Al-An'am: 2

Ayat

Terjemahan Per Kata
هُوَ
Dia
ٱلَّذِي
yang
خَلَقَكُم
menciptakan kalian
مِّن
dari
طِينٖ
tanah
ثُمَّ
kemudian
قَضَىٰٓ
Dia menentukan
أَجَلٗاۖ
waktu
وَأَجَلٞ
dan waktu
مُّسَمًّى
ditentukan
عِندَهُۥۖ
di sisiNya
ثُمَّ
kemudian
أَنتُمۡ
kamu
تَمۡتَرُونَ
kamu ragu-ragu

Terjemahan

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan batas waktu hidup (masing-masing). Waktu yang ditentukan (untuk kebangkitan setelah mati) ada pada-Nya. Kemudian, kamu masih meragukannya.

Tafsir

Tafsir Surat Al An’am : 1-3 Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang (siang dan malam), namun orang-orang kafir justru menyekutukan (sesuatu dengan) Tuhan mereka. Dialah yang menciptakan kalian (manusia) dari tanah, kemudian ditetapkan-nya ajal (kematian kalian), dan bahkan telah ditetapkan pula waktu kebangkitan yang hanya dia sendirilah yang mengetahuinya. Kemudian kalian masih ragu-ragu akan semua itu. Dan Dialah Allah (Yang berhak disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui segala apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian tampakkan, dan mengetahui (pula) apa yang kalian usahakan (kerjakan). Ayat 1 Allah ﷻ Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman memuji diri-Nya sendiri Yang Maha Tinggi, karena Dia telah menciptakan langit dan bumi sebagai bukti kebesarannya yang ditujukan kepada hamba-hamba-Nya, juga karena Dia telah menjadikan gelap dan terang untuk kebaikan (yang bermanfaat) pada hamba-hamba-Nya, yaitu di malam hari dan di siang hari mereka. Lafal “zulumat” diungkapkan dalam bentuk jamak, sedangkan lafal “nur” diungkapkan dalam bentuk tunggal, karena cahaya lebih mulia daripada gelap. Hal ini sama dengan yang disebutkan di dalam firman Allah ﷻ: “Ke kanan dan ke kiri.” (An-Nahl: 48) Sama seperti yang disebutkan di akhir surat ini melalui firman-Nya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (Al-An'am: 153) Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Namun orang-orang kafir mempersekutukan (sesuatu dengan) Tuhan mereka.” (Al-An'am: 1). Artinya meskipun demikian, ada juga sebagian dari hamba-hamba-Nya yang kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu bagi-Nya, serta menjadikan bagi-Nya istri dan anak. Maha Tinggi Allah dari segala sesuatunya itu dengan ketinggian yang setinggi-tingginya (tidak terhingga). Ayat 2 Firman Allah ﷻ: “Dialah yang menciptakan kalian dari tanah” (Al-An'am: 2). Yakni bapak mereka semua, yaitu Nabi Adam. Dialah asal mereka, dan darinya mereka berasal, lalu menyebar ke timur dan barat. Firman Allah ﷻ: “Sesudah itu ditentukan-Nya ajal, dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan yang ada pada sisi-Nya.” (Al-An'am: 2). Said ibnu Jubair telah mengatakan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan ajal pertama adalah kematian, sedangkan yang kedua ialah ketentuan untuk dibangkitkan di akhirat. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Zaid ibnu Aslam, Atiyyah, As-Suddi, dan Muqatil ibnu Hayyan serta lain-lainnya. Menurut pendapat Al-Hasan Al-Basri dalam suatu riwayat yang bersumber darinya mengenai makna firman-Nya: “Sesudah itu ditentukan-Nya ajal” (Al-An'am: 2) Bahwa yang dimaksud ialah masa antara sejak ia diciptakan sampai meninggal dunia. Sedangkan firman-Nya: “Dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan yang ada pada sisi-Nya.” (Al-An'am: 2) Yakni antara dia meninggal dunia sampai ia dibangkitkan. Pendapat ini sama dengan pendapat sebelumnya. Penentuan ajal yang pertama bersifat khusus, yakni menyangkut usia setiap manusia. Sedangkan penentuan ajal kedua bersifat umum, yakni menyangkut usia dunia seluruhnya. Kemudian habislah usia dunia, lalu lenyap dan kembali ke alam akhirat. Dari Ibnu Abbas dan Mujahid disebutkan sehubungan dengan firman-Nya: “sesudah itu ditentukan-Nya ajal.” (Al-Anam: 2) Yaitu adalah usia dunia. Dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan yang ada di sisi-Nya, yaitu usia seseorang sampai saat kematiannya. Seolah-olah takwil (tafsir) ini bersumber dari pengertian yang terdapat pada ayat selanjutnya yang menyebutkan: ”Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari. Dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari.” (Al-An'am: 60) hingga akhir ayat. Atiyyah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “Sesudah itu ditentukan-Nya ajal.” (Al-An'am: 2) yakni tidur. Di dalam tidur roh seseorang dikeluarkan, kemudian dikembalikan lagi kepadanya saat ia terbangun dari tidurnya. Dan ada lagi suatu ajal yang ketentuannya ada di sisi-Nya, yakni batas usia seorang manusia. Tetapi pendapat ini berpredikat gharib (asing). Makna firman-Nya: “ada di sisi-Nya.” (Al-An'am: 2) Dengan kata lain, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah. Hal ini sejalan dengan makna dalam firman-Nya: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.” (Al-A'raf: 187) Demikian pula dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lainnya: “Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” (An-Nazi'at: 42-44). Mengenai firman Allah ﷻ: “Kemudian kalian masih ragu-ragu.” (Al-An'am: 2) Menurut As-Suddi dan lain-lainnya, makna yang dimaksud ialah 'kemudian kalian meragukan tentang hari kiamat'. Ayat 3 Firman Allah ﷻ: “Dan Dialah Allah (yang berhak disembah), baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian lahirkan (tampakkan) dan mengetahui (pula) apa yang kalian usahakan (kerjakan).” (Al-An'am: 3) Para ulama tafsir berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat ini. Ada berbagai pendapat sesudah mereka sepakat menolak pendapat golongan Jahmiyah pertama, yaitu yang mengatakan hal-hal yang Allah ﷻ Maha Tinggi dari ucapan mereka dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Mereka (golongan Jahmiyah) menginterpretasikan ayat ini dengan pengertian bahwa Allah berada di semua tempat. Pendapat yang paling shahih mengatakan bahwa Dialah yang disembah di langit dan di bumi, yakni Tuhan yang disembah dan ditauhidkan. Semua makhluk yang di langit dan di bumi mengakui-Nya sebagai Tuhan, mereka semuanya menyembah-Nya dengan rasa harap dan takut, kecuali orang yang kafir dari kalangan jin dan manusia. Takwil seperti ini sesuai dengan makna yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya: “Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi.” (Az-Zukhruf: 84) Yakni Dia adalah Tuhan bagi semua makhluk yang di langit dan Tuhan semua makhluk yang di bumi. Dengan demikian, firman Allah ﷻ : “Dia mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian lahirkan (tampakkan).” (Al-An'am: 3) Dapat dipahami (berkedudukan) sebagai kalimat berita atau keterangan keadaan. Pendapat kedua mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Dia adalah Allah Yang mengetahui semua yang di langit dan semua yang di bumi, yakni semua yang tersembunyi dan semua yang kelihatan. Berdasarkan takwil ini, berarti lafal “ya'lamu” (mengetahui) berkaitan dengan firman-Nya: “Di langit dan di bumi.” (Al-An'am: 3) Penjelasannya ialah bahwa Dialah Allah Yang mengetahui rahasia kalian dan lahiriah kalian, baik yang di langit maupun yang di bumi, dan Dia mengetahui semua apa yang kalian usahakan. Pendapat ketiga mengatakan bahwa firman Allah ﷻ: “Dan Dialah Allah (yang disembah) di langit.” (Al-An'am: 3) Diwaqafkan (dihentikan bacaannya) secara sempurna. Kemudian dimulai dengan berita baru, yaitu firman-Nya: “Dan Dia di bumi mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian lahirkan.” (Al-An'am: 3) Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Dan firman-Nya: “Dan mengetahui (pula) apa yang kalian usahakan.” (Al-An'am: 3) Yakni mengetahui semua amal perbuatan kalian, yang baik dan yang buruknya.

Al-An'am: 2

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat