Al-Ma'idah: 111

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَإِذۡ
dan ketika
أَوۡحَيۡتُ
Aku wahyukan
إِلَى
kepada
ٱلۡحَوَارِيِّـۧنَ
pengikut yang setia
أَنۡ
hendaknya
ءَامِنُواْ
beriman
بِي
kepadaKu
وَبِرَسُولِي
dan kepada RasulKu
قَالُوٓاْ
mereka berkata
ءَامَنَّا
kami telah beriman
وَٱشۡهَدۡ
dan saksikanlah
بِأَنَّنَا
bahwa sesungguhnya kami
مُسۡلِمُونَ
orang-orang muslim

Terjemahan

(Ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada para pengikut setia Isa, “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri.”

Tafsir

Tafsir Surat Al-Ma'idah: 110-111 Dan (ingatlah) ketika Allah berkata, "Wahai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu ketika Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia ketika masih dalam buaian dan sesudah dewasa. Dan (ingatlah) ketika Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) ketika kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) ketika kamu menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." Dan (Ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada kaum Hawariyyin (pengikut Nabi Isa yang setia), "Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku." Mereka menjawab, "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)." Ayat 110 Allah ﷻ menyebutkan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada hamba dan rasul-Nya, yakni Nabi Isa putra Maryam a.s., dalam bentuk berbagai mukjizat yang jelas dan hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan (hukum alam). Untuk itu Allah ﷻ berfirman: “Ingatlah nikmat-Ku kepadamu.” (Al-Maidah: 110) Yakni Aku ciptakan kamu dari ibumu tanpa ayah, dan Aku jadikan kamu sebagai tanda yang menunjukkan akan kekuasaan-Ku terhadap segala sesuatu dengan penguasaan yang mutlak. “Dan kepada ibumu.” (Al-Maidah: 110) Karena Aku jadikan dirimu sebagai bukti bagi ibumu yang menunjukkan kebersihan dirinya dari apa yang dituduhkan oleh orang-orang yang zalim. Mereka menuduhnya telah berbuat fahisyah (zina). “Ketika Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.” (Al-Maidah: 110) Yang dimaksud dengan "ruhul qudus" ialah Malaikat Jibril a.s. Dan Kami jadikan kamu seorang nabi yang menyeru (manusia) menyembah Allah ketika kamu masih kecil dan sesudah kamu dewasa. Aku jadikan kamu dapat berbicara selagi kamu masih dalam buaian, lalu kamu bersaksi menyatakan kebersihan diri ibumu dari setiap cela dan aib, dan kamu mengakui sebagai hamba-Ku, dan kamu beritakan (kepada manusia) tentang risalah yang Aku berikan kepadamu, yaitu kamu menyeru mereka untuk menyembah-Ku. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: “Kamu dapat berbicara dengan manusia ketika masih dalam buaian dan sesudah dewasa.” (Al-Maidah: 110) Yakni kamu menyeru manusia untuk menyembah Allah ﷻ sejak kamu masih anak-anak (bayi) dan sesudah dewasa. Pengertian "berbicara" dalam ayat ini mengandung pengertian berseru, mengingat pembicaraannya dengan manusia setelah ia dewasa bukan merupakan hal yang aneh. Firman Allah ﷻ: “Dan (ingatlah) ketika Aku mengajar kamu menulis dan hikmah.” (Al-Maidah: 110) Yakni diajarkan menulis dan diberi pemahaman. “Dan Taurat.” (Al-Maidah: 110) Yakni kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa ibnu Imran yang dijuluki sebagai Kalamullah (orang yang pernah diajak berbicara langsung oleh Allah ﷻ). Adakalanya lafal Taurat disebutkan di dalam hadits, tetapi makna yang dimaksud lebih umum daripada itu. Firman Allah: “Dan (ingatlah pula) ketika kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) berupa burung dengan seizin-Ku.” (Al-Maidah: 110) Yakni kamu bentuk dan kamu gambarkan tanah liat itu berupa seekor burung atas perintah-Ku. “Kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.” (Al-Maidah: 110) Yakni lalu kamu tiup boneka yang telah kamu bentuk itu dengan seizin-Ku, maka bentuk itu menjadi burung sungguhan yang hidup dan dapat terbang dengan seizin Allah dan merupakan ciptaan-Nya (melalui tangan Nabi Isa). Firman Allah ﷻ: “Dan (ingatlah) ketika kamu menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku.” (Al-Maidah: 110) Hal ini telah diterangkan di dalam tafsir surat Ali Imran dengan penjelasan yang sudah cukup hingga tidak perlu diulangi lagi dalam surat ini. Firman Allah ﷻ: “Dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku.” (Al-Maidah: 110) Yakni kamu panggil mereka dan mereka dapat bangkit dari kuburnya dengan seizin Allah dan dengan kekuasaan serta kehendak dan keinginanNya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Malik ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Talhah (yakni. Ibnu Musarrif), dari Abu Bisyr, dari Abul Huzail yang mengatakan bahwa Nabi Isa a.s. apabila hendak menghidupkan orang yang telah mati, terlebih dahulu shalat dua rakaat; pada rakaat pertama membaca surat Al-Mulk, sedangkan pada rakaat kedua membaca surat As-Sajdah. Setelah shalat dua rakaat, ia memanjatkan puja dan puji serta syukur kepada Allah, kemudian berdoa dengan menyebutkan tujuh nama, yaitu: "Wahai Yang Maha Dahulu, wahai Yang Maha Samar, wahai Yang Maha Abadi, wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Ganjil, wahai Yang Maha Tunggal, wahai yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu." Apabila tertimpa suatu musibah, ia berdoa dengan menyebut tujuh nama lainnya, yaitu: "Wahai Yang Hidup Kekal, wahai Yang terus-menerus mengurus makhluk, wahai Allah, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, wahai Tuhan Yang Maha Agung, wahai Tuhan Yang mempunyai kebesaran, wahai Tuhan Yang mempunyai kemuliaan, wahai Cahaya langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya, Tuhan 'Arasy yang besar, wahai Tuhanku." Ini merupakan atsar yang sangat besar, yakni doa yang sangat mustajab. Firman Allah ﷻ: “Dan (ingatlah) ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, ‘Ini tidak lain kecuali sihir yang nyata’." (Al-Maidah: 110) Yakni ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu ketika Aku menghalang-halangi mereka melampiaskan niat jahatnya kepadamu. Yaitu ketika kamu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti dan hujjah-hujjah yang jelas yang membuktikan kenabian dan kerasulanmu dari Allah kepada mereka. Lalu mereka mendustakanmu dan menuduhmu sebagai seorang penyihir. Dan mereka berupaya untuk membunuh dan menyalibmu, maka Aku selamatkan kamu dari mereka dan Aku angkat kamu kepada-Ku serta Aku bersihkan kamu dari kekotoran mereka dan Aku lindungi kamu dari kejahatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa anugerah ini diberikan oleh Allah kepada Nabi Isa sesudah ia diangkat ke langit, atau anugerah ini diberikan kepadanya pada hari kiamat. Lalu diungkapkan memakai sigat fiil madi yang mengandung makna kepastian akan kejadiannya. Berita ini termasuk hal-hal gaib yang diperlihatkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ayat 111 Firman Allah ﷻ: “Dan (ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada kaum Hawariyyin, ‘Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku’.” (Al-Maidah: 111) Hal ini pun termasuk anugerah Allah kepada Nabi Isa, yaitu Allah menjadikan baginya sahabat-sahabat dan penolong-penolong yang setia kepadanya. Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan istilah "wahyu" dalam ayat ini ialah wahyu yang berupa ilham, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa, ‘Susukanlah dia’.” (Al-Qashash:7) Hal ini jelas menunjukkan bahwa makna yang dimaksud adalah ilham, tanpa ada yang memperselisihkannya. Sama pula dengan pengertian pada ayat lain, yaitu firman Allah ﷻ: “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)’." (An-Nahl: 68-69), hingga akhir ayat. Demikianlah menurut pendapat sebagian ulama salaf sehubungan dengan firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada kaum Hawariyyin, ‘Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku’." Mereka menjawab, "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)." (Al-Maidah: 111) Yakni mereka (kaum Hawariyyin) diberi ilham hal tersebut, lalu mereka mengamalkan semua apa yang diilhamkan kepada mereka. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Allah ﷻ mengilhamkan hal tersebut kepada mereka. Sedangkan menurut As-Suddi, Allah memasukkan hal tersebut ke dalam kalbu mereka. Dapat pula diinterpretasikan bahwa makna yang dimaksud ialah, "Ketika Aku wahyukan kepada mereka melalui kamu, lalu kamu seru mereka untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka dengan serta merta mereka menyambut dan menerima seruanmu, lalu mereka tunduk dan mengikutimu. Kemudian mereka berkata: ‘Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)’.” (Al-Maidah: 111)

Al-Ma'idah: 111

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat