Al-An'am: 158

Ayat

Terjemahan Per Kata
هَلۡ
tidaklah
يَنظُرُونَ
mereka menanti-nanti
إِلَّآ
kecuali/selain
أَن
bahwa
تَأۡتِيَهُمُ
datang kepadamu
ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ
Malaikat
أَوۡ
atau
يَأۡتِيَ
datang
رَبُّكَ
Tuhanmu
أَوۡ
atau
يَأۡتِيَ
datang
بَعۡضُ
sebagian
ءَايَٰتِ
ayat-ayat
رَبِّكَۗ
Tuhanmu
يَوۡمَ
pada hari
يَأۡتِي
datang
بَعۡضُ
sebagian
ءَايَٰتِ
ayat-ayat
رَبِّكَ
Tuhanmu
لَا
tidak
يَنفَعُ
bermanfaat
نَفۡسًا
dirinya sendiri
إِيمَٰنُهَا
imannya/seseorang
لَمۡ
tidak
تَكُنۡ
adalah/ada
ءَامَنَتۡ
ia beriman
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum
أَوۡ
atau
كَسَبَتۡ
ia mengusahakan
فِيٓ
dalam/pada
إِيمَٰنِهَا
imannya
خَيۡرٗاۗ
kebaikan
قُلِ
katakanlah
ٱنتَظِرُوٓاْ
tunggulah olehmu
إِنَّا
sesungguhnya kami
مُنتَظِرُونَ
orang-orang yang menunggu

Terjemahan

Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.”

Tafsir

Tafsir surat Al-An’am: 158 Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.” Ayat 158 Allah ﷻ berfirman, mengancam orang-orang kafir yang menentang rasul-rasul-Nya, mendustakan ayat-ayat-Nya, dan menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya: “Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu.” (Al-An'am: 158) Hal ini pasti terjadi pada hari kiamat nanti. “Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu.” (Al-An'am: 158) Demikian itu terjadi sebelum hari kiamat, di saat mereka menyaksikan sesuatu dari tanda-tanda kiamat tersebut. Imam Bukhari sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid, telah menceritakan kepada kami Imarah, telah menceritakan kepada kami Abu Dzar'ah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila manusia melihat matahari terbit dari arah barat, maka berimanlah semua orang yang ada di bumi. Ketika itu terjadi: “Tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.” (Al-An'am: 158) Telah menceritakan kepada kami lshaq, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila matahari terbit dari arah barat dan manusia melihatnya, maka mereka semuanya beriman. Ketika itu terjadi, semua orang beriman .Tetapi iman seorang pada saat itu tidak akan memberi manfaat bagi dirinya, jika ia tidak beriman sebelum (peristiwa itu). Kemudian Nabi ﷺ membacakan ayat ini. Hal yang sama telah diriwayatkan melalui dua arah. Arah yang pertama diketengahkan oleh Jamaah lainnya di dalam kitab masing-masing, kecuali Imam At-Tirmidzi, melalui berbagai jalur dari Imarah ibnul Qa'qa' ibnu Syubramah, dari Abu Dzar'ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah dengan lafal yang sama. Adapun arah yang kedua diriwayatkan dari Ishaq tanpa dinisbatkan kepada orang tuanya, menurut suatu pendapat Ibnu Mansur Al-Kautsar, dan menurut pendapat yang lainnya disebutkan Ishaq ibnu Nasr. Imam Muslim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Rafi' Al-Jandisaburi, keduanya (Ishaq dan Muhammad ibnu Rafi) dari Abdur Razaq. Hadits ini memang telah disebutkan melalui berbagai jalur dari Abu Hurairah, sebagaimana Imam Muslim pun meriwayatkannya secara munfarid melalui hadits Al-A'la ibnu Abdur Rahman ibnu Yaqub maula Al-Hirqah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah dengan lafal yang sama. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari ayahnya, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Ada tiga perkara, apabila telah muncul, maka tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya bila sebelum itu ia tidak beriman. Atau (telah beriman), tetapi tidak pernah melakukan suatu kebaikan pun dalam imannya, yaitu: Terbitnya matahari dari arah barat, Dajjal, dan dabbah (hewan dari) bumi.” Imam Ahmad meriwayatkannya dari Waki', dari Fudail ibnu Ghazwan, dari Abu Hazim Salman, dari Abu Hurairah, di dalam lafaznya disebutkan serta 'Dukhan' (Asap). Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah dan Zuhair ibnu Harb dari Waki'. Imam Muslim telah meriwayatkannya pula, begitu juga Imam At-Tirmidzi melalui bukan hanya satu jalur, dari Fudail ibnu Ghazwan dengan lafal yang sama. Ishaq ibnu Abdullah Al-Qurawi telah meriwayatkannya dari Malik, dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah. Tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab hadits yang meriwayatkannya dari jalur ini karena ke-dha’if-an (kelemahan) yang ada pada riwayat Al-Qurawi. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnul Al-Laits, dari ayahnya, dari Ja'far ibnu Rabi'ah, dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz Al-A'raj, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila matahari terbit dari arah barat, maka semua manusia beriman. Pada saat itu iman seseorang tidak bermanfaat bagi dirinya jika ia tidak beriman sebelumnya. Ibnu Lahi'ah meriwayatkannya dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah dengan lafal yang sama. Waki meriwayatkannya dari Fudail ibnu Ghazwan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah dengan lafal yang sama. Semua jalur di atas diketengahkan oleh An-Hafidzh Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, bahwa telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Barang siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka tobatnya diterima.” Tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab yang sittah (enam orang) yang mengetengahkannya. Hadits lain dari Abu Dzar Al-Ghifari di dalam kitab Shahihain dan lain-lainnya melalui berbagai jalur: Dari Ibrahim ibnu Yazid ibnu Syarik At-Taimi, dari ayahnya, dari Abu Dzar (yaitu Jundub ibnu Junadah) yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: "Tahukah kamu, ke manakah matahari itu pergi apabila tenggelam? Saya (Abu Dzar) menjawab, "Saya tidak tahu. Rasul ﷺ bersabda, "Sesungguhnya matahari itu (apabila tenggelam) sampai ke bagian bawah Arasy, lalu menyungkur bersujud (kepada Allah), kemudian bangkit dan dikatakan kepadanya, "Kembalilah kamu, maka sudah dekat masanya, wahai Abu Dzar, akan dikatakan kepada matahari, 'Kembalilah kamu dari tempat kamu datang.' Yang dimana pada saat itu, “Tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya selagi ia tidak beriman sebelumnya.” (Al-An'am: 158)" Hadits yang lain dari Hudzaifah ibnu Usaid ibnu Abu Syarihah Al-Ghifari. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Furat, dari Abut Tufail, dari Hudzaifah ibnu Usaid Al-Ghifari yang menceritakan, "Rasulullah ﷺ menghampiri kami dari kamarnya, saat itu kami sedang berbincang-bincang mengenai perkara hari kiamat. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya, yaitu terbitnya matahari dari arah barat, (keluarnya) asap, dabbah (hewan), munculnya ya'juj dan ma'juj, keluarnya Nabi Isa ibnu Maryam, munculnya Dajjal, terjadinya tiga gempa (gempa besar di timur, gempa besar di barat, dan gempa besar di Jazirah Arabia) serta munculnya api dari pedalaman 'Adh yang menggiring atau mengumpulkan manusia. Api itu bermalam bersama mereka dimanapun mereka bermalam dan istirahat siang hari bersama mereka dimanapun mereka beristirahat siang hari'." Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahlus Sunan yang empat orang melalui hadits Furat Al-Qazzaz, dari Abut Tufail (yaitu Amir ibnu Wasilah), dari Huzaifah ibnu Usaid dengan lafal yang sama. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Hadits yang lain dari Huzaifah ibnul Yaman Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari Rib'i, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ. Wahai Rasulullah, apakah tanda-tanda akan terbitnya matahari dari arah barat?" Maka Nabi ﷺ menjawab melalui sabdanya: “Malam itu sangat panjang hingga panjangnya sama dengan dua malam. Maka terbangunlah orang-orang yang dahulunya selalu mengerjakan shalat di waktu itu, lalu mereka mengerjakan apa yang biasa mereka lakukan sebelumnya, sedangkan bintang-bintang tidak kelihatan, semuanya tenggelam di tempatnya masing-masing. Kemudian mereka tidur, lalu bangun dan kembali mengerjakan shalatnya, lalu tidur lagi dan bangun (sesudahnya), lambung mereka merasa enggan untuk tidur lagi dan malam terasa amat panjang oleh mereka. Semua manusia merasa terkejut karena mereka tidak mengalami pagi hari. Ketika mereka sedang menunggu terbitnya matahari dari arah timurnya, tiba-tiba matahari terbit dari arah barat. Maka apabila manusia telah melihatnya, berimanlah mereka, tetapi iman mereka tidak memberi manfaat bagi diri mereka.” Ibnu Murdawaih meriwayatkannya, tetapi hadits ini tidak didapat di dalam sesuatu pun dari kitab sittah yang melalui jalur ini. Hadits yang lain dari Abu Sa'id Al-Khudri yang nama aslinya ialah Sa'd ibnu Malik ibnu Sinan Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila, dari Atiyyah Al-Aufi, dari Abu Sa'id Al-Khudri, dari Nabi ﷺ sehubungan dengan firman-Nya: “Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu.” (Al-An'am: 158) Nabi ﷺ bersabda: “Terbitnya matahari dari arah barat.” Imam At-Tirmidzi meriwayatkannya dari Sufyan ibnu Waki', dari ayahnya dengan lafal yang sama, lalu Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini gharib. Sebagian dari mereka meriwayatkannya tanpa me-rafa'-kannya (menyampaikan sanadnya kepada Rasulullah ﷺ). Di dalam hadits Talut ibnu Abbad, dari Fudal ibnu Jubair, dari Abu Umamah Sada ibnu Ajlan disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Sesungguhnya mula-mula pertandanya kiamat ialah terbitnya matahari dari arah barat.” Di dalam hadits ‘Ashim ibnu Abun Nujud, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Safwan ibnu Assal dikatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah membuka sebuah pintu di arah barat yang lebarnya perjalanan tujuh puluh tahun untuk pintu tobat. Pintu itu tidak akan ditutup hingga matahari terbit dari arah barat.” Hadits diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, dinilai shahih oleh Imam An-Nasai dan Imam Ibnu Majah dalam suatu hadits yang cukup panjang. Hadits yang lain dari Abdullah ibnu Abu Aufa. Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ali ibnu Dahim, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hazim, telah menceritakan kepada kami Dirar Ibnu Sard, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari Sulaiman ibnu Zaid, dari Abdullah ibnu Abu Aufa yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh kelak akan datang kepada manusia suatu malam yang panjangnya sama dengan tiga malam dari malam-malam kalian sekarang ini.” Apabila hal itu terjadi, maka diketahui oleh orang-orang yang biasa mengerjakan shalat sunat (di malam hari). Seseorang dari mereka bangun, lalu membaca hizib (bacaan Al-Qur'an)nya, kemudian tidur lagi, lalu bangun dan berdiri (shalat) seraya membaca hizibnya, kemudian tidur lagi. Ketika mereka (orang-orang yang shalat sunat malam hari) mengerjakannya lagi dalam keadaan demikian, tiba-tiba semua orang saling memanggil satu sama lain. Mereka kebingungan lalu berkata, "Apakah yang terjadi? Kemudian mereka berhamburan menuju masjid-masjid. Tiba-tiba mereka melihat matahari terbit, hingga matahari itu sampai di pertengahan langit, maka matahari kembali lagi ke tempat terbitnya.” Nabi ﷺ melanjutkan sabdanya, "Saat itu tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya." Hadits ini gharib bila dipandang dari jalur ini, dan hadits ini tidak terdapat dalam suatu kitab pun dari kitab sittah. Hadits yang lain dari Abdullah ibnu Amr. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Hayyan, dari Abu Dzar'ah, dari Amr ibnu Jarir yang mengatakan bahwa ada tiga orang dari kalangan kaum muslim duduk di dalam majelis Marwan di Madinah, lalu mereka mendengarnya menceritakan perihal tanda-tanda hari kiamat, antara lain ia mengatakan bahwa mula-mula tandanya adalah muncul Dajjal. Amr ibnu Jarir melanjutkan kisahnya, ketiga orang itu menuju ke tempat Abdullah ibnu Amr dan menceritakan apa yang baru mereka dengar dari Marwan tentang tanda-tanda hari kiamat. Maka Abdullah ibnu Amr berkata, "Marwan tidak mengatakan sesuatu pun (yang benar). Saya hafal hadits dari Rasulullah ﷺ yang mengatakan: 'Sesungguhnya mula-mula pertanda hari kiamat yang muncul ialah terbitnya matahari dari arah barat, munculnya dabbah (hewan) Duha. Maka mana saja di antara keduanya yang muncul, pasti akan diiringi oleh lainnya'.” Kemudian Abdullah berkata dia adalah orang yang suka membaca kitab-kitab terdahulu bahwa menurut pendapatnya pertanda kiamat yang paling pertama munculnya ialah terbitnya matahari dari arah barat. Demikian itu karena setiap kali matahari tenggelam, matahari datang ke Arasy dan bersujud (kepada Allah), lalu meminta izin untuk kembali, maka diizinkan baginya untuk kembali. Hingga Allah berkehendak menerbitkan matahari dari arah barat, matahari melakukan seperti kebiasaannya dan datang ke bawah Arasy, lalu bersujud dan meminta izin untuk kembali terbit, maka tidak dijawab dengan suatu jawaban pun. Kemudian matahari meminta izin untuk kembali, tetapi tidak dijawab dengan suatu jawaban pun, hingga berlalulah sebagian dari malam hari menurut apa yang dikehendaki Allah, dan matahari mengetahui jika ia diizinkan kembali pasti ia tidak dapat mengejar dari arah timur, lalu ia berkata, "Wahai Tuhanku, begitu jauhnya arah timur, siapakah yang menggantikan ku untuk menerangi manusia?" Ketika cakrawala mulai terang dan berwarna seperti kalungan bunga, matahari diizinkan untuk terbit, lalu dikatakan kepadanya, "Terbitlah dari tempatmu sekarang." Maka terbitlah matahari dari arah barat. Selanjutnya Abdullah ibnu Amr membacakan firman-Nya: “Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.” (Al-An'am: 158), hingga akhir ayat. Hadits diketengahkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya dan Imam Abu Daud serta Imam Ibnu Majah di dalam kitab sunan masing-masing melalui hadits Abu Hayyan At-Taimi yang nama aslinya adalah Yahya ibnu Sa'id ibnu Hayyan, dari Abu Dzar'ah ibnu Amr ibnu Jarir dengan lafal yang sama. Hadits yang lain, Imam Ath-Thabarani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yahya ibnu Khalid ibnu Hayyan Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim ibnu Zuraiq Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Sa'id ibnu Kasir ibnu Dinar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Yahya ibnu Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli. Dari Abdullah ibnu Amr Ibnul As yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Apabila matahari terbit dari arah barat, maka iblis menyungkur bersujud seraya berseru dengan suara kerasnya, "Wahai Tuhanku, perintahkanlah kepadaku untuk sujud kepada orang yang Engkau kehendaki.d" Maka para malaikat juru siksanya berkumpul mengerumuninya, semuanya mengatakan, "Apakah yang sedang kamu pinta dengan merintih-rintih? Iblis menjawab, "Sesungguhnya saya hanya meminta kepada Tuhanku agar memberikan aku waktu lebih lama sampai hari yang telah dimaklumi (hari kiamat), dan sekarang telah tiba masanya.” Kemudian muncullah hewan bumi dari retakan Bukit Safa, mula-mula ia menginjak kota Anthakiyah, lalu datang kepada iblis dan langsung menamparnya. Hadits ini gharib sekali dan sanadnya dha’if. Barangkali kisah ini didapat dari dua tawanan wanita yang berhasil diperoleh Abdullah ibnu Amr dalam Perang Yarmuk. Mengenai predikat marfu-nya hadits ini banyak yang menolaknya. Hadits yang lain dari Abdullah ibnu Amr, Abdur Rahman ibnu Auf, dan Mu'awiyah ibnu Abu Sufyan radhiyallahu anhum ajma'in. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Nafi', telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ayyasy, dari Damdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid yang ia kembalikan kepada Malik ibnu Yukhamir, dari Ibnus Sa'di, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Hijrah tidak akan berhenti selama musuh masih terus berperang. Maka Mu'awiyah, Abdur Rahman ibnu Auf, dan Abdullah ibnu Amr ibnul As mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Sesungguhnya hijrah itu ada dua macam, yang salah satunya ialah hijrah meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, dan yang lainnya ialah hijrah mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya. Hijrah tidak akan terputus selagi pintu taubat masih terbuka dan taubat masih tetap diterima sebelum matahari terbit dari arah barat. Maka apabila matahari terbit dari arah barat, maka kesempatan itu akan ditutup, dan cukuplah amal perbuatan bagi manusia.” Hadits ini hasan sanadnya, tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab sittah yang mengetengahkannya. Hadits yang lain dari Ibnu Mas'ud Auf Al-A'rabi telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Sirin, telah menceritakan kepadaku Abu Ubaidah, dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia pernah menuturkan perihal tanda-tanda hari kiamat, maka ia mengatakan bahwa semuanya telah ada kecuali empat perkara, yaitu: Terbitnya matahari dari arah barat, munculnya Dajjal, dabbatul ard (hewan dari bumi), serta munculnya Ya'juj dan Ma'juj. Abu Ubaidah mengatakan bahwa Ibnu Mas'ud mengatakan, tanda yang menutup semua amal perbuatan ialah terbitnya matahari dari arah barat. Tidakkah Anda melihat bahwa Allah ﷻ telah berfirman: “Pada hari datangnya beberapa ayat Tuhanmu.” (Al-An'am: 158), hingga akhir ayat. Yakni terbitnya matahari dari arah barat. Hadits Ibnu Abbas diriwayatkan oleh An-Hafidzh Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya melalui hadits Abdul Mun'im ibnu Idris, dari ayahnya, dari Wahb ibnu Munabbih, dari Ibnu Abbas secara marfu. Lalu Ibnu Murdawaih menuturkan sebuah hadits yang cukup panjang berpredikat gharib dan tidak dapat dipercaya jika dikatakan marfu. Di dalamnya disebutkan bahwa matahari dan bulan pada hari itu sama-sama terbit dari arah barat. Apabila telah sampai di tengah-tengah langit, maka keduanya kembali lagi ke tempat terbitnya. Pada garis besarnya hadits ini gharib sekali, bahkan munkar atau maudu', jika dikatakan bahwa ia marfu. Adapun mengenai predikat mauquf-nya hanya sampai pada Ibnu Abbas atau Wahb ibnu Munabbih, maka hal ini lebih mendekati kebenaran dan dapat diterima. Sufyan meriwayatkan dari Mansur, dari Amir, dari Siti Aisyah yang mengatakan bahwa apabila pertanda kiamat yang pertama telah muncul, maka para malaikat pencatat amal perbuatan menahan diri dan menghentikan tugasnya, lalu semua jasad (manusia) mempersaksikan amal perbuatannya masing-masing. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir. Firman Allah ﷻ: “Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.” (Al-An'am: 158) Yakni apabila orang kafir mulai beriman pada hari munculnya sebagian tanda-tanda Tuhan (hari kiamat), maka imannya tidak dapat diterima. Adapun orang yang telah beriman sebelum itu dan ia berbuat baik dalam amalnya, maka ia mendapat pahala yang besar. Jika ia belum pernah melakukan suatu amal kebaikan pun, lalu ia melakukan tobat pada hari itu, maka tobatnya tidak dapat diterima. Demikianlah menurut apa yang ditunjukkan oleh hadits-hadits terdahulu. Berdasarkan pengertian ini pula ditakwilkan firman Allah ﷻ berikut, yaitu: “Atau dia (belum) berusaha berbuat kebaikan dalam masa imannya itu.” (Al-An'am: 158) Yakni tidak diterima usaha amal saleh seseorang apabila ia belum pernah melakukannya sebelum itu. Firman Allah ﷻ: “Katakanlah, ‘Tunggulah! Sesungguhnya kami pun menunggu’." (Al-An'am: 158) Makna ayat ini mengandung ancaman yang keras kepada orang-orang kafir dan peringatan yang tegas terhadap orang yang menangguh-nangguhkan iman dan tobatnya sampai pada hari yang hal itu tidak membawa manfaat bagi dirinya. Sesungguhnya ketentuan tersebut hanya terjadi bilamana matahari terbit dari arah barat, karena hari kiamat telah dekat dan semua pertandanya telah muncul. Sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Maka tidak ada yang mereka tunggu-tunggu selain hari kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apa gunanya bagi mereka kesadaran mereka itu, apabila (hari Kiamat) itu sudah datang?” (Muhammad: 18) “Maka tatkala mereka melihat azab Kami mereka berkata, ‘Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang telah kami mempersekutukan(nya) dengan Allah. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat azab Kami.” (Al-Mumin: 84-85), hingga akhir ayat.

Al-An'am: 158

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat