Al-An'am: 43

Ayat

Terjemahan Per Kata
فَلَوۡلَآ
maka mengapa tidak
إِذۡ
ketika
جَآءَهُم
datang kepada mereka
بَأۡسُنَا
siksaan Kami
تَضَرَّعُواْ
mereka menundukan hati
وَلَٰكِن
akan tetapi
قَسَتۡ
menjadi keras
قُلُوبُهُمۡ
hati mereka
وَزَيَّنَ
dan menampakan bagus
لَهُمُ
kepada mereka
ٱلشَّيۡطَٰنُ
syaitan
مَا
apa
كَانُواْ
mereka adalah
يَعۡمَلُونَ
mereka kerjakan

Terjemahan

Akan tetapi, mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri (kepada Allah) ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.

Tafsir

Tafsir Surat Al-An'am: 40-45 Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika datang azab Allah kepadamu atau datang hari kiamat kepadamu, apakah kalian menyeru (tuhan) selain Allah jika kalian orang-orang yang benar." (Tidak), tetapi hanya kepada-Nya kalian meminta pertolongan. Jika Dia menghendaki, maka Dia menghilangkan bahaya yang kalian mohonkan kepada-Nya (supaya dihilangkan), dan kalian tinggalkan sembahan-sembahan yang kalian sekutukan (dengan Allah). Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, (tetapi mereka membangkang), kemudian Kami azab mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Akan tetapi, mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang azab Kami kepada mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami azab mereka secara tiba-tiba, maka seketika itu juga mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ayat 40 Allah ﷻ menceritakan bahwa Dialah Yang Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki terhadap makhluk-Nya menurut apa yang Dia sukai. Tidak ada yang bisa mengubah hukum Allah terhadap makhluk-Nya, dan tidak ada yang mampu mengubah ketentuan-Nya. Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki sekutu. Jika Dia menghendaki, Dia akan mengabulkan permohonan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: “Katakanlah, ‘Terangkanlah kepadaku jika datang azab Allah kepadamu atau datang hari kiamat kepadamu’.”(Al-An'am: 40) Yakni datang kepada kalian yang ini atau yang itu. “Apakah kalian menyeru (tuhan) selain Allah?” (Al-An'am: 40) Artinya janganlah kalian menyeru selain kepada Allah, karena kalian mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang mampu menghilangkan hal itu selain Dia sendiri. Karena itulah dalam akhir ayat disebutkan: “Jika memang kalian orang-orang yang benar.” (Al-An'am: 40) Yaitu kalian termasuk golongan orang-orang yang benar jika kalian menyeru Allah sebagai Tuhan. Ayat 41 “(Tidak), tetapi hanya kepada-Nya kalian meminta pertolongan. Jika Dia menghendaki, maka Dia menghilangkan bahaya yang kalian mohonkan kepada-Nya (supaya dihilangkan), dan kalian tinggalkan sembahan-sembahan yang kalian sekutukan (dengan Allah).” (Al-An'am: 41) Maksudnya, saat berada dalam keadaan bahaya kalian hanya memohon pertolongan Allah, dan lenyaplah dari pikiran kalian berhala-berhala dan sembahan-sembahan kalian. Ayat ini semakna dengan firman Allah ﷻ: “Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kalian seru, kecuali Dia.” (Al-Isra: 67), hingga akhir ayat. Ayat 42 Adapun firman Allah ﷻ: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami azab mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan” (Al-An'am: 42) Yakni kemiskinan, kesempitan dalam hidup, penyakit dan hal-hal yang menyakitkan. “Supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (Al-An'am: 42) Maknanya adalah mintalah kepada Allah dan merendahkan diri kepada-Nya dengan penuh rasa khusyuk. Ayat 43 Allah ﷻ berfirman: “Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang azab Kami kepada mereka.” (Al-An'am: 43) Artinya, mengapa manakala Kami uji mereka dengan hal tersebut, mereka tidak memohon kepada Kami dengan tunduk merendahkan diri dan mendekatkan diri kepada Kami? “Bahkan hati mereka telah menjadi keras.” (Al-An'am: 43) Yakni hatinya keras membangkang dan tidak dapat khusyuk. “Dan setan pun menampakkan kepada mereka (seolah-olah) baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Al-An'am: 43) Yaitu kemusyrikan, keingkaran, dan perbuatan-perbuatan maksiat. Ayat 44 “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka.” (Al-An'am: 44) Maksudnya mereka berpaling dari peringatan itu dan melupakannya serta mengabaikannya, sehingga peringatan itu menjadi terlupakan oleh mereka. “Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka.” (Al-An'am: 44) Yakni Kami bukakan bagi mereka semua pintu rezeki dari segala jenis yang mereka pilih. Hal itu merupakan istidraj dari Allah buat mereka dan sebagai pemenuhan terhadap apa yang mereka inginkan. Kami berlindung kepada Allah dari tipu muslihat-Nya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: “Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka.” (Al-An'am: 44) Yakni berupa harta benda yang berlimpah, anak yang banyak, dan rezeki melimpah ruah. “Kami azab mereka secara tiba-tiba.” (Al-An'am: 44) Yaitu di saat mereka sedang lalai. “Maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (Al-An'am: 44) Artinya putus harapan dari semua kebaikan Allah. Al-Walibi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “al-mublis” artinya orang yang putus asa. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, "Barang siapa yang diberi keluasan oleh Allah. lalu ia tidak memandang bahwa hal itu merupakan ujian baginya, maka dia adalah orang yang tidak mempunyai pandangan. Dan barang siapa yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak memandang bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia adalah orang yang tidak mempunyai pandangan." Kemudian Al-Hasan Al-Basri membacakan firman-Nya: “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami azab mereka secara tiba-tiba, maka seketika itu juga mereka terdiam berputus asa.” (Al-An'am: 44) Al-Hasan Al-Basri mengatakan, "Kaum itu telah tertipu. Demi Tuhan Ka'bah, mereka diberi kemakmuran, kemudian diazab.” Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Qatadah mengatakan: “Azab yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba merupakan urusan Allah. Dan Allah tidak akan menyiksa suatu kaum melainkan di saat mereka tidak menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta sedang tenggelam di dalam kesenangannya. Karena itu, janganlah kalian terpedaya oleh ujian yang diberikan Allah, karena sesungguhnya hanya orang fasik (durhaka)lah yang terperangkap dalam tipu daya Allah.” Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Malik telah meriwayatkan dari Az-Zuhri sehubungan dengan makna firman-Nya: “Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka.” (Al-An'am: 44) Bahwa makna yang dimaksud ialah kemakmuran dan kesenangan duniawi. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Rasyidin (Ibnu Sa'd alias Abul Hajjaj Al-Muhri), dari Harmalah ibnu Imran At-Tajibi, dari Uqbah ibnu Muslim, dari Uqbah ibnu Amir, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: “Apabila kamu lihat Allah memberikan kesenangan dunia kepada seorang hamba yang suka berbuat maksiat terhadap-Nya sesuka hatinya, maka sesungguhnya hal itu adalah istidraj (membinasakannya secara perlahan-lahan). Kemudian Rasulullah ﷺ membacakan firman-Nya: “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami azab mereka secara tiba-tiba, maka seketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-An'am: 44) Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadits Harmalah dan Ibnu Luhai'ah, dari Uqbah ibnu Muslim, dari Uqbah ibnu Amir dengan lafal yang sama. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Irak ibnu Khalid ibnu Yazid, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Ibrahim ibnu Abu Ablah, dari Ubadah ibnu Samit, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Apabila Allah menghendaki keberlangsungan atau kemakmuran pada suatu kaum, maka Dia memberi mereka rezeki (kekayaan) dan memelihara martabat (kehormatan) mereka. Tetapi, apabila Dia menghendaki perpecahan suatu kaum, maka Dia membukakan untuk mereka pintu khianat. “Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami azab mereka secara tiba-tiba, maka seketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-An'am: 44) Ayat 45 Kemudian Allah ﷻ melanjutkan dalam firman: “Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An'am: 45) Hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dan lain-lainnya.

Al-An'am: 43

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat