Al-An'am: 62

Ayat

Terjemahan Per Kata
ثُمَّ
kemudian
رُدُّوٓاْ
mereka dikembalikan
إِلَى
kepada
ٱللَّهِ
Allah
مَوۡلَىٰهُمُ
Penguasa/Pemimpin mereka
ٱلۡحَقِّۚ
sebenarnya
أَلَا
ketahuilah
لَهُ
bagiNya
ٱلۡحُكۡمُ
segala hukum
وَهُوَ
dan Dia
أَسۡرَعُ
paling cepat
ٱلۡحَٰسِبِينَ
pembuat perhitungan

Terjemahan

Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) hanya milik-Nya, Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.

Tafsir

Tafsir Surat Al-An'am: 60-62 Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kalian pada siang hari untuk disempurnakan umur (kalian) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kalian kembali, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang dahulu kalian kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. Ayat 60 Allah ﷻ berfirman, bahwa Dia mewafatkan hamba-hamba-Nya saat mereka tidur di malam hari. Pengertian wafat ini merupakan wafat kecil (tidur), seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain, yaitu: “(Ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku’.” (Ali Imran: 55) “Allah memegang jiwa (seseorang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (seseorang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah ditetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (Az-Zumar: 42) Allah menyebutkan dalam ayat ini dua jenis kewafatan, yaitu wafat besar dan wafat kecil. Hal yang sama disebutkan pula oleh Allah dalam ayat ini (Al-An'am: 60) yaitu wafat kecil dan wafat besar melalui firman-Nya: “Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari.” (Al-An'am: 60) Yakni Allah mengetahui pekerjaan yang kalian kerjakan di siang hari. Kalimat ini merupakan jumlah mu'taridah (kalimat sisipan) yang menunjukkan pengertian bahwa pengetahuan Allah meliputi semua makhluk-Nya pada malam hari dan siang hari mereka, yakni di waktu mereka diam dan di waktu mereka bergerak, semuanya terliputi oleh pengetahuan Allah. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antara kalian yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.” (Ar-Ra'd: 10) Semakna pula dengan yang terkandung di dalam firman lainnya: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat pada malam itu.” (Al-Qashash: 73) Yakni melakukan istirahat di malam hari. “Dan supaya kalian mencari sebagian dari karunia-Nya.” (Al-Qashash: 73) Yaitu pada siang harinya. Seperti yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya yang lain: “Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (An-Naba: 10-11) Dalam surat ini pun Allah ﷻ menyebutkan melalui firman-Nya: “Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari, dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari.” (Al-An'am: 60) Maksudnya, semua pekerjaan yang kalian lakukan di siang hari. “Kemudian Dia membangunkan kalian pada siang hari.” (Al-An'am: 60) Menurut apa yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, dan As-Suddi, damir (kata ganti) yang ada pada lafal “fihi” yaitu kembali kepada siang hari. Sedangkan menurut Ibnu Juraij, dari Abdullah ibnu Kasir, damir kembali kepada tidur, yakni dalam tidurnya. Tetapi makna yang pertama lebih kuat. Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan berikut sanadnya dari Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: “Pada tiap orang terdapat seorang malaikat, apabila orang itu tidur, maka malaikatnya mengambil rohnya dan mengembalikannya lagi kepadanya. Dan jika Allah memerintahkan agar nyawanya dicabut, maka malaikat itu mencabut nyawanya. Dan jika tidak ada perintah, maka malaikat itu mengembalikannya kepada orang itu.” Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: “Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari.” (Al-An'am: 60) Adapun firman Allah ﷻ: “Untuk disempurnakan umur (kalian) yang telah ditentukan.” (Al-An'am: 60) Artinya, sampai kepada ajal atau batas umur yang telah ditetapkan pada masing-masing orang. “Kemudian kepada Allah-lah kalian kembali.” (Al-An'am: 60) Yakni kelak di hari kiamat. “Lalu Dia memberitahukan kepada kalian.” (Al-An'am: 60) Maksudnya, menceritakan dan menjelaskan kepada kalian. “Apa yang dahulu kalian kerjakan.” (Al-An'am: 60) Yakni Dia akan mengadakan pembalasan (azab) kepada kalian terhadap apa yang dahulu kalian kerjakan semasa di dunia. Dengan kata lain, apabila amal perbuatan kalian baik, maka balasannya baik. Dan apabila amal perbuatan kalian buruk, maka balasannya buruk pula. Ayat 61 Firman Allah ﷻ: “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya.” (Al-An'am: 61) Artinya, Dialah yang menguasai segala sesuatu dan segala sesuatu tunduk kepada keagungan, kebesaran, dan kekuasaan-Nya. “Dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga.” (Al-An'am: 61) Yaitu di antara para malaikat ada yang ditugaskan oleh Allah untuk menjaga tubuh manusia, seperti halnya yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di depan dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (Ar-Ra'd: 11) Maksudnya, malaikat penjaga yang mencatat semua amal perbuatannya. Sama halnya dengan yang disebutkan oleh firman-Nya: “Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan kalian).” (Al-Infitar: 10) Yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (Qaf: 17-18) (Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya. Mengenai firman Allah ﷻ: “Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian.” (Al-An'am: 61) Artinya, telah tiba masa ajalnya, dan maut sudah di ambang pintu. “Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami.” (Al-An'am: 61) Yakni oleh malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa. Ibnu Abbas dan lain-lainnya (yang bukan hanya seorang) telah mengatakan bahwa malaikat maut ('Izrail) mempunyai pembantu-pembantu yang terdiri atas para malaikat lainnya. Mereka mencabut roh dari jasad, dan ketika nyawa sudah mencapai tenggorokan seseorang, malaikat mautlah yang mencabutnya. Hal ini akan dijelaskan dalam tafsir firman-Nya: “Allah menguatkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh.” (Ibrahim: 27) Hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah ini membuktikan kesahihan dari atsar yang bersumberkan dari Ibnu Abbas dan lain-lainnya ini. Firman Allah ﷻ: “Dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (Al-An'am: 61) Yakni dalam menjaga roh orang yang diwafatkan, bahkan mereka memeliharanya dan menempatkannya menurut apa yang dikehendaki oleh Allah ﷻ. Jika orang tersebut termasuk orang-orang yang bertakwa, maka mereka ditempatkan di tempat (surga) yang tinggi. Jika orang yang bersangkutan termasuk orang-orang yang durhaka, maka ditempatkan di (neraka) sijjin. Kami berlindung kepada Allah dari hal tersebut. Ayat 62 Firman Allah ﷻ: “Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah Penguasa mereka yang sebenarnya.” (Al-An'am: 62) Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: “Kemudian mereka dikembalikan.” (Al-An'am: 62) Yang dimaksud dengan mereka di sini menurutnya adalah para malaikat. Sehubungan dengan hal ini kami ketengahkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zib, dari Muhammad ibnu Amr ibnu ‘Atha’, dari Sa'id ibnu Yasar, dari Abu Hurairah , dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: “Sesungguhnya mayat itu dihadiri oleh para malaikat. Apabila mayat itu adalah seorang lelaki saleh, maka mereka mengatakan, "Keluarlah engkau, wahai jiwa yang baik dan berasal dari tubuh yang baik, keluarlah engkau dengan terpuji, dan bergembiralah dengan angin yang sejuk dan wewangian yang semerbak, serta Tuhan yang tidak murka.” Kata-kata tersebut terus diulangi sampai jiwa itu benar keluar (dari tubuhnya). Kemudian ia dibawa naik ke langit, lalu dimohonkan supaya dibuka pintu langit untuknya. Maka ditanyakan, "Siapakah ini?" Lalu dijawab, "Si Fulan (yang baik)." Maka dikatakan, "Selamat datang dengan jiwa yang baik dan berasal dari tubuh yang baik, masuklah kamu dengan terpuji dan bergembiralah dengan angin yang sejuk dan wewangian yang semerbak serta Tuhan yang tidak murka.” Kata-kata tersebut terus diulanginya sampai ia mencapai langit dimana tempat Allah berada. Dan apabila lelaki tersebut adalah orang yang buruk (jahat), maka mereka mengatakan, "Keluarlah engkau, wahai jiwa yang kotor dan berasal dari tubuh yang kotor, keluarlah engkau dengan tercela, dan bergembiralah dengan air yang mendidih dan nanah serta aneka ragam lainnya yang serupa.” Kata-kata tersebut terus-menerus dikatakan kepadanya hingga ia keluar. Kemudian ia dibawa naik ke langit, lalu dimintakan agar dibuka pintu langit untuknya, maka dikatakan, "Siapakah orang ini? Dijawab, "Si Fulan (yang jahat)." Maka dikatakan, "Tidak ada selamat datang bagi jiwa yang kotor dan jahat. Kembalilah kamu dengan tercela, karena sesungguhnya semua pintu langit tidak akan dibuka untukmu.” Lalu ia diturunkan dari langit hingga kembali di kuburannya. Lelaki yang saleh tadi duduk, lalu dikatakan kepadanya hal yang semisal dengan apa yang disebutkan pada pembicaraan pertama. Dan orang yang jahat duduk pula, lalu dikatakan kepadanya hal yang semisal dengan pembicaraan yang kedua tadi. Hadits ini berpredikat gharib (asing) Makna firman-Nya: “Kemudian mereka dikembalikan.” (Al-An'am: 62) Artinya bahwa kelak semua makhluk dikembalikan kepada Allah pada hari kiamat, lalu Allah memutuskan perkara mereka dengan keputusan-Nya yang adil. Hal yang semakna juga disebutkan oleh firman-Nya: “Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal’.” (Al-Waqi'ah: 49-50) “Dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Al-Kahfi: 47) Sampai dengan firman-Nya: “Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (Al-Kahfi: 49) Karena itulah dalam surat ini disebutkan: “Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) hanya kepunyaan-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.” (Al-An'am: 62)

Al-An'am: 62

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat