Al-Mu'minun: 13

Ayat

Terjemahan Per Kata
ثُمَّ
kemudian
جَعَلۡنَٰهُ
Kami jadikannya
نُطۡفَةٗ
air mani
فِي
dalam
قَرَارٖ
tempat
مَّكِينٖ
kuat/kokoh

Terjemahan

Kemudian, Kami menjadikannya air mani di dalam tempat yang kukuh (rahim).

Tafsir

Tafsir Surat Al-Mu'minun: 12-16 Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. 23:12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (QS. 23:13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. 23:14) Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (QS. 23:15) Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat. (QS. 23:16) (al-Muminuun: 12-16) Allah Taala berfirman seraya memberitahukan mengenai permulaan penciptaan manusia dari saripati (berasal) dari tanah, yaitu Adam. Allah Taala telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Mujahid mengemukakan: Min sulaalatin berarti dari mani anak cucu Adam. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi saw, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang digenggam-Nya dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah. Di antara mereka ada yang merah, putih, hitam, dan di antara hal tersebut, juga ada yang jahat dan ada juga yang baik, serta di antara keduanya. Hadits tersebut telah diriwayatkan Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan shahih. Tsumma jaalnaaHu nuth-fatan (Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani.) Dhamir (kata ganti) di sini kembali kepada jenis manusia, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam ayat yang lain: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dart saripati air yang jijik (air mani). (QS. As-Sajdah: 7-8). Maksudnya, lemah dan berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lain dan dari satu sifat ke sifat yang lain. Oleh karena itu, di sini Allah Taala berfirman: tsumma jaalnan nuth-fata alaqatan (Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah.) Artinya, kemudian Kami jadikan nuthfah, yaitu air yang memancar yang keluar dari tulang rusuk yang berada di tulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita, yang berada di antara tulang selangka dan pusar, sehingga menjadi segumpal darah merah yang memanjang. `Ikrimah mengatakan: Yaitu darah. Fakhalaqnal alaqata mudl-ghatan (Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,) yaitu segumpal daging yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan tidak bergaris-garis. Fakhalaqnal mudl-ghata idhaaman (Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang,) maksudnya, Kami (Allah) berikan bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki, dengan tulang-tulangnya, urat, dan otot-ototnya. Dalam hadits shahih dari Abuz Zinad, dari al-Araj, dari Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah ﷺ bersabda: Setiap jasad anak cucu Adam akan binasa, kecuali satu bagian pangkal ekor, darinya(lah) diciptakan dan padanya disusun. Fa kasaunal idhaama lahman (Lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging.) Maksudnya, Kami jadikan daging yang dapat menutupi, mengokohkan, dan menguatkan. Tsumma ansyanaaHu khalqan aakhara (Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Yakni, kemudian Kami tiupkan ruh ke dalamnya, sehingga dia pun bergerak dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran, penglihatan, pengetahuan, gerakan, dan goncangan. fatabaarakallaaHu ahsanul khaaliqiin (Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.) Al-Aufi menceritakan dari Ibnu `Abbas: Tsumma ansyanaaHu khalqan aakhara (Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain.) yakni, Kami pindahkan dari satu keadaan menuju keadaan yang lain sehingga lahir sebagai seorang anak. Setelah itu tumbuh sebagai anak kecil, lalu ia mengalami masa puber dan tumbuh menjadi remaja, selanjutnya tumbuh dewasa, kemudian menjadi tua, hingga akhirnya menjadi tua renta. Hal serupa juga diriwayatkan dari Qatadah dan adh-Dhahhak, dan tidak ada pertentangan, di mana dari permulaan peniupan ruh ke dalamnya ditetapkan pada berbagai proses dan keadaan. Wallahu alam. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah ibnu Masud, ia bercerita, Rasulullah ﷺ memberitahu kami, yang beliau adalah selalu jujur dan dibenarkan: Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut (rahim) ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah (air mani), kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), lalu menjadi gumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya Malaikat, maka ia (Malaikat) meniupkan ruh padanya dan Malaikat itu diperintahkan untuk (menulis) empat perkara; rizkinya, ajal (umur)nya, amal perbuatannya, dan (apakah dia) sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada Ilah (yang haq) selain Dia, sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan amalan penghuni surga sehingga (jarak) antara dirinya dengan surga hanya satu hasta saja, namun dia didahului oleh ketetapan (takdir) Allah sehingga dia mengerjakan perbuatan penghuni neraka, hingga akhirnya dia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kalian akan mengerjakan perbuatan penghuni neraka sehingga (jarak) antara dirinya dengan neraka tinggal satu hasta saja, namun ketetapan (takdir) Allah mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga akhirnya dia masuk surga. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Firman Allah Taala: fatabaarakallaaHu ahsanul khaaliqiin (Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.) Yakni, ketika Dia menyebutkan kekuasaan dan kelembutan-Nya dalam penciptaan nuthfah ini dari satu keadaan menjadi keadaan yang lain (proses), dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, sehingga menjadi satu bentuk, yaitu manusia yang mempunyai ciptaan yang normal lagi sempurna. Wallahu aam. Firman-Nya: tsumma innakum bada dzaalika lamayyituun (Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.) Yakni, setelah penciptaan yang pertama dari ketiadaan, kalian kelak akan menemui kematian. Tsumma innakum yaumal qiyaamati tubatsuun (Kemudian, sesungguhnya kamu semua akan dibangkitkan [dari kuburmu] di hari Kiamat.) Yakni, penciptaan yang terakhir. tsummallaaHu yunsyi-un nasy-atal aakhirata (Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.) (QS. Al-`Ankabuut: 20). Yakni, pada hari kebangkitan, dan bangkitnya ruh-ruh menuju jasad masing-masing. Lalu semua makhluk dihisab dan setiap pelaku perbuatan akan diberikan balasan sesuai dengan perbuatannya. Jika baik maka dia akan mendapatkan kebaikan, dan jika buruk maka dia akan mendapatkan balasan keburukan pula.

Al-Mu'minun: 13

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat