Al-An'am: 23

Ayat

Terjemahan Per Kata
ثُمَّ
kemudian
لَمۡ
tidak
تَكُن
ada
فِتۡنَتُهُمۡ
fitnah mereka
إِلَّآ
kecuali
أَن
bahwa
قَالُواْ
mereka mengatakan
وَٱللَّهِ
demi Allah
رَبِّنَا
Tuhan kami
مَا
tidak ada
كُنَّا
kami menjadi
مُشۡرِكِينَ
orang-orang musyrik

Terjemahan

Kemudian, mereka tidak punya jawaban atas kebohongan mereka, kecuali (terpaksa) mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.”

Tafsir

Tafsir Surat Al-An'am : 22-26 Dan (ingatlah) pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, "Dimanakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu katakan (sebagai sekutu-sekutu Kami)?" Kemudian tiadalah (jawaban) kebohongan mereka, kecuali mengatakan, "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah." Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, "Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur'an, dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya. Dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tetap tidak menyadari. Ayat 22 Allah ﷻ berfirman menceritakan keadaan orang-orang musyrik: “Dan (ingatlah) di hari yang di waktu itu Kami mengumpulkan mereka semuanya.” (Al-An'am: 22) Yakni pada hari kiamat nanti. Lalu Allah menanyai mereka tentang berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka sembah-sembah itu selain Allah, seraya berfirman: “Di manakah sembahan-sembahan kalian yang dahulu kalian katakan (sekutu-sekutu Kami)?” (Al-An'am: 22) Ayat ini sama dengan ayat lain yang terdapat dalam surat Al Qasas: “Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata, ‘Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan’?” (Al-Qashash: 62) Ayat 23 Firman Allah ﷻ : “Kemudian tiadalah fitnah mereka.” (Al-An'am: 23) Yakni alasan mereka. “Kecuali mengatakan, ‘Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah’.” (Al-An'am: 23) Adh-Dhahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: “Kemudian tiadalah fitnah mereka.” (Al-An'am: 23) Yakni hujjah mereka. Dan menurut ‘Atha’ Al-Khurasani, dari Ibnu Abbas disebutkan alasan mereka. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah. Menurut Ibnu Juraij, dari Ibnu Abbas, disebutkan jawaban mereka. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Adh-Dhahhak. ‘Atha’ Al-Khurasani mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: “Kecuali mengatakan, ‘Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah’.” (Al-An'am: 23) Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa tiadalah jawaban mereka ketika Kami menguji mereka, yakni alasan yang mereka kemukakan tentang kemusyrikan yang pernah mereka lakukan itu. “Kemudian tiadalah fitnah mereka.” (Al-An'am: 23) Yakni cobaan mereka ketika mereka diuji. “Kecuali mengatakan, ‘Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah’.” (Al-An'am: 23) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Said Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Ar-Razi dari Amr ibnu Abu Qais, dari Mutarrif, dari Al-Minhal, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ia pernah kedatangan seorang lelaki yang langsung bertanya kepadanya mengenai makna firman-Nya: “Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.” (Al-An'am: 23) Ibnu Abbas menjawab, adapun mengenai firman-Nya: “Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.” (Al-An'am: 23) Yaitu sesungguhnya mereka ketika melihat bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang menjalankan shalat, maka mereka mengatakan, "Marilah kita ingkari." Namun ketika mereka hendak mengingkarinya, maka Allah mengunci mulut mereka sehingga tidak dapat berbicara, dan tangan serta kaki merekalah yang bersaksi. Mereka tidak dapat menyembunyikan suatu peristiwa pun dari Allah. Maka apakah di dalam kalbumu sekarang masih terdapat sesuatu (keraguan)? Sesungguhnya tiada sesuatu pun dari Al-Qur'an yang tidak diturunkan suatu keterangan mengenainya, tetapi kalian tidak mengerti takwil (tafsir) nya. Adh-Dhahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini berkenaan dengan orang-orang munafik. Tetapi pendapat ini masih perlu dipertimbangkan lagi, mengingat ayat ini Makkiyyah, sedangkan orang-orang munafik baru ada dalam periode Madaniyyah, dan ayat yang diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik adalah dalam surat Al-Mujadilah, yaitu firman-Nya: “(Ingatlah) hari (ketika) mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik).” (Al-Mujadilah: 18), hingga akhir ayat. Ayat 24 Di dalam surat ini disebutkan pula hal yang berkenaan dengan mereka melalui firman-Nya: “Lihatlah bagaimana mereka telah berbohong terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.” (Al-An'am: 24) Ayat ini semakna dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya: “Kemudian dikatakan kepada mereka, ‘Manakah berhala-berhala yang selalu kalian persekutukan (yang kalian sembah) selain Allah?’ Mereka menjawab, ‘Mereka telah hilang lenyap dari kami’.” (Al-Mumin: 73-74), hingga akhir ayat. Ayat 25 Firman Allah ﷻ : “Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya.” (Al-An'am: 25) Yakni mereka berdatangan untuk mendengarkan bacaanmu, tetapi hal itu tidak ada manfaatnya barang sedikit pun bagi mereka, karena Allah ﷻ telah meletakkan tutupan di atas hati mereka hingga mereka tidak dapat memahami Al-Qur'an. Dan Allah meletakkan sumbatan pada telinga mereka sehingga mereka tidak dapat mendengarkan hal yang bermanfaat bagi diri mereka, seperti yang diungkapkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lainnya: “Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan.” (Al-Baqarah: 171), hingga akhir ayat. Firman Allah ﷻ : “Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya.” (Al-An'am: 25) Yakni walaupun mereka telah melihat ayat-ayat, dalil-dalil, hujjah-hujjah yang jelas, dan bukti-bukti yang nyata, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Mereka sama sekali tidak mempunyai pemahaman dan tidak mempunyai kesadaran. Sebagaimana seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya: “Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada diri mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar.” (Al-Anfal: 23) Firman Allah ﷻ : “Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu.” (Al-An'am: 25) Yakni menentangmu dan membantah kebenaranmu dengan kebatilan. “Orang-orang kafir itu berkata, ‘Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu’.” (Al-An'am: 25) Yaitu, apa yang kamu bawa ini tidak lain hanyalah diambil dari kitab-kitab orang-orang yang terdahulu dan diturunkan dari mereka. Ayat 26 Firman Allah ﷻ : “Mereka sendiri menjauhkan diri darinya.” (Al-An'am: 26) Sehubungan dengan makna lafal “yanhauna 'anhu”, ada dua pendapat: Pendapat pertama mengatakan, makna yang dimaksud ialah mereka melarang orang lain mengikuti kebenaran, membenarkan Rasul, dan taat kepada Al-Qur'an. Dan makna “yanhauna ‘anhu” yakni menjauhkan mereka dari Al-Qur'an. Dengan demikian, berarti mereka menggabungkan dua perbuatan yang kedua-duanya buruk, yakni mereka tidak mau mengambil manfaat dan tidak menyeru seorang pun untuk mengambil manfaat. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur'an.” (Al-An'am: 26) Yakni mereka menjauhkan manusia dari Nabi Muhammad ﷺ agar mereka tidak beriman kepadanya. Muhammad ibnul Hanafiyyah mengatakan, dahulu orang-orang kafir Quraisy tidak pernah mendatangi Nabi ﷺ dan melarang orang lain untuk mendatanginya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah, Mujahid, Adh-Dhahhak, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Pendapat inilah yang lebih jelas (lebih kuat) dan yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Pendapat kedua diriwayatkan oleh Sufyan Ats-Tsauri, dari Habib Ibnu Abu Sabit, dari orang yang pernah mendengarnya dari Ibnu Abbas yang mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: "Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur'an.” (Al-An'am: 26) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Thalib, ia melarang orang-orang mengganggu Nabi ﷺ. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Qasim ibnu Mukhaimirah, Habib ibnu Abu Sabit, ‘Atha’ ibnu Dinar, dan lain-lainnya, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Thalib. Sa'id ibnu Abu Hilal mengatakan, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua paman Nabi ﷺ yang berjumlah sepuluh orang. Mereka adalah orang-orang yang paling keras dalam membela Nabi ﷺ secara terang-terangan, juga orang-orang yang paling keras dalam memusuhi Nabi ﷺ secara diam-diam. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: “Mereka melarang (orang lain) darinya.” (Al-An'am: 26) Yaitu mereka melarang orang-orang membunuhnya (Nabi Muhammad ﷺ). “Dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya.” (Al-An'am: 26) Yakni menjauhkan diri darinya. “Dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak menyadari.” (Al-An'am: 26) Artinya, tiadalah yang mereka binasakan melainkan diri mereka sendiri. Perbuatan mereka hanya merugikan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak menyadari.

Al-An'am: 23

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat