Ali-'Imran: 83

Ayat

Terjemahan Per Kata
أَفَغَيۡرَ
maka apakah selain
دِينِ
agama
ٱللَّهِ
Allah
يَبۡغُونَ
mereka mencari
وَلَهُۥٓ
dan kepadaNya
أَسۡلَمَ
menyerahkan diri
مَن
orang/segala apa
فِي
di
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضِ
dan bumi
طَوۡعٗا
dengan suka
وَكَرۡهٗا
dan terpaksa
وَإِلَيۡهِ
dan kepadaNya
يُرۡجَعُونَ
mereka dikembalikan

Terjemahan

Mengapa mereka mencari agama selain agama Allah? Padahal, hanya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.

Tafsir

Tafsir Surat Ali-'Imran: 83-85 Maka mengapa mereka mencari agama lain selain agama Allah, padahal kepada-Nyalah bererah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan sukarela maupun terpaksa, dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan? Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak-anaknya; dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan hanya kepada-Nyalah kami berserah diri." Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. Ayat 83 Allah ﷻ mengingkari melalui firman-Nya terhadap orang yang menghendaki agama selain agama Allah yang diturunkan melalui kitab-kitab-Nya dengan perantaraan para rasul yang diutus-Nya. Agama Allah itu adalah yang memerintahkan hanya menyembah kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya; semua makhluk yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, baik dengan sukarela maupun terpaksa. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: “Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan sukarela ataupun terpaksa.” (Ar-Ra'd: 15) “Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedangkan mereka (bersikap) rendah hati. Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (An-Nahl: 48-50) Orang yang benar-benar mukmin dengan segenap jiwa dan raganya berserah diri kepada Allah, sedangkan orang yang kafir berserah diri kepada Allah hanya karena terpaksa; karena sesungguhnya ia berada di bawah pengaruh, keperkasaan, dan kekuasaan Yang Maha Agung yang tidak dapat ditentang dan tidak pula dapat dicegah. Di dalam sebuah hadits disebutkan pengertian lain sehubungan dengan tafsir ayat ini yang di dalamnya terkandung keanehan. Al-Hafidzh Abul Qasim At-Ath-Thabarani mengatakan: Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnun Nadr Al-Askari, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Hafs An-Nufaili, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mihsan Al-Ukasyi, telah menceritakan kepada kami Al-Auza'i, dari ‘Atha’ ibnu Abu Rabah, dari Nabi ﷺ yang bersabda: "Padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan sukarela maupun terpaksa" (Ali Imran: 83). Adapun makhluk yang ada di langit, mereka adalah para malaikat. Dan adapun makhluk yang ada di bumi, maka mereka adalah orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam. Dan adapun orang yang berserah diri dengan terpaksa, maka mereka adalah para tawanan dari berbagai umat yang didatangkan dalam keadaan terbelenggu oleh rantai; mereka digiring masuk surga, sedangkan mereka dalam keadaan terpaksa. Di dalam sebuah hadits shahih disebutkan: “Tuhanmu merasa kagum terhadap suatu kaum yang digiring ke surga dalam keadaan dirantai.” Dalam pembahasan berikut akan disebutkan dalil lain dan segi lain, tetapi makna yang pertama bagi ayat ini lebih kuat. Waki' mengatakan di dalam kitab tafsirnya, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mansur, dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: “Padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan sukarela maupun terpaksa.” (Ali Imran; 83) Menurut Mujahid, makna ayat ini sama dengan yang terdapat di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya: "Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Tentu mereka akan menjawab, ‘Allah’." (Luqman: 25) Waki' mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Mujahid dan Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: “Padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan sukarela maupun terpaksa.” (Ali Imran: 83) Yakni hal ini terjadi di saat Allah mengambil perjanjian (dari mereka bahwa mereka tidak akan menyembah melainkan hanya kepada Allah, yaitu di zaman azali). “Dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (Ali Imran: 83) Yakni pada hari kemudian, lalu Allah membalas tiap-tiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Ayat 84 Kemudian Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami." (Ali Imran: 84) Yang dimaksud adalah Al-Qur'an. “Dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Ya'qub.” (Ali Imran: 84) Yakni semua suhuf (lembaran-lembaran kitab) dan wahyu yang diturunkan kepada mereka. “Dan anak-anaknya.” (Ali Imran: 84) Mereka adalah kabilah-kabilah dari kalangan Bani Israil yang bercabang dari anak-anak Israil (yakni Nabi Ya'qub) yang jumlahnya ada dua belas orang. “Dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa.” (Ali Imran: 84) Yang dimaksud adalah kitab Taurat dan kitab Injil. “Dan para nabi dari Tuhan mereka.” (Ali Imran: 84) Hal ini mencakup pengertiannya kepada semua nabi secara umum. “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka.” (Ali Imran: 84) Bahkan kami beriman kepada semuanya. “Dan hanya kepada-Nyalah kami berserah diri.” (Ali Imran: 84) Orang-orang mukmin dari kalangan umat ini beriman kepada semua nabi yang diutus dan beriman kepada semua kitab yang diturunkan. Mereka sama sekali tidak ingkar kepada sesuatu pun dari hal tersebut, bahkan mereka membenarkan bahwa semuanya itu diturunkan dari sisi Allah dan membenarkan semua nabi yang diutus oleh Allah. Ayat 85 Firman Allah ﷻ: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya.” (Ali Imran: 85) Yakni barang siapa yang menempuh suatu jalan selain jalan yang telah disyariatkan oleh Allah, maka jalan itu tidak akan diterima darinya. “Dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85), Perihalnya sama dengan apa yang telah dikatakan oleh Nabi ﷺ dalam sebuah hadits shahih, yaitu: “Barang siapa yang melakukan suatu amal, sedangkan amal itu tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka amal itu ditolak.” Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Rasyid, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah yang saat itu kami berada di Madinah, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Kelak di hari kiamat amal perbuatan datang. Maka datanglah shalat, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, akulah shalat." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam kebaikan." Sedekah datang, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, akulah sedekah." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik." Kemudian datanglah puasa, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, akulah puasa." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik." Kemudian datanglah amal-amal yang lain, semuanya dijawab oleh Allah ﷻ, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik." Lalu datanglah Islam dan berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau adalah sumber keselamatan, dan akulah Islam." Maka Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dalam keadaan baik; atas dasar kamulah Aku mengambil, dan atas dasar kamulah Aku memberi." Lalu Rasulullah ﷺ membacakan firman-Nya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85) Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Abu Abdur Rahman (yaitu Abdullah ibnu Imam Ahmad) mengatakan bahwa Abbad ibnu Rasyid adalah orang yang tsiqah (bisa dipercaya), tetapi Al-Hasan belum pernah mendengar dari Abu Hurairah.

Ali-'Imran: 83

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat