Ali-'Imran: 74

Ayat

Terjemahan Per Kata
يَخۡتَصُّ
Dia menentukan
بِرَحۡمَتِهِۦ
dengan rahmatNya
مَن
siapa
يَشَآءُۗ
Dia kehendaki
وَٱللَّهُ
dan Allah
ذُو
mempunyai
ٱلۡفَضۡلِ
karunia
ٱلۡعَظِيمِ
yang besar

Terjemahan

Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah memiliki karunia yang besar.

Tafsir

Tafsir Surat Ali-'Imran: 69-74 Segolongan Ahli Kitab ingin menyesatkan kalian, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. Wahai Ahli Kitab, mengapa kalian mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kalian mengetahui (kebenarannya). Wahai Ahli Kitab, mengapa kalian mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kalian mengetahui? Dan segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya), "Perlihatkanlah (seolah-olah) kalian beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). Dan janganlah kalian percaya selain kepada orang yang mengikuti agama kalian." Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) hanyalah petunjuk Allah." (Segolongan dari Ahli Kitab berkata kepada sesamanya),"Janganlah kalian percaya bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepada kalian, dan (jangan pula kalian percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujah (argumen) kalian di sisi Tuhan kalian." Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar. Ayat 69 Allah ﷻ memberitakan perihal kedengkian orang-orang Yahudi kepada kaum mukmin dan mereka selalu menginginkan agar kaum mukmin menjadi sesat. Allah memberitakan pula bahwa perbuatan mereka itu justru menjadi senjata makan tuan, sedangkan mereka tidak menyadari bahwa akibat buruk dari tipu daya mereka justru menimpa diri mereka sendiri. Ayat 70 Selanjutnya Allah ﷻ berfirman: “Wahai Ahli Kitab, mengapa kalian mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kalian menyaksikan.” (Ali Imran: 70). Yakni kalian mengetahui kebenarannya dan menyaksikan bahwa itu adalah kebenaran. Ayat 71 “Wahai Ahli Kitab, mengapa kalian mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kalian mengetahui?” (Ali Imran: 71). Yaitu kalian telah menyembunyikan sifat-sifat Nabi Muhammad yang terdapat di dalam kitab-kitab kalian, padahal kalian mengetahui dan menyaksikan kebenarannya. Ayat 72 Segolongan dari Ahli Kitab berkata, "Perlihatkanlah (seolah-olah) kalian beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman pada permulaan siang dan ingkarilah pada akhirnya." (Ali Imran: 72), hingga akhir ayat. Hal ini merupakan tipu daya yang mereka lancarkan untuk mengelabui kalangan du'afa (orang-orang yang lemah) dari kalangan kaum muslim terhadap perkara agama mereka. Mereka melakukan musyawarah di antara sesamanya dan memutuskan agar menyusup ke dalam tubuh kaum muslim dengan menampakkan seakan-akan mereka beriman pada permulaan siang harinya dan shalat Subuh bersama-sama kaum muslim. Tetapi apabila hari telah petang, mereka harus kembali kepada agama mereka sendiri. Tujuannya adalah agar orang-orang yang lemah akalnya dari kalangan kaum muslim mengatakan bahwa sesungguhnya mereka kembali lagi ke agamanya tiada lain karena mereka telah melihat adanya suatu kekurangan atau suatu keaiban pada agama kaum muslim. Karena itu, disebutkan di dalam akhir ayat ini: “Supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran).” (Ali Imran: 72) Ibnu Abu Nujaih meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan firman Allah ﷻ yang menceritakan perihal orang-orang Yahudi dalam ayat ini, bahwa orang-orang Yahudi ada yang ikut shalat Subuh bersama Nabi ﷺ, lalu mereka kembali kafir pada akhir siang harinya. Hal tersebut sebagai pengelabuan agar orang-orang melihat telah tampak adanya kesesatan bagi mereka dalam agama Nabi ﷺ setelah mereka mengikutinya. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa segolongan orang dari Ahli Kitab mengatakan, "Apabila kalian bertemu dengan sahabat-sahabat Muhammad pada permulaan siang hari, tampakkanlah diri kalian seolah-olah kalian telah beriman. Apabila sore hari, lakukanlah kebaktian kalian sebagaimana biasanya, supaya mereka mengatakan, 'Mereka itu Ahli Kitab, mereka lebih alim (berilmu) daripada kita'." Hal yang sama diriwayatkan oleh Qatadah, As-Suddi,Ar-Rabi', dan Abu Malik. Ayat 73 Firman Allah ﷻ: “Dan janganlah kalian percaya, selain kepada orang yang mengikuti agama kalian.” (Ali Imran: 73) Artinya, janganlah kalian percaya atau menampakkan rahasia kalian dan apa yang kalian simpan kecuali kepada orang yang benar-benar mengikuti agama kalian. Janganlah kalian memperlihatkan keterangan yang ada di dalam kitab kalian (mengenai Nabi ﷺ) kepada kaum muslim yang pada akhirnya mereka akan beriman kepadanya, lalu menjadikannya sebagai hujah (argumen) yang memakan kalian sendiri. Firman Allah ﷻ: Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) hanyalah petunjuk Allah." (Ali Imran: 73) Yakni hanya Allah-lah yang memberi petunjuk ke dalam kalbu kaum mukmin kepada iman yang sempurna melalui apa yang diturunkan kepada hamba dan Rasul-Nya yaitu Nabi Muhammad ﷺ berupa ayat-ayat yang jelas dan dalil-dalil yang pasti serta hujah-hujah yang gamblang; sekalipun kalian wahai orang-orang Yahudi menyembunyikan apa yang ada di tangan kalian tentang sifat Nabi Muhammad yang ummi di dalam kitab-kitab kalian yang telah kalian nukil (kutip) dari para nabi terdahulu. Firman Allah ﷻ: “Dan (janganlah kalian percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepada kalian, dan (jangan pula kalian percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujah (argumen) kalian di sisi Tuhan kalian.” (Ali Imran: 73) Mereka (Ahli Kitab) mengatakan (kepada sesamanya), "Janganlah kalian memperlihatkan ilmu (pengetahuan) yang ada pada kalian kepada kaum muslim, yang akhirnya mereka akan mempelajarinya dari kalian hingga mereka sejajar pengetahuannya dengan kalian, lalu mereka unggul dengannya atas diri kalian, mengingat kekuatan iman mereka kepadanya. Atau akan mengalahkan hujah kalian di sisi Tuhan kalian. Dengan kata lain, hal itu akan mereka jadikan hujah terhadap diri kalian dengan memakai pengetahuan yang ada di tangan kalian, hingga akhirnya menjadi senjata makan tuan; dan kalian kalah dalam berhujah (berargumen), baik di dunia maupun di akhirat." Allah ﷻ berfirman: “Katakanlah, ‘Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya’." (Ali Imran: 73) Yakni semua urusan berada di bawah kekuasaan Allah dan pengaturan-Nya, Dialah yang memberi dan yang mencegah/menahan. Dia memberikan anugerah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, yaitu berupa iman, ilmu, dan kemampuan mengatur. Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya sehingga orang yang bersangkutan menjadi buta pandangan dan penglihatan hatinya, dan Allah mengunci mati kalbu dan pendengarannya serta menjadikan penghalang pada penglihatannya. Dialah yang memiliki hujah yang sempurna dan hikmah yang sangat bijaksana. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Ayat 74 “Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Ali Imran: 74) Artinya, Allah mengkhususkan karunia-Nya kepada kalian wahai orang-orang mukmin dengan karunia yang tak terbatas dan tak terperikan, yaitu dengan dimuliakan-Nya nabi kalian Muhammad ﷺ di atas semua para nabi, dan memberi petunjuk kalian dengan melaluinya kepada syariat yang paling sempurna.

Ali-'Imran: 74

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat