An-Nisa': 169

Ayat

Terjemahan Per Kata
إِلَّا
kecuali
طَرِيقَ
jalan
جَهَنَّمَ
neraka jahanam
خَٰلِدِينَ
mereka kekal
فِيهَآ
di dalamnya
أَبَدٗاۚ
selama-lamanya
وَكَانَ
dan adalah
ذَٰلِكَ
demikian itu
عَلَى
atas
ٱللَّهِ
Allah
يَسِيرٗا
mudah

Terjemahan

kecuali jalan ke (neraka) Jahanam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Hal itu bagi Allah (sangat) mudah.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nisa': 166-170 (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah menjadi saksi. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepada kalian dengan (membawa) kebenaran dari Tuhan kalian, maka berimanlah kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian. Dan jika kalian kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan sedikit pun kepada Allah karena) sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah, Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Ayat 166 Mengingat firman Allah ﷻ yang mengatakan: “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu.” (An-Nisa: 163) Sampai dengan konteks ini hadits menetapkan kenabian Nabi Muhammad ﷺ dan membantah orang-orang yang menolak kenabiannya dari kalangan kaum musyrik dan Ahli Kitab. Maka dalam ayat ini Allah ﷻ berfirman: “Tetapi Allah mengakui Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu.” (An-Nisa: 166) Yakni sekalipun orang-orang yang kafir kepada Al-Qur'an mengingkarinya, mereka dari kalangan orang-orang yang mendustakanmu dan menentangmu. Maka Allah tetap mengakui bahwa engkau adalah utusan-Nya yang diturunkan kepadanya Al-Kitab, yakni Al-Our'an yang agung. “Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat: 42) Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: “Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.” (An-Nisa: 166) Dengan pengetahuan-Nya yang hendak memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya akan Al-Qur'an yang di dalamnya terkandung keterangan-keterangan, hidayah, pemisah antara kebenaran dan kebatilab, hal-hal yang disukai dan diridai Allah, dan hal-hal yang dibenci dan ditolak-Nya. Di dalam Al-Qur'an terkandung ilmu tentang hal-hal yang gaib menyangkut masalah yang terjadi di masa silam dan masa mendatang. Di dalamnya disebutkan juga sifat-sifat Allah ﷻ Yang Maha Suci yang tidak diketahui oleh nabi yang diutus, tidak pula oleh malaikat terdekat, kecuali bila diberi tahu oleh Allah ﷻ sendiri. Seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya: “Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (Al-Baqarah: 255) Dan dalam ayat yang lainnya, yaitu firman-Nya: “Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” (Thaha: 110) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Suhail Al-Ja'fari dan Abdullah ibnul Mubarak; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Imran ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepada kami ‘Atha’ ibnus Saib yang mengatakan bahwa Abu Abdur Rahman As-Sulami membacakan Al-Qur'an kepadanya. Tersebutlah bahwa apabila seseorang di antara kami membacakan Al-Qur'an kepadanya, ia (‘Atha’ ibnus Saib) selalu mengatakan, "Sesungguhnya kamu telah mengambil ilmu Allah, maka pada hari ini tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kamu kecuali dengan amal perbuatan." Kemudian ia membacakan firman-Nya: “Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah menjadi saksi.” (An-Nisa: 166) Adapun firman Allah ﷻ: “Dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula).” (An-Nisa: 166) Yaitu atas kebenaran yang disampaikan olehmu dan yang diwahyukan kepadamu serta kitab yang diturunkan kepadamu disertai dengan pengakuan Allah atas hal tersebut, “Cukuplah Allah menjadi saksi.” (An-Nisa: 166) Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari ibnu Abbas yang menceritakan bahwa segolongan orang-orang Yahudi masuk menemui Rasulullah ﷺ, lalu Rasulullah ﷺ bersabda kepada mereka: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui, demi Allah, sesungguhnya kalian ini benar-benar mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah.” Maka mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui hal tersebut." Kemudian Allah menurunkan firman-Nya: “Tetapi Allah mengakui Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.” (An-Nisa: 166) hingga akhir ayat. Ayat 167 Adapun firman Allah ﷻ: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia dari) jalan Allah benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa: 167) Mereka kafir dan tidak mau mengikuti kebenaran, bahkan mereka berupaya menghalang-halangi manusia untuk mengikuti dan menuruti jejak kebenaran. Mereka benar-benar telah keluar dari jalan yang benar, sesat darinya, dan jauh dari kebenaran, jauh yang amat mencolok. Ayat 168 Selanjutnya Allah ﷻ memberitahukan perihal keputusan-Nya terhadap orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat-Nya, Kitab, dan Rasul-Nya, yaitu mereka yang menzalimi diri sendiri karena hal tersebut; juga karena menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya, mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa, dan melanggar hal-hal yang diharamkan-Nya; “Dia tidak akan memberikan ampunan kepada mereka.” (An-Nisa: 168) “Dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka.” (An-Nisa: 168) Yakni jalan kebaikan. Ayat 169 “Kecuali jalan ke neraka Jahannam.” (An-Nisa: 169) Istisna dalam ayat ini bersifat munqathi’. “Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (An-Nisa: 169) hingga akhir ayat. Ayat 170 Selanjutnya Allah ﷻ berfirman: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepada kalian dengan (membawa) kebenaran dari Tuhan kalian, maka berimanlah kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian.” (An-Nisa: 170) Telah datang Nabi Muhammad ﷺ kepada kalian dengan membawa hidayah, agama yang hak, dan keterangan yang memuaskan dari Allah ﷻ. Karena itu, berimanlah kalian kepada apa yang didatangkannya kepada kalian dan ikutilah dia, niscaya hal itu baik bagi kalian. Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Dan jika kalian kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun karena) sesungguhnya segala yang ada di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah.” (An-Nisa: 170) Dengan kata lain, Dia tidak memerlukan kalian dan iman kalian, dan Dia tidak terkena mudarat (kerugian) karena kekafiran kalian. Perihalnya sama dengan makna ayat lain, yaitu firman-Nya: “Dan Musa berkata, ‘Jika kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya kafir, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji’.” (Ibrahim: 8) Dalam firman selanjutnya disebutkan: “Dan adalah Allah Maha Mengetahui.” (An-Nisa: 170) tentang orang yang berhak memperoleh hidayah dari kalian, maka Dia memberinya hidayah, dan tentang orang yang berhak mendapat kesesatan, maka Dia menyesatkannya. “Lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa: 170) Yaitu dalam semua ucapan, perbuatan, syariat dan takdir-Nya.

An-Nisa': 169

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat