Al-An'am: 160

Ayat

Terjemahan Per Kata
مَن
barang siapa
جَآءَ
datang
بِٱلۡحَسَنَةِ
dengan kebaikan
فَلَهُۥ
maka baginya
عَشۡرُ
sepuluh
أَمۡثَالِهَاۖ
serupanya/kali lipat amalnya
وَمَن
dan barang siapa
جَآءَ
datang
بِٱلسَّيِّئَةِ
dengan kejahatan
فَلَا
maka tidak
يُجۡزَىٰٓ
diberi balasan
إِلَّا
kecuali/melainkan
مِثۡلَهَا
serupa/seimbang dengannya
وَهُمۡ
dan/sedang mereka
لَا
tidak
يُظۡلَمُونَ
mereka dianiaya

Terjemahan

Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan).

Tafsir

Tafsir surat Al-An’am: 160 Barang siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan yang seimbang dengan keburukannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan). Ayat 160 Ayat ini merupakan penjelasan yang rinci bagi ayat lainnya yang disebutkan-Nya secara mujmal (global), yaitu firman-Nya: “Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik darinya.” (Al-Qashash: 84 dan An-Naml: 89) Banyak hadits yang menyebutkan hal yang serupa dengan makna ayat ini, antara lain ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibnu Hambal. Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Al-Ja'd Abu Usman, dari Abu Raja Al-Utaridi, dari Ibnu Abbas , bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda dalam riwayat yang dikemukakannya dari Tuhannya, yaitu: “Sesungguhnya Tuhan kalian adalah Maha Penyayang. Barang siapa berniat melakukan suatu kebaikan, lalu ia tidak mengerjakannya, dicatatkan baginya pahala satu kebaikan. Dan jika ia mengerjakannya, maka dicatatkan baginya sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan hingga kelipatan yang banyak. Barang siapa berniat hendak mengerjakan suatu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka dicatatkan baginya pahala satu kebaikan. Jika ia melakukannya, maka dicatatkan baginya dosa satu keburukan atau Allah menghapuskannya. Dan tidak ada seorang pun yang binasa karena Allah melainkan orang yang (ditakdirkan) binasa.” Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam An-Nasai meriwayatkannya melalui hadits Al-Ja'd Abu Usman dengan lafal yang sama. Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Al-Ma'rur ibnu Suwaid, dari Abu Dzar yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Allah ﷻ berfirman, "Barang siapa yang melakukan kebaikan akan mendapat pahala sepuluh kali lipat daripada kebaikan tersebut, dan bahkan lebih dari itu. Dan barang siapa mengerjakan suatu keburukan akan menerima balasan yang sepadan, atau Aku akan mengampuninya. Barang siapa yang mengerjakan sepenuh bumi berupa dosa, kemudian ia menemui-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan apapun, maka Aku jadikan baginya ampunan sebesar dosanya itu. Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, niscaya Aku mendekat kepadanya satu hasta. Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, niscaya aku mendekatinya satu depa (rentangan tangan). Dan barang siapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku datangi dia dengan berlari kecil.” Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Abu Mu'awiyah dengan lafal yang sama, dan dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Waki', dari Al-A'masy dengan lafal yang sama. Ibnu Majah meriwayatkannya dari Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, dari Waki dengan lafal yang sama. An-Hafidzh Abu Ya'Ia Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syaiban, telah menceritakan kepada kami Hammad. Telah menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Barang siapa yang berniat mengerjakan suatu kebaikan, lalu tidak melakukannya, maka dicatatkan baginya pahala satu kebaikan. Dan jika ia melakukannya, maka dicatatkan baginya sepuluh pahala kebaikan. Dan barang siapa berniat melakukan suatu keburukan, lalu tidak mengerjakannya, maka tidak dicatatkan sesuatu pun atasnya. Dan jika ia mengerjakannya, maka dicatatkan baginya dosa satu keburukan.” Perlu diketahui bahwa orang yang meninggalkan keburukan, yakni yang tidak mengerjakannya (padahal ia sudah berniat) terbagi menjadi tiga macam, yaitu: Seseorang yang meninggalkannya karena Allah, maka baginya dicatatkan pahala satu kebaikan karena berkat upayanya dalam menahan diri untuk tidak mengerjakan keburukan demi karena Allah. Hal ini disebabkan karena amal dan niat. Maka disebutkan di dalam hadits bahwa dicatatkan baginya satu pahala kebaikan. Seperti yang disebutkan di dalam salah satu lafal hadits shahih, yaitu: “Sesungguhnya dia meninggalkannya demi Aku.” Seseorang meninggalkannya karena lupa dan tidak ingat lagi kepadanya. Maka orang yang demikian tidak memperoleh pahala, tidak pula dosa, karena dia tidak berniat kebaikan dan tidak pula mengerjakan suatu keburukan. Seseorang meninggalkannya karena tidak mampu dan malas setelah berusaha melakukan unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kejahatan dan mengerjakan hal-hal yang mendekatkan dirinya kepada perbuatan jahat. Maka orang seperti ini sama kedudukannya dengan orang yang mengerjakannya, seperti yang disebutkan di dalam hadits shahih dari Nabi ﷺ, yang telah bersabda: “Apabila dua orang muslim berhadapan dengan pedangnya masing-masing, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk Neraka.” Para Sahabat bertanya: “Ya Rasulallah, yang demikian itu adalah bagi si pembunuh, lalu mengapa si terbunuh (mendapatkan hal yang sama)?” Beliau menjawab: “Karena sesungguhnya dia pun berkeinginan keras untuk membunuh kawannya.” Imam Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mujahid ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ali, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnus Sabah serta Abu Khaisamah. Keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman. Keduanya dari Musa ibnu Ubaidah, dari Abu Bakar ibnu Ubaidillah ibnu Anas, dari kakeknya (yaitu Anas) yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Barang siapa berniat melakukan suatu kebaikan, maka Allah mencatatkan satu pahala kebaikan baginya. Jika dia mengerjakannya, maka dicatatkan baginya sepuluh pahala kebaikan. Dan barang siapa berniat mengerjakan suatu keburukan, maka tidak dicatatkan baginya sebelum dia mengerjakannya. Jika dia mengerjakannya, maka dicatatkan atas dirinya dosa satu keburukan. Jika ia meninggalkannya (tidak mengerjakannya), maka dicatatkan baginya pahala satu kebaikan, Allah ﷻ berfirman, "Sesungguhnya dia meninggalkannya karena takut kepada-Ku.” Ini menurut lafal hadits Mujahid, yakni Ibnu Musa. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Syaiban ibnu Abdur Rahman, dari Ar-Rakiin ibnur Rabi', dari ayahnya, dari pamannya (yaitu Fulan ibnu Amilah), dari Kharim ibnu Fatik Al-Asadi, bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: “Sesungguhnya manusia itu ada empat macam, dan amal perbuatan itu ada enam macam: Manusia yang diberi keluasan di dunia dan di akhirat, manusia yang diberi keluasan di dunia tapi disempitkan di akhirat, manusia yang disempitkan di dunianya tapi diberi keluasan di akhirat, dan manusia yang sengsara di dunia dan akhirat. Sedangkan amal perbuatan itu ada dua hal (balasan) yang memastikan (surga dan neraka), balasan yang setimpal, sepuluh kali lipat pahala dan tujuh ratus kali lipat pahala. Dua hal yang memastikan ialah barang siapa yang meninggal dunia dalam keadaan muslim, beriman, dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka wajib baginya (masuk) surga. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka wajib baginya (masuk) neraka. Dan barang siapa yang berniat mengerjakan suatu kebaikan, lalu ia tidak mengerjakannya dan Allah mengetahui bahwa niat itu timbul dalam kalbunya serta berkeinginan untuk mengerjakannya, maka dicatatkan baginya satu pahala kebaikan. Dan barang siapa yang berniat melakukan suatu keburukan, maka tidak dicatatkan hal itu atas dirinya, dan barang siapa yang mengerjakannya, maka dicatatkan atas dirinya satu dosa keburukan tanpa dilipatgandakan. Barang siapa yang mengerjakan suatu kebaikan, maka baginya pahala sepuluh kali lipat. Dan barang siapa yang mengeluarkan suatu (berinfaq) di jalan Allah ﷻ, maka dilipatgandakan (pahalanya) menjadi tujuh ratus kali lipat. Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasai meriwayatkannya melalui hadits Ar-Rakin ibnur Rabi, dari ayahnya, dari Basyir ibnu Amilah, dari Kharim ibnu Fatik dengan sanad yang sama, tetapi sebagian dari lafaznya saja. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Dzar'ah, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Umar Al-Qawariri, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Zurai', telah menceritakan kepada kami Habib ibnu Muljam, dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: “Yang menghadiri shalat Jumat ada tiga macam orang, yaitu seseorang yang menghadirinya dengan lagwu (tanpa tujuan yang benar), maka shalat Jumat itu sia-sia (yakni tidak mendapat pahalanya). Seseorang yang menghadirinya dengan doa, maka jika Allah menghendaki, niscaya Dia memberinya dan jika Allah menghendaki yang lain, niscaya Dia tidak memberinya. Dan seseorang yang menghadirinya dengan tenang, diam, tidak melangkahi leher seorang muslim pun dan tidak mengganggu seseorang pun, maka hal itu merupakan penghapus dosa-dosanyanya sampai Jumat berikutnya dan tiga hari setelahnya. Yang demikian itu karena Allah ﷻ telah berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya." (Al-An'am: 160).” An-Hafidzh Abul Qasim At-Ath-Thabarani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnu Marsad, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Damdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Shalat Jumat merupakan kifarat (penghapus dosa) yang terjadi antara Jumat itu dengan Jumat berikutnya serta tiga hari setelahnya.” Karena itu karena Allah ﷻ telah berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya." (Al-An'am: 160). Dari Abu Dzar disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Barang siapa melakukan puasa tiga hari pada setiap bulan, maka sesungguhnya ia seperti melakukan puasa setahun penuh.” Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan apa yang tertera di atas menurut lafaznya. Telah meriwayatkannya pula Imam An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam At-Tirmidzi. Sedangkan Imam At-Tirmidzi menambahkan: Maka Allah menurunkan hal yang membenarkan itu dalam Kitabnya, yaitu: "Barang siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya." (Al-An'am: 160). Yaitu satu hari sebanding dengan sepuluh hari. Kemudian Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Ibnu Mas'ud berpendapat sehubungan dengan firman-Nya: “Barang siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya.” (Al-An'am: 160) Barang siapa datang membawa amal kebaikan dan kalimah 'Tidak ada Tuhan selain Allah', yakni ia mukmin, dan barang siapa yang datang dengan membawa amal jahat, yakni ia musyrik. Hal yang sama diriwayatkan dari sejumlah ulama Salaf, dan memang ada hadits marfu' yang mengatakan demikian, tetapi kesahihannya hanya Allah yang mengetahui, hanya saya sendiri tidak meriwayatkannya dari jalur yang dapat dipegang. Hadits-hadits dan atsar-atsar mengenai masalah ini cukup banyak, apa yang telah kami sebutkan mudah-mudahan sudah mencukupi.

Al-An'am: 160

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat