, maka kembalilah dia dapat melihat. Dia berkata: “Bukankah sudah aku katakan kepadamui, bahwa sesungguhnya aku lebih tahu dari (petunjuk) Allah, hal yang kamu tidak ketahui?"
Suasana luar biasalah yang meliputi keluarga Ya'qub pada hari itu. Gembira yang mengharukan sangat Memang Yusuf sudah nyata masih ada. Dialah rupanya Yang Dipertuan Mulia Kerajaan Mesir itu. Bunyamin ada bersama dia. Raubin pun sudah sama pulang. Dan ayah sudah sembuh dengan sendirinya mata beliau, karena mencium baju putranya, Yusuf. Dan semuanya telah diliputi gembira, tidak ada lagi yang tidak gembira, karena yang baru kembali dari Mesir itu bukan saja membawakan obat bagi ayah yang telah tua, yaitu baju anaknya yang diciumnya dan tidak lepas lagi dari tangannya, tetapi semua jadi gembira, sebab “Paman" Yusuf memesan mereka semuanya, tidak ada yang ketinggalan, sampai kepada orang-orang gajian mesti berangkat bersama-sama, berpindah ke negeri Mesir.
Tinggallah lagi anak-anak beliau yang telah besar-besar itu, yang merasa diri telah bersalah. Sekian tahun lamanya mereka telah bersalah kepada beliau, telah durhaka kepada beliau, Tersebab mereka, beliau telah terpisah dari putranya yang dicintai. Maka sekarang mereka hendak memohon keridhaan bapak dan ampunan Allah.
Ayat 97
“Mereka berkata: “Wahai bapak kami, mohonkan ampunan bagi kami dan hal dosa-dosa kami, sungguhlah kami ini orang-orang yang bersalah."
Kalau dahulu kepada Yusuf mereka memohon maaf dan mintakan ampun kepada Allah, di saat itu juga Yusuf memberi maaf dan menyatakan bahwa Allah telah memberi ampun mereka, dan minta supaya hal itu di
pandang tidak apa-apa saja, sekarang Nabi Ya'qub yang tua memberikan jawaban ber-beda sedikit, sesuai dengan usianya yang tua.
Ayat 98
"Dia berkata: “Akan aku mintakan ampun untuk kamu kepada Tuhanku."
Artinya, di dalam ibadah shalat beliau, entah di waktu pagi ataupun di waktu sahur, di saat doa amat mustajab, dengan secara istimewa tidak tersambil, akan aku mohonkan ampun buat kalian, tetapi sudah percaya aku bahwa Allah niscaya mengampuni kalian.
"Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Sebab-sebab buat kekacauan hati sudah tidak ada lagi, sedih sudah berganti dengan gembira, niscaya Ya'qub tidak akan keberatan memberi maaf putranya, apatah lagi selama lebih seperempat abad itu tidak juga dia menunjukkan murka kepada putra-putranya. Terhadap Allah, niscaya Allah memberi ampun orang yang mengakui salahnya, sebagai tersebut di dalam Hadits Qudsi yang disampaikan Nabi kita Muhammad ﷺ untuk kita umatnya,
“Walaupun sampailah dosamu itu ke pintu lawang langit, lalu engkau memohon ampun kepadaKu, niscaya akan Aku beri ampun padamu."
Barangkali ada orangyang merasa musykil, masakan dari jarak delapan hari perjalanan, Nabi Ya'qub dapat merasai bau anaknya. Tetapi orang yang telah berpengetahuan tentang pengaruh yang dinamai telepati, yaitu pengaruh pengiriman pikiran dari jauh, yang telah diakui adanya oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan modern, tidaklah akan bertanya lagi, melainkan pasti percaya. Kalau pikiran dua orang manusia biasa, dapat bertemu dalam jarak yang beribu-ribu kilometer jauhnya dalam suasana telepati, maka ingatlah bahwa dalam hal ini yang bertemu itu bukan pikiran dari orang biasa, tetapi di antara dua orang rasul Allah yaitu Ya'qub dan Yusuf, Shallallahu ‘ala Nabiyyina wa ‘alaihima wa sallama.
Dan mulai kembali kafilah dari Mesir itu,yang diperkatakan dalam keluarga Ya'qub hanyalah satu soal saja, yaitu soal berpindah ke Mesir.