An-Nisa': 86

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَإِذَا
dan apabila
حُيِّيتُم
kamu dihormati
بِتَحِيَّةٖ
dengan penghormatan
فَحَيُّواْ
maka hormatilah
بِأَحۡسَنَ
dengan yang lebih baik
مِنۡهَآ
daripadanya
أَوۡ
atau
رُدُّوهَآۗ
kembalikan ia
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
كَانَ
adalah Dia
عَلَىٰ
atas
كُلِّ
segala
شَيۡءٍ
sesuatu
حَسِيبًا
perhitungan

Terjemahan

Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nisa': 84-87 Maka berperanglah kamu (Muhammad) pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah semangat orang-orang mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak (mematahkan) serangan orang-orang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa-Nya. Barang siapa yang memberikan syafaat (pertolongan) yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya. Dan barang siapa yang memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) darinya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apabila kalian diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah membuat perhitungan atas segala sesuatu. Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kalian di hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya daripada Allah? Ayat 84 Allah ﷻ memerintahkan kepada hamba dan Rasul-Nya (yaitu Nabi Muhammad ﷺ) untuk ikut terjun ke dalam kancah peperangan, berjihad di jalan Allah. Barang siapa yang menolak, tidak ikut berperang, maka tiada paksaan atas dirinya untuk mengikuti peperangan. Karena itulah disebutkan di dalam firman-Nya: “Tidaklah kamu dibebani melainkan atas dirimu sendiri.” (An-Nisa: 84) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Anir ibnu Nabih, telah menceritakan kepada kami Hakkam, telah menceritakan kepada kami Al-Jarrah Al-Kindi, dari Abu Ishaq yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Al-Barra ibnu Azib tentang seorang lelaki yang menghadapi musuh sebanyak seratus orang, tetapi ia tetap berperang melawan mereka, yang pada akhirnya dia termasuk orang yang disebut di dalam firman-Nya: “Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195) Maka Al-Barra ibnu Azib menjawab bahwa Allah ﷻ telah berfirman pula kepada Nabi-Nya, yaitu: “Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah semangat orang-orang mukmin (untuk berperang).” (An-Nisa: 84) Dengan kata lain, lelaki tersebut tidak termasuk ke dalam larangan yang disebutkan ayat di atas. Imam Ahmad meriwayatkannya melalui Sulaiman ibnu Daud, dari Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Abu Ishaq yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Al-Barra mengenai seorang lelaki yang maju sendirian melawan orang-orang musyrik yang jumlahnya banyak, apakah dia termasuk orang yang menjatuhkan dirinya ke dalam kebinasaan? Al-Barra menjawabnya tidak, karena sesungguhnya Allah mengutus Rasul-Nya dan berfirman kepadanya: “Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan atas dirimu sendiri.” (An-Nisa: 84) Sesungguhnya hal yang kamu sebutkan hanyalah menyangkut masalah nafkah. Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih melalui jalur Abu Bakar ibnu Ayyasy dan Ali ibnu Abu Saleh, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra dengan lafal yang sama. Ibnu Mardawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Nadr Al-Askari, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Abdur Rahman Al-Harsi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Himyar, telah menceritakan kepada kami Sufyan As'-Sauri, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra yang menceritakan bahwa ketika diturunkan kepada Nabi ﷺ ayat berikut, yaitu firman-Nya: “Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah semangat orang-orang mukmin (untuk berperang).” (An-Nisa: 84), hingga akhir ayat. Lalu Nabi ﷺ bersabda kepada sahabat-sahabatnya: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk berperang. Karena itu, berperanglah kalian.” Hadis ini berpredikat gharib. Firman Allah ﷻ: “Kobarkanlah semangat orang-orang mukmin (untuk berperang).” (An-Nisa: 84) Artinya, bangkitkanlah semangat untuk berperang, kobarkanlah semangat mereka, dan tanamkanlah keberanian mereka untuk berperang. Seperti yang beliau ﷺ katakan kepada para sahabatnya dalam Perang Badar ketika beliau sedang merapikan saf mereka: “Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya seluas bumi dan langit!” Banyak hadits yang diriwayatkan mengenai masalah ini, yaitu anjuran berperang di jalan Allah, antara lain adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui sahabat Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa bulan Ramadan, maka sudah semestinya bagi Allah memasukkannya ke dalam surga, baik ia hijrah di jalan Allah ataupun tetap tinggal di tempat kelahirannya.” Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah kami menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?" Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus derajat (tingkatan) yang telah disediakan oleh Allah bagi orang-orang yang berjihad dijalan Allah; jarak antara tiap-tiap dua derajat sama dengan jarak antara langit dan bumi. Apabila kalian memohon kepada Allah, mintalah kepadaNya surga Firdaus, karena sesungguhnya surga Firdaus adalah tengah-tengah surga dan surga yang paling tinggi. Di atasnya terdapat Arasy Tuhan Yang Maha Pemurah, dan dari surga Firdaus mengalirlah semua sungai surga.” Diriwayatkan hal yang serupa melalui hadits Ubadah, Mu'az, dan Abu Darda. Dari Abu Sa'id Al-Khudri, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai Abu Sa'id, barang siapa yang rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasul dan Nabi (panutannya), maka pastilah ia masuk surga.” Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa mendengar hal itu Abu Sa'id merasa takjub, lalu bertanya, "Ulangilah lagi kepadaku, wahai Rasulullah." Abu Sa'id mengucapkan demikian sebanyak tiga kali, kemudian baru Rasulullah ﷺ bersabda lagi: “Dan (amalan) yang lain menyebabkan Allah mengangkat seorang hamba karenanya seratus derajat (tingkatan) di dalam surga; jarak antara tiap-tiap dua derajat sama dengan jarak antara langit dan bumi.” Abu Sa'id Al-Khudri bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan apakah itu?" Rasulullah ﷺ menjawab: “Berjihad di jalan Allah.” Hadis riwayat Imam Muslim. Firman Allah ﷻ: “Mudah-mudahan Allah mematahkan serangan orang-orang kafir itu.” (An-Nisa: 84) Yaitu berkat upayamu dalam mengobarkan semangat mereka untuk berjihad, maka bangkitlah semangat mereka untuk melawan musuh-musuh mereka, membela negeri Islam dan para pemeluknya, serta berjuang melawan mereka dengan penuh keteguhan dan kesabaran. Firman Allah ﷻ: “Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa-(Nya).” (An-Nisa: 84) Artinya, Dia berkuasa terhadap mereka di dunia dan di akhirat. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya: “Demikianlah, apabila Allah menghendaki, niscaya Allah akan membinasakan mereka, tetapi Allah hendak menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain.” (Muhammad: 4), hingga akhir ayat. Ayat 85 Adapun firman Allah ﷻ: “Barang siapa yang memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya.” (An-Nisa: 85) Maksudnya, barang siapa yang berusaha (memberi contoh teladan) dalam suatu urusan, lalu ia menghasilkan hal yang baik darinya, maka dia memperoleh bagian darinya. “Dan barang siapa yang memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) darinya.” (An-Nisa: 85) Yakni dia memperoleh dosa dari urusan tersebut yang diusahakannya (memberi contoh buruk) dan telah diniatkannya sejak semula. Seperti yang disebutkan di dalam hadits sahih dari Nabi ﷺ, bahwa beliau ﷺ pernah bersabda: “Berikanlah syafaat, niscaya kamu beroleh pahala, dan Allah memutuskan melalui lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki-Nya.” Mujahid ibnu Jabr mengatakan bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan syafaat orang-orang yang diberikan oleh sebagian mereka untuk sebagian yang lain. Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan firman Allah ﷻ: “Barang siapa yang memberikan syafaat.” (An-Nisa: 85) Dalam ayat ini tidak disebutkan barang siapa yang beroleh syafaat. Firman Allah ﷻ: “Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-Nisa: 85) Menurut Ibnu Abbas, ‘Atha’, Atiyyah, Qatadah, dan Matar Al-Warraq, yang dimaksudkan adalah Yang Maha Memelihara. Menurut Mujahid, maksudnya adalah Maha Menyaksikan. Menurut riwayat yang lain darinya, makna yang dimaksud ialah Maha Menghitung. Sa'id ibnu Jubair, As-Suddi, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Yang Maha Kuasa. Menurut Abdullah ibnu Kasir, makna yang dimaksud ialah Yang Maha Mengawasi. Menurut Adh-Dhahhak, al-muqit artinya Yang Maha Memberi Rezeki. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahim ibnu Mutarrif, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, dari Ismail, dari seorang lelaki, dari Abdullah ibnu Rawwahah, bahwa ia pernah ditanya oleh seorang lelaki tentang makna firman-Nya: “Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-Nisa: 85) Maka ia menjawab bahwa Allah membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Ayat 86 Firman Allah ﷻ: “Apabila kalian diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa.” (An-Nisa: 86) Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepada kalian, maka balaslah salamnya itu dengan salam yang lebih baik darinya, atau balaslah ia dengan salam yang sama. Salam lebihan hukumnya sunat, dan salam yang serupa hukumnya fardu. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Sahl Ar-Ramli, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnus Sirri Al-Intaki, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Lahiq, dari Asim Al-Ahwal, dari Abu Usman An-Nahdi, dari Salman Al-Farisi yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki datang kepada Nabi ﷺ, lalu ia mengucapkan, "Assalamu 'alaika, ya Rasulullah (semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu, wahai Rasulullah)." Maka Rasulullah ﷺ menjawab: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan atas dirimu.” Kemudian datang pula lelaki yang lain dan mengucapkan, "Assalamu 'alaika, ya Rasulullah, warahmatullahi (semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan kepadamu, wahai Rasulullah)." Maka beliau ﷺ menjawab: “Semoga keselamatan dan rahmat serta berkah Allah terlimpahkan atas dirimu.” Lalu datang lagi lelaki yang lain dan mengucapkan, "Assalamu 'alaika, ya Rasulullah, warahmatullahi wabarakatuh (semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya terlimpahkan kepadamu, wahai Rasulullah)." Maka Rasulullah ﷺ menjawab: “Hal yang sama semoga terlimpahkan kepadamu.” Maka lelaki yang terakhir ini bertanya, "Wahai Nabi Allah, demi ayah dan ibuku yang menjadi tebusanmu, telah datang kepadamu si anu dan si anu, lalu keduanya mengucapkan salam kepadamu dan engkau menjawab keduanya dengan jawaban yang lebih banyak dari apa yang engkau jawabkan kepadaku." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Karena sesungguhnya engkau tidak menyisakannya buatku barang sedikit pun, Allah ﷻ telah berfirman, ‘Apabila kalian diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa’. (An-Nisa: 86) maka aku menjawabmu dengan salam yang serupa.” Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim secara mu'allaq. Untuk itu ia mengatakan, telah diriwayatkan dari Ahmad ibnul Hasan dan Imam At-Tirmidzi, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnus Sirri Abu Muhammad Al-Intaki, bahwa Abul Hasan (seorang lelaki yang saleh) mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Lahiq, lalu ia mengetengahkan berikut sanadnya dengan lafal yang serupa. Abu Bakar ibnu Mardawaih meriwayatkan pula, telah menceritakan kepada kami Abdul Baqi ibnu Qani', telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Lahiq Abu Usman, lalu ia mengetengahkan hadits yang serupa, tetapi aku tidak melihatnya di dalam kitab musnad. Hadis ini mengandung makna yang menunjukkan bahwa tidak ada tambahan dalam jawaban salam yang bunyinya mengatakan, "Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Seandainya disyariatkan salam yang lebih banyak dari itu, niscaya Rasulullah ﷺ menambahkannya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Kasir (saudara lelaki Sulaiman ibnu Kasir), telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, dari Auf, dari Abu Raja Al-Utaridi, dari Imran ibnul Husain yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ, lalu mengucapkan, "Assalamu 'al'aikum, ya Rasulullah," lalu Rasulullah ﷺ menjawabnya dengan jawaban yang sama, kemudian beliau duduk dan bersabda, "Sepuluh." Kemudian datang lelaki lainnya dan mengucapkan, "Assalamu 'alaikum warahmatullahi, ya Rasulullah," lalu Rasulullah ﷺ menjawabnya dengan jawaban yang sama, kemudian duduk dan bersabda, "Dua puluh." Lalu datang lelaki lainnya dan bersalam, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," maka Nabi ﷺ membalasnya dengan salam yang serupa, kemudian duduk dan bersabda, "Tiga puluh." Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, dari Muhammad ibnu Kasir. Imam At-Tirmidzi mengetengahkannya, begitu pula Imam An-Nasai dan Al-Bazzar yang juga melalui hadits Muhammad ibnu Kasir. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini berpredikat gharib bila ditinjau dari sanadnya. Dalam bab yang sama diriwayatkan pula hadits dari Abu Sa'id, Ali, dan Sahl ibnu Hanif. Al-Bazzar mengatakan bahwa hal ini telah diriwayatkan pula dari Nabi ﷺ melalui berbagai jalur, dan hadits ini merupakan hadits yang paling baik sanadnya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Harb Al-Mausuli, telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Abdur Rahman Ar-Rawasi, dari Al-Hasan ibnu Saleh, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Barang siapa yang mengucapkan salam kepadamu dari kalangan makhluk Allah, jawablah salamnya, sekalipun dia adalah seorang Majusi." Demikian itu karena Allah ﷻ telah berfirman: “Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa.” (An-Nisa: 86) Qatadah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: “Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya.” (An-Nisa: 86) Yakni kepada orang-orang muslim (yang mengucapkan salam kepadamu). “Atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa." (An-Nisa: 86) ditujukan kepada kafir zimmi. Akan tetapi, takwil ini masih perlu dipertimbangkan, atas dasar hadits di atas tadi yang menyatakan bahwa makna yang dimaksud ialah membalas salam penghormatan dengan yang lebih baik. Apabila seorang muslim mengucapkan salam penghormatan dengan lafal salam yang maksimal dari apa yang disyariatkan, maka balasannya adalah salam yang serupa. Terhadap ahli zimmah (kafir zimmi), mereka tidak boleh dimulai dengan salam; dan jawaban terhadap mereka tidak boleh dilebihkan, melainkan hanya dibalas dengan yang singkat, seperti yang disebutkan di dalam kitab Shahihain melalui Ibnu Umar, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Apabila orang Yahudi mengucapkan salam kepada kalian, maka sebenarnya yang diucapkan seseorang dari mereka adalah, ‘As-Samu'alaikum’ (kebinasaan semoga menimpa kamu), maka katakanlah, ‘Wa'alaika (dan semoga kamu pun mendapat yang serupa)’." Di dalam Sahih Muslim disebut melalui Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah kalian memulai salam kepada orang Yahudi dan orang Nasrani, dan apabila kalian berjumpa dengan mereka di jalan, maka desaklah mereka ke tempat yang paling sempit.” Sufyan As-Sauri meriwayatkan dari seorang laki-laki, dari Al-Hasan Al-Basri yang mengatakan bahwa mengucapkan salam hukumnya sunat, sedangkan menjawabnya adalah wajib. Pendapat yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri ini juga dikatakan oleh semua ulama, bahwa menjawab salam hukumnya wajib bagi orang yang ditujukan salam kepadanya. Maka berdosalah dia jika tidak melakukannya, karena dengan begitu berarti dia telah melanggar perintah Allah yang ada di dalam firman-Nya: “Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (An-Nisa: 86) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud berikut sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, kalian tidak dapat masuk surga sebelum beriman, dan kalian belum beriman sebelum saling mengasihi. Maukah aku tunjukkan kalian kepada satu amalan yang apabila kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling mengasihi, yaitu: ‘Tebarkanlah salam di antara kalian’." Ayat 87 Firman Allah ﷻ: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.” (An-Nisa: 87) Ini merupakan pemberitahuan tentang keesaan-Nya dan hanya Dialah Tuhan semua makhluk. Ungkapan ini mengandung qasam (sumpah) bagi firman selanjutnya, yaitu: “Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kalian di hari kiamat, yang tidak ada keraguan padanya.” (An-Nisa: 87) Huruf lam yang terdapat pada lafal merupakan pendahuluan bagi qasam. Dengan demikian, maka firman-Nya: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.” (An-Nisa: 87) merupakan kalimat berita dan sekaligus sebagai sumpah yang menyatakan bahwa Dia kelak akan menghimpun semua manusia dari yang awal hingga yang terakhir di suatu padang (mahsyar), yakni pada hari kiamat nanti. Lalu Dia memberikan balasan kepada setiap orang yang beramal sesuai dengan amalnya masing-masing. Firman Allah ﷻ: “Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?” (An-Nisa: 87) Yakni tiada seorang pun yang lebih benar daripada Allah dalam perkataan, berita, janji, dan ancamanNya. Maka tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada Penguasa selain Dia.

An-Nisa': 86

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat