An-Nahl: 115

Ayat

Terjemahan Per Kata
إِنَّمَا
sesungguhnya hanyalah
حَرَّمَ
diharamkan
عَلَيۡكُمُ
atas kalian
ٱلۡمَيۡتَةَ
bangkai
وَٱلدَّمَ
dan darah
وَلَحۡمَ
dan daging
ٱلۡخِنزِيرِ
babi
وَمَآ
dan apa
أُهِلَّ
disembelih
لِغَيۡرِ
dengan selain
ٱللَّهِ
Allah
بِهِۦۖ
dengannya
فَمَنِ
maka/tetapi barang siapa
ٱضۡطُرَّ
terpaksa
غَيۡرَ
tidak/bukan
بَاغٖ
aniaya
وَلَا
dan tidak
عَادٖ
melampaui batas
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
غَفُورٞ
Maha Pengampun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang

Terjemahan

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkan dan tidak (pula) melampaui batas, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nahl: 114-117 Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian; dan syukurilah nikmat Allah, jika kalian hanya menyembah kepada-Nya saja. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atas kalian (memakan) bangkai, darah, dan daging babi dan (hewan) yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya bukan karena menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan janganlah kalian mengatakan terhadap apa yang diucapkan oleh lidah kalian secara dusta, “Ini halal dan ini haram” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih. Ayat 114 Allah ﷻ memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar memakan rezeki-Nya yang halal lagi baik, dan bersyukur kepada-Nya atas karunia tersebut. Karena sesungguhnya Allah-lah yang mengaruniakan nikmat itu kepada mereka, Dialah yang berhak disembah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Ayat 115 Kemudian Allah menyebutkan apa-apa yang diharamkan-Nya atas mereka, karena di dalamnya terkandung mudarat atau bahaya bagi mereka, baik menyangkut agama maupun urusan dunia mereka, yaitu: “Bangkai, darah, dan daging babi dan (hewan) yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.” (An-Nahl: 115) Yakni hewan yang disembelih bukan dengan menyebut nama Allah. Akan tetapi, sekalipun demikian disebutkan oleh firman-Nya: “Tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya.” (An-Nahl: 115) Yaitu dalam keadaan terdesak dan darurat, maka ia boleh memakannya dengan tidak berbuat zalim dan tidak pula melampaui batas. “Maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nahl: 115) Dalam pembahasan terdahulu telah diterangkan tafsir ayat yang serupa, yaitu dalam surat Al-Baqarah sehingga tidak perlu diulangi lagi dalam tafsir ayat surat An-Nahl ini. Kemudian Allah melarang menempuh jalan orang-orang musyrik, yaitu mereka yang menghalalkan dan mengharamkan sesuatu hanya berdasarkan nama-nama dan istilah-istilah yang mereka ada-adakan menurut pendapat mereka sendiri. Misalnya mereka mengharamkan bahirah, saibah. wasilah, ham dan lain-lain yang diberlakukan di kalangan mereka dan yang mereka ada-adakan sendiri di masa Jahiliah. Ayat 116 Allah ﷻ berfirman: “Dan janganlah kalian mengatakan terhadap apa yang diucapkan oleh lidah kalian secara dusta, “Ini halal dan ini haram” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.” (An-Nahl: 116) Termasuk ke dalam pengertian ini setiap orang yang mengadakan suatu bid'ah yang tidak ada sandarannya dari hukum syara', atau ia menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah, atau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, hanya berdasarkan pendapat sendiri dan kemauan hawa nafsunya. Huruf ma yang terdapat di dalam firman-Nya: “Apa yang diucapkan.” (An-Nahl: 116) adalah ma masdariyah, yakni janganlah kalian mengatakan secara dusta terhadap apa yang diucapkan oleh lidah kalian. Kemudian Allah ﷻ mengancam pelakunya melalui firman berikutnya, yaitu: “Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung.” (An-Nahl: 116) Yakni tidak beruntung di dunia, tidak pula di akhirat. Adapun di dunia, yang didapat hanyalah kesenangan sementara; sedangkan di akhirat nanti para pelakunya akan mendapat azab yang pedih, seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya: “Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam azab yang keras.” (Luqman: 24). “Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung. (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka azab yang berat, disebabkan kekafiran mereka.” (Yunus: 69-70)

An-Nahl: 115

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat