An-Nisa': 14

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَمَن
dan barang siapa
يَعۡصِ
mendurhakai
ٱللَّهَ
Allah
وَرَسُولَهُۥ
dan RasulNya
وَيَتَعَدَّ
dan ia melanggar
حُدُودَهُۥ
ketentuan-ketentuanNya
يُدۡخِلۡهُ
Dia/Allah memasukkannya
نَارًا
neraka/api
خَٰلِدٗا
kekal
فِيهَا
di dalamnya
وَلَهُۥ
dan baginya
عَذَابٞ
siksa
مُّهِينٞ
menghinakan

Terjemahan

Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nisa': 13-14 (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. Ayat 13 Dengan kata lain, bagian-bagian dan ketentuan-ketentuan yang telah dijadikan oleh Allah untuk para ahli waris sesuai dengan dekatnya hubungan nasab mereka dengan si mayat dan keperluan mereka kepadanya serta kesedihan mereka di saat ditinggalkan. Semuanya itu merupakan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah maka janganlah kalian melanggar dan menyimpang darinya. Allah berfirman: “Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (An-Nisa: 13) Yakni dalam batasan-batasan tersebut, dan tidak menambahi atau mengurangi bagian sebagian ahli waris melalui cara tipu muslihat dan sarana penggelapan, melainkan membiarkan mereka menuruti hukum Allah, bagian, dan ketetapan yang telah ditentukan-Nya. “Niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, sedangkan ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (An-Nisa: 13-14) Dikatakan demikian karena hal tersebut berarti mengubah hukum yang telah ditentukan oleh Allah dan menentang Allah dalam hukum-Nya. Sikap seperti itu tiada lain hanyalah timbul dari orang yang merasa tidak puas dengan apa yang telah dibagikan dan ditetapkan Allah untuknya. Karena itu, Allah membalasnya dengan penghinaan dalam siksa yang sangat pedih lagi terus-menerus. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Mamar, dari Asy'as ibnu Abdullah, dari Syahr ibnu Hausab, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Sesungguhnya seorang lelaki benar-benar mengerjakan amal ahli kebaikan selama tujuh puluh tahun, tetapi apabila ia berwasiat dan berlaku zalim dalam wasiatnya, maka amal perbuatan terakhirnya ditetapkan amal perbuatan yang buruk, lalu ia masuk neraka. Dan sesungguhnya seorang lelaki benar-benar mengerjakan perbuatan ahli keburukan selama tujuh puluh tahun, tetapi ia berlaku adil dalam wasiatnya. maka amal perbualan terakhir-nya adalah amal kebaikan, lalu masuklah ia ke dalam surga.” Ayat 14 Kemudian sahabat Abu Hurairah mengatakan, "Bacalah oleh kalian jika kalian suka," yaitu firman-Nya: “Hukum-hukum tersebut adalah ketentuan dari Allah. (An-Nisa: 13) sampai dengan firman-Nya: “Dan baginya siksa yang menghinakan.” (An-Nisa: 14) Imam Abu Dawud mengatakan di dalam Bab "Menimpakan Mudarat dalam Berwasiat", bagian dari kitab sunannya: Telah menceritakan kepada kami Ubaidah ibnu Abdullah, telah menceritakan keruda kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnn Ali Al-Harrani, telah menceritakan kepada kami Al-Asyas ibnu Abdullah ibnu Jabir Al-Haddani, telah menceritakan kepadaku Syahr ibnu Hausyab, bahwa sahabat Abu Hurairah pernah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Sesungguhnya seorang lelaki atau seorang wanita benar-benar melakukan amal ketaatan kepada Allah selama enam puluh tahun, kemudian keduanya menjelang kematiannya, keduanya menimpakan mudarat (kerugian) kepada ahli warisnya dalam wasiatnya, maka pastilah keduanya masuk neraka.” Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa Abu Hurairah ra. membacakan firman-Nya kepadaku mulai dari firman-Nya: “Sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya (si mayat) atau sesudah dibayarkan utangnya dengan tidak memberi mudarat (kerugian) kepada ahli waris.” (An-Nisa: 12) sampai dengan firman-Nya: “Dan itulah kemenangan yang besar.” (An-Nisa: 13) Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah melalui hadits Asy'as dengan lafal yang lebih lengkap darinya. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan garib. Tetapi lafal hadits Imam Ahmad jauh lebih lengkap dan lebih sempurna.

An-Nisa': 14

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat