Ali-'Imran: 90

Ayat

Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
بَعۡدَ
sesudah
إِيمَٰنِهِمۡ
iman mereka
ثُمَّ
kemudian
ٱزۡدَادُواْ
mereka bertambah
كُفۡرٗا
kekafiran
لَّن
tidak akan
تُقۡبَلَ
diterima
تَوۡبَتُهُمۡ
taubat mereka
وَأُوْلَٰٓئِكَ
dan mereka itu
هُمُ
mereka
ٱلضَّآلُّونَ
orang-orang yang sesat

Terjemahan

Sesungguhnya orang-orang yang kufur setelah beriman, kemudian bertambah kekufurannya, tidak akan diterima tobatnya dan mereka itulah orang-orang sesat.

Tafsir

Tafsir Surat Ali-'Imran: 90-91 Sesungguhnya orang-orang yang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dirinya dengan emas (sebanyak) itu. Bagi mereka itu azab yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. Ayat 90 Allah ﷻ berfirman mengancam dan memperingatkan orang yang kafir sesudah beriman, kemudian kekafirannya makin bertambah, yakni terus-menerus dalam kekafirannya hingga mati, bahwa tobat mereka tidak diterima di saat matinya. Makna ayat ini sama dengan ayat lain, yaitu firman-Nya: “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka.” (An-Nisa: 18), hingga akhir ayat. Karena itulah maka dalam ayat ini Allah ﷻ berfirman: “Sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.” (Ali Imran: 90) Yakni mereka keluar dari jalan kebenaran menuju ke jalan kesesatan. Al-Hafidzh Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Bazi', telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Zurai', telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abu Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa ada suatu kaum masuk Islam, setelah itu mereka murtad, lalu masuk Islam lagi, dan murtad kembali. Kemudian mereka mengirimkan utusan kepada kaumnya, meminta kepada kaumnya untuk menanyakan hal tersebut bagi mereka. Lalu kaum mereka menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah ﷺ. Maka turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya.” (Ali Imran: 90) Demikianlah bunyi riwayat Al-Bazzar, sanadnya adalah jayyid (bagus). Kemudian Allah ﷻ berfirman: ‘Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dirinya dengan emas (sebanyak) itu.” (Ali Imran: 91) Maksudnya, barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka tidak akan diterima darinya suatu kebaikan pun untuk selama-lamanya, sekalipun dia telah menginfakkan emas sepenuh bumi yang menurutnya dianggap sebagai amal taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah). Seperti yang pernah ditanyakan kepada Nabi ﷺ tentang hal Abdullah ibnu Jad'an. Abdullah ibnu Jad'an semasa hidupnya gemar menjamu tamu, memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan memberi makan orang kelaparan. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau ialah, "Apakah hal itu bermanfaat baginya?" Maka Rasulullah ﷺ menjawab: “Tidak, sesungguhnya dia belum pernah mengucapkan barang sehari pun sepanjang hidupnya, ‘Ya Tuhanku, ampunilah semua kesalahanku di hari pembalasan nanti’." Demikian pula seandainya dia menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi, niscaya hal itu tidak akan diterima darinya. Seperti yang dinyatakan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya: “Dan tidak akan diterima darinya suatu tebusan pun dan tidak akan memberi manfaat kepadanya suatu syafaat pun.” (Al-Baqarah: 123) “Yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.” (Ibrahim: 31) “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab di hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka mendapat azab yang pedih.” (Al-Maidah: 36) Karena itulah dalam ayat berikut ini disebutkan: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dirinya dengan emas (sebanyak) itu.” (Ali Imran: 91) Huruf ataf (wawu) yang terdapat di dalam firman-Nya: “walaupun dia menebus diri dengan emas (sebanyak) itu.” (Ali Imran: 91) di-'ataf-kan kepada jumlah yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa yang kedua adalah bukan yang pertama. Pendapat yang kami kemukakan ini lebih baik daripada pendapat yang mengatakan bahwa huruf wawu di sini adalah zaidah (tambahan). Makna ayat ini menyimpulkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan dirinya dari azab Allah, sekalipun dia telah menginfakkan emas sebesar bumi. Walaupun dia berupaya menebus dirinya dari azab Allah dengan emas sebesar bumi yang beratnya sama dengan berat semua gunung-gunung, semua lembah-lembah, semua tanah, pasir, dataran rendah dan hutan belukarnya, serta daratan dan lautannya (niscaya tidak akan diterima). Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, telah menceritakan kepadaku Syu'bah, dari Abu Imran Al-Juni, dari Anas ibnu Malik, bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Dikatakan kepada seorang lelaki penghuni neraka kelak di hari kiamat, ‘Apakah yang akan kamu lakukan seandainya kamu mempunyai segala sesuatu yang ada di permukaan bumi, apakah itu akan engkau pakai untuk menebus dirimu (dari azab-Ku)?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Allah berfirman, ‘Padahal Aku menghendaki darimu hal yang lebih ringan daripada itu. Sesungguhnya Aku telah mengambil janji darimu ketika kamu masih berada di dalam tulang sulbi kakek moyangmu, yaitu Adam; agar kamu tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Tetapi kamu menolak dan tetap mempersekutukan (Aku)’." Demikian pula apa yang diketengahkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. Jalur lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Didatangkan seorang lelaki dari penduduk surga, lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu temukan tempat kedudukanmu?’ Lelaki itu menjawab, ‘Wahai Tuhanku, (aku temukan tempat tinggalku adalah) sebaik-baik tempat tinggal.’ Allah berfirman, ‘Mintalah dan berharaplah.’ Lelaki itu menjawab, ‘Aku tidak akan meminta dan berharap lagi, kecuali kumohon Engkau mengembalikan aku ke dunia, lalu aku akan berperang hingga gugur di jalan-Mu,’ sebanyak sepuluh kali ia mengatakan demikian karena keutamaan yang dirasakannya berkat mati syahid. Dan didatangkan pula seorang lelaki dari penduduk neraka, lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu temukan tempat tinggalmu?’ Ia menjawab, ‘Wahai Tuhanku (aku temukan tempat tinggalku adalah) seburuk-buruk tempat tinggal.’ Dikatakan kepadanya, ‘Apakah engkau mau menebus dirimu dari (azab)-Nya dengan emas sepenuh bumi?’ Ia menjawab, ‘Ya, wahai Tuhanku.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta, karena sesungguhnya Aku pernah memintamu melakukan hal yang lebih ringan daripada itu dan lebih mudah, tetapi kamu tidak mau melakukannya.’ Lalu lelaki itu dicampakkan kembali ke dalam neraka.” Karena itulah dalam ayat ini disebutkan: “Bagi mereka itu azab yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (Ali Imran: 91) Yakni tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah, dan tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari siksa-Nya yang amat pedih. [Inilah akhir juz ke-4]

Ali-'Imran: 90

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat