An-Nisa': 154

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَرَفَعۡنَا
dan Kami angkat
فَوۡقَهُمُ
atas mereka
ٱلطُّورَ
bukit Tursina
بِمِيثَٰقِهِمۡ
dengan perjanjian mereka
وَقُلۡنَا
dan Kami katakan
لَهُمُ
kepada mereka
ٱدۡخُلُواْ
masuklah
ٱلۡبَابَ
pintu/gerbang
سُجَّدٗا
bersujud
وَقُلۡنَا
dan Kami katakan
لَهُمۡ
kepada mereka
لَا
jangan
تَعۡدُواْ
kamu melanggar
فِي
dalam/tentang
ٱلسَّبۡتِ
hari Sabtu
وَأَخَذۡنَا
dan Kami telah mengambil
مِنۡهُم
dari mereka
مِّيثَٰقًا
perjanjian
غَلِيظٗا
kokoh

Terjemahan

Kami pun telah mengangkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud”. Kami perintahkan pula kepada mereka, “Janganlah melanggar (peraturan) pada hari Sabat.” Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nisa': 153-154 Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih dahsyat dari itu. Mereka berkata, "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, namun Kami maafkan mereka atas yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka Bukit Tursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka, "Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud," dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka, "Janganlah kalian melanggar peraturan mengenai hari Sabtu," dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. Ayat 153 Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, As-Suddi, dan Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi pernah meminta kepada Rasulullah ﷺ agar beliau menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit, sebagaimana kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa dalam keadaan tertulis. Ibnu Juraij mengatakan bahwa mereka meminta agar diturunkan lembaran-lembaran dari Allah yang tertulis, ditujukan kepada si Fulan dan si Fulan, untuk membuktikan kebenaran apa yang didatangkan oleh Nabi ﷺ kepada mereka. Hal ini mereka ajukan hanyalah semata-mata sebagai penghinaan, keingkaran, kekufuran, dan kemurtadan mereka kepadanya. Perihalnya sama dengan apa yang pernah diminta oleh orang-orang kaflr Quraisy sebelum mereka, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya: “Dan mereka berkata, ‘Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami’." (Al-Isra: 90) hingga akhir ayat berikutnya. Karena itulah dalam surat ini Allah ﷻ menyebutkan melalui firman-Nya: “Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih dahsyat dari itu. Mereka berkata, ‘Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata’. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya." (An-Nisa: 153) Disebabkan kezaliman mereka dan perbuatan mereka yang kelewat batas, juga karena keangkuhan dan keingkaran mereka. Apa yang disebut di dalam surat An-Nisa ini dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah melalui firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, ‘Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas.’ Karena itu kalian disambar halilintar, sedangkan kalian menyaksikannya. Sesudah itu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati supaya kalian bersyukur.” (Al-Baqarah: 55-56) Adapun firman Allah ﷻ: “Dan mereka menyembah anak sapi sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata.” (An-Nisa: 153) Yaitu sesudah mereka melihat mukjizat-mukjizat yang jelas dan bukti-bukti yang akurat melalui tangan Nabi Musa a.s. di negeri Mesir, kebinasaan musuh-musuh mereka (yaitu Firaun), dan ditenggelamkannya semua bala tentaranya ke dalam laut. Tetapi tidak lama kemudian setelah berjalan bersama Nabi Musa dan mereka berjumpa dengan suatu kaum yang sedang menyembah berhala-berhalanya, maka dengan serta merta mereka berkata kepada Nabi Musa a.s. Ucapan mereka itu disitir oleh firman-Nya: “Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Al-A'raf: 138), hingga dua ayat berikutnya. Kemudian Allah ﷻ menceritakan kisah mereka mengambil anak sapi sebagai sesembahan mereka secara panjang lebar dalam surat Al-A'raf, juga dalam surat Thaha; hal itu terjadi setelah Nabi Musa a.s. berangkat (ke Bukit Tursina) untuk bermunajat kepada Allah ﷻ. Kemudian ketika ia kembali pulang, terjadilah apa yang telah terjadi, dan Allah menerima tobat orang yang melakukan penyembahan itu dan yang membuatnya (anak sapi itu) dengan syarat orang yang tidak ikut menyembah membunuh orang yang menyembahnya (anak sapi itu). Sehingga akhirnya sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain, setelah itu Allah ﷻ menghidupkan mereka kembali. Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Lalu Kami maafkan mereka atas yang demikian itu. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.” (An-Nisa: 153) Ayat 154 Kemudian Allah ﷻ berfirman pula: Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka Bukit Tursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka.” (An-Nisa: 154) Itu terjadi ketika mereka menolak untuk tetap berpegang kepada hukum-hukum Taurat, dan tampak dari mereka sikap membangkang terhadap apa yang didatangkan oleh Nabi Musa a.s. kepada mereka. Maka Allah ﷻ mengangkat di atas kepala mereka sebuah bukit untuk memaksa mereka. Kemudian mereka diperintahkan agar tetap berpegang teguh kepada kitab Taurat, akhirnya mereka menyanggupinya dan bersujud seraya memandang ke atas kepala mereka karena khawatir bila bukit tersebut jatuh menimpa diri mereka. Hal ini disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat yang lain melalui firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka, seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka), ‘Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepada kalian’." (Al-A'raf: 171) hingga akhir ayat. Firman Allah ﷻ: “Dan Kami perintahkan kepada mereka, ‘Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud’." (An-Nisa: 154) Akan tetapi, mereka melanggar semua yang diperintahkan kepada mereka, baik secara ucapan maupun perbuatan. Karena sesungguhnya mereka diperintahkan agar memasuki pintu Baitul Maqdis seraya bersujud dan mengucapkan doa hittah yang artinya "Ya Allah, hapuskanlah dari diri kami dosa-dosa kami" karena kami tidak mau berjihad dan membangkang, tidak melakukannya, yang menyebabkan kami tersesat di padang sahara selama empat puluh tahun. Ternyata mereka memasukinya seraya merangkak dengan pantat mereka, dan ucapannya mereka ganti menjadi hintah fi sya'rah. “Dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka, ‘Janganlah kalian melanggar peraturan mengenai hari Sabtu”." (An-Nisa: 154) Maksudnya Kami perintahkan mereka untuk memelihara kesucian hari Sabtu dan berpegang teguh menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah atas mereka, selagi hal tersebut disyariatkan bagi mereka. “Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.” (An-Nisa: 154) Yaitu perjanjian yang berat. Tetapi mereka melanggarnya dan berbuat durhaka serta menggunakan tipu muslihat (hailah) untuk melakukan hal yang diharamkan oleh Allah ﷻ. Seperti yang disebutkan kisahnya dalam surat Al-A'raf secara panjang lebar, yaitu pada firman-Nya: “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terlelak di dekat laut.” (Al-A'raf: 163) hingga beberapa ayat berikutnya. Dalam surat Al-Isra nanti akan disebutkan sebuah hadits yang diceritakan oleh Safwan ibnu Assal, yaitu pada tafsir firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata.” (Al-Isra: 101) Di dalam hadits tersebut antara lain disebutkan, "Dan khusus bagi kalian, orang-orang Yahudi, janganlah kalian melanggar peraturan mengenai hari Sabtu.”

An-Nisa': 154

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat