Al-A'raf: 7

Ayat

Terjemahan Per Kata
فَلَنَقُصَّنَّ
maka sesungguhnya Kami akan
عَلَيۡهِم
atas mereka
بِعِلۡمٖۖ
dengan pengetahuan
وَمَا
dan tidaklah
كُنَّا
Kami adalah
غَآئِبِينَ
yang gaib

Terjemahan

Kemudian, pasti akan Kami kabarkan (hal itu) kepada mereka berdasarkan ilmu (Kami). Sedikit pun Kami tidak pernah gaib (jauh dari mereka).

Tafsir

Tafsir Surat Al-A'raf: 4-7 Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan. Siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari. Maka, ketika azab Kami datang menimpa mereka, mereka hanya mengeluh dengan mengucap, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.” Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami), Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedangkan (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami tidak jauh (dari mereka). Ayat 4 Firman Allah ﷻ: “Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan.” (Al-A'raf: 4) Karena para penduduknya menentang rasul-rasul Kami dan mendustakan mereka, maka Allah pun menimpakan kepada mereka kehinaan di dunia yang terus berlangsung sampai kehinaan di akhirat. Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain, yaitu firman-Nya: “Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah azab kepada orang-orang yang mengolok-olok itu sebagai balasan (azab) terhadap olok-olok mereka.” (Al-Anbiya: 41 dan Al-Anam: 10) “Berapa banyaknya kota yang telah Kami binasakan, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi.” (Al-Hajj: 45) “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya. Maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kamilah yang mewarisinya.” (Al-Qashash: 58) Adapun firman Allah ﷻ: “Siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari.” (Al-A'raf: 4) Yakni di antara mereka, ada orang yang kedatangan siksa dan pembalasan-Nya “Di malam hari.” (Al-A'raf: 4) Yaitu di malam hari, di saat mereka sedang tidur nyenyak. “Atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari.” (Al-A'raf: 4) Diambil dari kata al-qailulah yang artinya istirahat di tengah hari, kedua waktu tersebut (yakni tengah malam dan tengah hari) adalah waktu istirahat sehingga mereka dalam keadaan lalai dan terlena pada waktu-waktu tersebut. Seperti disebutkan dalam ayat lain, yaitu firman-Nya: “Maka apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksa Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?” (Al-A'raf: 97-98) “Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhan kalian adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (An-Nahl: 45-47) Ayat 5 Adapun firman Allah ﷻ: “Maka, ketika azab Kami datang menimpa mereka, mereka hanya mengeluh dengan mengucap, ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim’.” (Al-A'raf: 5) Yakni ucapan tiada lain yang mereka ucapkan ketika azab datang menimpa mereka, melainkan pengakuan mereka terhadap dosa-dosa mereka dan bahwa mereka pantas menerimanya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri-negeri yang zalim yang telah Kami binasakan.” (Al-Anbiya: 11) sampai dengan firman-Nya: “Yang tidak dapat hidup lagi.” (Al-Anbiya: 15) Ibnu Jarir mengatakan bahwa di dalam ayat ini terkandung keterangan yang jelas yang menunjukkan kebenaran riwayat yang disampaikan Rasulullah ﷺ, yaitu tentang sabdanya yang mengatakan: “Tidaklah suatu kaum dibinasakan sebelum mereka mengakui kesalahan diri mereka sendiri.” Hal tersebut telah diceritakan oleh Ibnu Humaid kepada kami, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Abu Sinan, dari Abdul Malik ibnu Maisarah Az-Zarrad yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Tidaklah suatu kaum dibinasakan sebelum mereka mengakui kesalahan diri mereka sendiri.” Abdul Malik melanjutkan kisahnya, lalu ia bertanya kepada Ibnu Mas'ud, "Mengapa terjadi demikian?" Ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya: “Maka, ketika azab Kami datang menimpa mereka, mereka hanya mengeluh dengan mengucap, ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim’.”(Al-A'raf: 5). Ayat 6 Firman Allah ﷻ: “Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka.” (Al-A'raf: 6), hingga akhir ayat. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata, ‘Apakah jawaban kalian kepada para rasul’?” (Al-Qashash: 65) Dan firman Allah ﷻ: “(Ingatlah) di hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka), ‘Apa jawaban kaummu terhadap (seruanmu)’? Para rasul menjawab, ‘Kami tidak tahu (tentang itu), sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui segala perkara yang gaib’.” (Al-Maidah: 109) Kelak di hari kiamat Allah bertanya kepada semua umat tentang jawaban mereka kepada para rasul yang membawa risalah-Nya kepada mereka. Allah menanyai pula para rasul yang ditugaskan kepada mereka tentang penyampaian risalah-Nya. Karena itulah Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir ayat ini, yaitu firman-Nya: “Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami).” (Al-A'raf: 6) Yaitu tentang apa yang telah disampaikan oleh para rasul. Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnul Hasan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Kindi, telah menceritakan kepada kami Al-Muharibi, dari Al-Laits, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Kalian semua adalah penggembala, dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang gembalaannya. Imam akan ditanya mengenai orang-orang yang dipimpinnya, seorang lelaki akan ditanya mengenai keluarganya, seorang wanita akan ditanya mengenai rumah suaminya, dan seorang budak akan ditanya mengenai harta tuannya.” Al-Al-Laits mengatakan, Ibnu Tawus pernah menceritakan hal yang semisal kepadaku, kemudian ia membacakan firman-Nya: “Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami).” (Al-A'raf: 6)." Hadits ini diketengahkan di dalam kitab Shahihain tanpa tambahan ini. Ayat 7 Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: “Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang mereka perbuat), sedangkan (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami tidak jauh (dari mereka).” (Al-A'raf: 7) Kelak di hari kiamat akan diletakkan semua kitab catatan amal perbuatan, lalu kitab-kitab itu berbicara tentang apa yang telah mereka kerjakan (selama di dunia). “Dan Kami tidak jauh (dari mereka).” (Al-A'raf: 7) Yakni Allah ﷻ akan memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya kelak di hari kiamat tentang apa yang telah mereka katakan dan apa yang telah mereka kerjakan, baik yang kecil maupun yang besar, yang berat maupun yang ringan. Tidak ada yang terlewat, karena sesungguhnya Allah ﷻ Maha Menyaksikan segala sesuatu, tiada sesuatu pun yang tersembunyi dan terlepas dari pengetahuan-Nya dan tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya, bahkan Dia mengetahui apa yang tersembunyi di balik lirikan mata yang khianat dan apa yang tersimpan di dalam kalbu. Allah ﷻ telah berfirman: “Dan tiada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahuinya, dan tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfuz).” (Al-An'am: 59)

Al-A'raf: 7

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat