Al-A'raf: 102

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَمَا
dan tidak
وَجَدۡنَا
Kami mendapati
لِأَكۡثَرِهِم
bagi kebanyakan mereka
مِّنۡ
dari
عَهۡدٖۖ
janji
وَإِن
dan sesungguhnya
وَجَدۡنَآ
Kami mendapati
أَكۡثَرَهُمۡ
kebanyakan mereka
لَفَٰسِقِينَ
sungguh orang-orang fasik

Terjemahan

Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Tafsir

Tafsir Surat Al-A'raf: 101-102 Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan), Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. Dan sesungguhnya rasul-rasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Ayat 101 Allah menceritakan berita kaum Nuh, Hud, Saleh, Luth, dan Syu'aib kepada Nabi-Nya ﷺ. Dia pun menceritakan pembinasaan terhadap orang-orang kafir dan penyelamatan yang Dia lakukan terhadap orang-orang yang beriman, dan Allah ﷻ telah memberikan alasan-Nya kepada mereka bahwa Dia telah menjelaskan kepada mereka perkara yang hak melalui hujah-hujah yang disampaikan oleh para rasul. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: “Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan).” (Al-A'raf: 101) Wahai Muhammad. “Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu.” (Al-A'raf: 101) Yakni kisah-kisah mereka “Dan sesungguhnya rasul-rasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata.” (Al-A'raf: 101) Yaitu hujjah-hujjah yang membuktikan kebenaran mereka dalam semua yang mereka sampaikan kepada kaumnya masing-masing, seperti juga yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu: “Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (Al-Isra: 15) “Itulah beberapa berita tentang negeri-negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad). Di antara negeri-negeri itu sebagian masih ada bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.” (Hud: 100-101) Mengenai firman Allah ﷻ: “Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya.” (Al-A'raf: 101) Huruf ba pada ayat ini mengandung makna sababiyah (kausalita). Dengan kata lain, mereka sama sekali tidak beriman kepada apa yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka, karena kedustaan mereka terhadap kebenaran sejak pertama kali disampaikan kepada mereka. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Atiyyah rahimahullah. Dan ini merupakan pendapat yang baik seperti halnya firman Allah: “Dan apakah yang memberitahukan kepada kalian bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya.” (Al-An'am: 109-110), hingga akhir ayat. Ayat 102 Karena itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya: “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka.” (Al-A'raf: 101-102) Yakni kebanyakan dari umat-umat terdahulu. “Memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-A'raf: 102) Artinya sesungguhnya Kami menjumpai kebanyakan dari mereka adalah orang-orang fasik yang menyimpang dari jalan ketaatan dan keteladanan serta menyimpang dari janji yang telah mereka ambil, yaitu janji yang membuat mereka diciptakan dan telah difitrahkan di dalam diri mereka. Janji itu telah diambil dari mereka sejak mereka masih berada di dalam tulang sulbi, yaitu bahwa Tuhan dan Penguasa mereka adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Lalu mereka mengikrarkan janji itu dan bersaksi terhadap diri mereka sendiri mengenainya, tetapi mereka melanggar janji itu dan meninggalkannya di belakang mereka. Kemudian mereka menyembah selain Allah tanpa ada dalil dan bukti yang membenarkannya. Baik ditinjau dari segi rasio maupun syara' dan menurut fitrah yang sehat pun hal tersebut jelas ditentang. Lalu datanglah para rasul yang mulia, mulai dari yang pertama hingga yang terakhir, semuanya melarang hal tersebut, seperti yang disebutkan di dalam hadits Shahih Muslim, bahwa Allah ﷻ telah berfirman dalam hadits qudsi: “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (cenderung kepada agama yang benar), kemudian datanglah setan, lalu setan menyesatkan mereka dari agamanya, dan setan mengharamkan kepada mereka apa-apa yang telah Aku halalkan bagi mereka.” Di dalam kitab Shahihain disebutkan: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi.” Allah ﷻ telah berfirman di dalam ayat lain, yaitu: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku’!" (Al-Anbiya: 25) “Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, ‘Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah’?" (Az-Zukhruf: 45) “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu." (An-Nahl:36) Dan ayat-ayat lainnya yang semakna. Tetapi ada yang mengemukakan tafsirnya sehubungan dengan makna firman-Nya: “Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya.” (Al-A'raf: 101) Sebagaimana Abu Ja'far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Razi, dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b sehubungan dengan ayat ini, bahwa hal itu telah diketahui oleh Allah ﷻ sejak hari mereka mengikrarkan janji kepada-Nya. Dengan kata lain, mereka tidak akan beriman karena sikap mereka yang demikian itu telah diketahui oleh Allah sejak zaman azali. Hal yang sama dikatakan oleh Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b, dari Anas, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir. As-Suddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: “Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya.” (Al-A'raf: 101) Menurutnya hal tersebut ialah pada hari ketika Allah mengambil janji dari mereka, lalu mereka beriman secara paksa. Sedangkan menurut Mujahid, ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: “Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali.” (Al-An' am: 28), hingga akhir ayat.

Al-A'raf: 102

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat