An-Nisa': 74

Ayat

Terjemahan Per Kata
فَلۡيُقَٰتِلۡ
maka hendaklah berperang
فِي
dalam
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يَشۡرُونَ
(mereka) menukar
ٱلۡحَيَوٰةَ
kehidupan
ٱلدُّنۡيَا
dunia
بِٱلۡأٓخِرَةِۚ
dengan akhirat
وَمَن
dan barang siapa
يُقَٰتِلۡ
berperang
فِي
di
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
فَيُقۡتَلۡ
lalu terbunuh
أَوۡ
atau
يَغۡلِبۡ
memperoleh kemenangan
فَسَوۡفَ
maka kelak
نُؤۡتِيهِ
akan Kami berikan kepadanya
أَجۡرًا
pahala
عَظِيمٗا
besar

Terjemahan

Oleh karena itu, hendaklah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah! Siapa yang berperang di jalan Allah dan gugur atau memperoleh kemenangan niscaya kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nisa': 71-74 Wahai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kalian, dan majulah (ke medan perang) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama (secara serentak)! Dan sesungguhnya di antara kalian ada orang yang sangat enggan (ke medan perang). Lalu jika kalian ditimpa musibah, ia berkata, "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama-sama mereka." Dan sungguh jika kalian beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kalian dengan dia, "Wahai, sekiranya aku ikut bersama-sama mereka, tentu aku mendapat kemenangan yang besar (pula)." Karena itu, hendaklah (orang mukmin) berperang di jalan Allah melawan orang-orang yang menjual akhirat untuk dunia. Barang siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. Ayat 71 Allah ﷻ memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar bersikap waspada terhadap musuh-musuh mereka. Hal ini tentu saja menuntut adanya kesiagaan untuk menghadapi mereka dengan mempersiapkan semua persenjataan dan pasukan serta memperbanyak pasukan dengan mengadakan mobilitas umum untuk berjihad di jalan Allah. Yang dimaksud dengan lafal subatin ialah berkelompok-kelompok, sekumpulan demi sekumpulan, dan satuan pasukan demi satuan pasukan, Subat adalah bentuk jamak dari sabatun, tetapi adakalanya lafal as-sabah ini dijamakkan menjadi sibina. Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: “Majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok.” (An-Nisa: 71) Yaitu kelompok demi kelompok. Dengan kata lain, berpencar menjadi beberapa satuan pasukan. “Atau majulah bersama-sama (secara serentak)!” (An-Nisa: 71) Maksudnya, kalian semuanya maju menjadi satu dalam medan pertempuran. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, Adh-Dhahhak, ‘Atha’ Al-Khurrasani/Muqatil ibnu Hayyan, dan Al-Khasif Al-Jazari. Ayat 72 Firman Allah ﷻ: “Dan sesungguhnya di antara kalian ada orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran).” (An-Nisa: 72) Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah bukan hanya seorang; ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik. Menurut Muqatil ibnu Hayyan, makna firman-Nya: “Benar-benar dia sangat enggan (ke medan pertempuran).” (An-Nisa: 72) Yakni dia tidak ikut berjihad. Tetapi dapat pula diinterpretasikan bahwa makna yang dimaksud ialah dia bersikap lamban dalam menanggapi anjuran berjihad. Dengan kata lain, enggan melakukan jihad dan menganjurkan orang lain untuk enggan berjihad. Seperti yang dilakukan oleh Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, semoga Allah mengutuk perbuatannya; dia tidak mau ikut jihad, bahkan menghalang-halangi orang lain untuk ikut berjihad. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir. Sikap orang munafik tersebut digambarkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: “Maka jika kalian ditimpa musibah.” (An-Nisa: 72) Yakni ada yang gugur dan mati syahid serta musuh dapat mengalahkan kalian, karena ada hikmah Allah dalam hal tersebut yang hanya diketahui oleh Dia. Dia berkata, "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama-sama mereka." (An-Nisa: 72) Yakni karena aku tidak ikut bersama mereka dalam pertempuran, dia menganggap bahwa hal tersebut merupakan nikmat Allah kepadanya. Padahal ia tidak mengetahui pahala yang terlewatkan olehnya, yaitu pahala bersabar dalam peperangan atau mati syahid jika gugur. Ayat 73 “Dan sungguh jika kalian beroleh karunia dari Allah.” (An-Nisa: 73) Yakni kemenangan, keberhasilan, dan ghanimah. “Tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kalian dengan dia.” (An-Nisa: 73) Seakan-akan dia bukan dari kalangan yang seagama dengan kalian. “Wahai, sekiranya saja aku bersama-sama mereka, tentu aku mendapat kemenangan yang besar (pula).” (An-Nisa: 73) Maksudnya dia mendapat satu bagian ghanimah sama dengan mereka dan berhasil meraihnya, dan memang itulah tujuan utama dan cita-citanya dalam berjihad. Ayat 74 Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Karena itu, hendaknya berperanglah.” (An-Nisa: 74) Artinya, orang mukmin yang telah terdaftar hendaknya berperang. “Di jalan Allah (untuk memerangi) orang-orang yang menjual akhirat mereka dengan dunia.” (An-Nisa: 74) Yaitu mereka yang menjual agama mereka dengan harga yang sangat murah untuk perbendaharaan dunia (betapapun besarnya harta dunia bila dibandingkan dengan pahala akhirat sangat kecil dan tak berarti, pent). Hal itu tiada lain karena kekufuran mereka dan ketiadaan iman mereka. Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Barang siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (An-Nisa: 74) Semua orang yang berperang di jalan Allah, baik ia gugur ataupun dikalahkan, maka baginya di sisi Allah terdapat pahala yang besar dan imbalan yang berlimpah. Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadits yang mengatakan bahwa Allah menjamin bagi orang yang berjihad di jalan-Nya lalu gugur syahid bahwa Dia akan memasukkannya ke dalam surga, atau (jika selamat) mengembalikannya ke tempat tinggalnya dengan memboyong pahala atau ghanimah (bila beroleh kemenangan).

An-Nisa': 74

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat