Ayat
Terjemahan Per Kata
وَٱسۡتَمِعۡ
dan dengarkanlah
يَوۡمَ
hari
يُنَادِ
menyeru
ٱلۡمُنَادِ
penyeru
مِن
dari
مَّكَانٖ
tempat
قَرِيبٖ
dekat
وَٱسۡتَمِعۡ
dan dengarkanlah
يَوۡمَ
hari
يُنَادِ
menyeru
ٱلۡمُنَادِ
penyeru
مِن
dari
مَّكَانٖ
tempat
قَرِيبٖ
dekat
Terjemahan
Dengarkanlah (seruan) pada hari (ketika malaikat) penyeru memanggil dari tempat yang dekat!
Tafsir
(Dan dengarkanlah) hai orang yang diajak bicara akan seruan-Ku ini (pada hari penyeru menyeru) yakni malaikat Israfil (dari tempat yang dekat) dari langit, yaitu dari atas Kubbah Shakhr di Baitulmakdis, karena tempat itu yang paling dekat dengan langit. Ia menyerukan kata-kata, "Hai tulang-belulang yang telah hancur dan sendi-sendi yang telah bercerai-berai dan daging-daging yang telah tercabik-cabik dan rambut-rambut yang telah berantakan! Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian semua untuk berhimpun guna melaksanakan peradilan.".
Tafsir Surat Qaf: 41-45
Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka mematikan dan hanya kepada Kamilah tempat kembali (semua makhluk). (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka keluar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku. Firman Allah ﷻ: Dan dengarkanlah (hai Muhammad) (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Qaf: 41) Qatadah mengatakan, Ka'bul Ahbar pernah mengatakan bahwa Allah ﷻ memerintahkan kepada seorang malaikat untuk berseru dari atas kubah Baitul Maqdis, "Hai tulang-tulang yang telah hancur dan sendi-sendi yang telah terputus-putus, sesungguhnya Allah ﷻ telah memerintahkan kepada kalian untuk bangkit bergabung guna menjalani peradilan." (Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya. (Qaf: 42) Yakni tiupan sangkakala yang benar-benar terjadi yang dahulunya mereka meragukan keberadaannya.
Itulah hari keluar (dari kubur). (Qaf: 42) Maksudnya, dari kuburnya masing-masing. Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kamilah tempat kembali (semua makhluk). (Qaf: 43) Yakni Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan mengulangi penciptaan itu lebih mudah bagi-Nya. dan hanya kepada-Nya kembali semua makhluk, lalu Dia akan membalas tiap-tiap makhluk sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik. maka balasannya baik; dan jika amal perbuatan buruk, maka balasannya buruk pula. Firman Allah ﷻ: (yaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka keluar) dengan cepat. (Qaf. 44) Demikian itu terjadi setelah Allah ﷻ menurunkan hujan (nutfah) dari langit yang karenanya semua tubuh makhluk bangun dari kuburnya masing-masing seperti tumbuhnya bebijian dari dalam tanah karena disirami air.
Apabila semua jasad telah sempurna, maka Allah ﷻ memerintahkan kepada Malaikat Israfil (untuk meniup sangkakala), lalu ia meniup sangkakala yang di dalamnya telah disimpan semua roh pada tiap-tiap lubang yang ada di dalamnya. Manakala Malaikat Israfil meniup sangkakala itu, maka keluarlah semua roh yang berhamburan di antara langit dan bumi, lalu Allah ﷻ berfirman.Demi Keagungan dan Kemuliaan-Ku, setiap roh benar-benar harus kembali ke tubuh yang pernah dihuninya." Maka kembalilah setiap roh kepada tubuhnya masing-masing dan merasuk ke dalamnya seperti halnya racun yang menyebar pada tubuh manusia yang dipatuknya. Bumi pun terbelah mengeluarkan mereka, lalu mereka bangkit menuju tempat penghisaban dengan cepat dan bersegera menghadap kepada Allah ﷻ mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu.
Orang-orang kafir berkata.Ini adalah hari yang berat. (Al-Qamar: 8) Dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya: yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. (Al-Isra: 52) Di dalam hadis sahih disebutkan melalui riwayat Imam Muslim bersumber dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: adalah orang yang mula-mula bumi terbelah mengeluarkannya. Dan firman Allah ﷻ: yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami. (Qaf: 44) Menghimpunkan semua makhluk itu setelah menghidupkan mereka kembali amat mudah bagi Kami. Juga seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (Al-Qamar: 50) Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Luqman: 28) Adapun firman Allah ﷻ: Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan. (Qaf: 45) Artinya, pengetahuan Kami meliputi semua yang dikatakan oleh orang-orang musyrik terhadap dirimu, yakni pendustaan mereka terhadapmu, maka jangan sekali-kali hal itu membuatmu gelisah. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam firman-Nya: Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (salat) dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 97-99) Adapun firman Allah ﷻ: dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. (Qaf: 45) Maksudnya, kamu bukanlah orang yang memaksa mereka untuk mengikuti petunjuk, itu bukanlah tugasmu.
Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. (Qaf: 45) Yakni janganlah kamu memaksa mereka. Tetapi pendapat pertamalah yang lebih baik, karena seandainya makna yang dimaksud adalah seperti yang dikatakan oleh mereka (Qatadah, Mujahid, dan Ad-Dahhak), tentulah bunyi ayatnya adalah wala takun jabbaran 'alaihim (janganlah kamu menjadi orang yang memaksa mereka), melainkan disebutkan: dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. (Qaf: 45) Yaitu engkau bukanlah orang yang dapat memaksa mereka untuk beriman, sesungguhnya engkau hanyalah juru penyampai.
Imam Al-Farra mengatakan bahwa ia pernah mendengar orang-orang Arab mengatakan, "Jabara Fulanun Fulanan 'ala kaza," artinya dia memaksanya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku. (Qaf: 45) Yakni sampaikanlah risalah Tuhanmu, karena sesungguhnya orang yang mau menerima peringatan-Ku hanyalah orang yang bertakwa kepada Allah, dan takut kepada ancaman-Nya serta mengharapkan janji-Nya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Ar-Ra'd: 40) Firman Allah ﷻ: Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan, Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Al-Ghasyiyah: 21-22) Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 272) Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 56) Karena itulah maka dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka.
Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku. (Qaf: 45) Tersebutlah bahwa Qatadah selalu berdoa, "Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang takut kepada ancaman-Mu dan berharap kepada janji-Mu, wahai Tuhan Yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." ()"
Dan dengarkanlah seruan pada hari Kiamat, ketika penyeru, yaitu malaikat Israfil, menyeru dari tempat yang dekat, sehingga mudah terdengar oleh sekalian makhluk, agar mereka berkumpul di padang Mahsyar untuk dihisab dan menerima pembalasan. 42. Yaitu pada hari ketika mereka mendengar suara dahsyat dengan sebe-narnya. Itulah hari keluar dari kubur.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada nabi-Nya supaya mendengarkan seruan malaikat (Jibril) pada hari Kiamat. Seruan tersebut dilakukan dari tempat yang dekat sehingga dapat didengar oleh sekalian makhluk, "Agar mereka berkumpul untuk dihisab (di Padang Mahsyar)." Lalu mereka keluar semuanya dari kuburnya masing-masing dan datang menghadap kehadiran Allah seperti belalang yang bertaburan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 41
“Dan dengarkanlah' Padahal yang akan menyeru penyenu itu dari tempat yang dekat."
Inilah peringatan sekali lagi tentang akan datangnya hari Kiamat.
Ayat 42
“Pada hari yang. akan mendengar sekaliannya akan teriakan itu dengan kebenaran."
Ketika Gunung Krakatau meletus di Lampung, Pulau Sumatera di akhir abad kesembilan belas yang lalu, terdengar di seluruh dunia bunyi letusan itu dengan kerasnya, sehingga tempat yang jauh letaknya, sampai beribu-ribu kilometer dari tempat letusan itu, kedengaran oleh orang yang mendengarnya sebagai kejadian itu kejadian di belakang rumahnya sendiri. Maka suara sirene seruan dan panggilan Allah melebihilah daripada sesayup-sayup kekuatan manusia. Teriakan itu akan kedengaran sebagai suatu kenyataan yang tidak akan dapat dibantah. Kemajuan pengetahuan manusia sendiri telah membuktikan kebenaran hal itu, yang tidak dapat dibantah lagi. Jarak di antara bagian bumi yang satu dengan yang lain, sudah sangat dekat dan suara pun tidak mengenal tempat jauh lagi karena terbukanya rahasia teknik, sedang teknik yang dibuka rahasianya itu baru sedikit sekali.
“Hari itulah hari akan keluar."
Akan keluarlah orang pada hari itu dari tempat perhentiannya yang lama, yaitu kuburan. Bahkan walaupun mereka telah hancur jadi abu, ataupun jadi tanah, cuma sifat yang berubah, namun pokok pangkal tidaklah berubah. Telah berkali-kali kita menjelaskan dalam penafsiran kita, bahwasanya tidaklah suatu hal yang sukar bagi Allah memasangkan kembali nyawa yang telah ada dengan tubuhnya, daripada men-ciptakan daripada tidak ada sama sekali.
Ayat 43
“Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang akan mematikan,"
Dengan adanya penciptaan hidup, sudah pastilah akan ada penciptaan mati. Yang hidup terus dan tidak akan pernah mati-mati untuk selama-lamanya hanyalah Allah belaka. Sebab Dia yang menciptakan hidup dan mati itu.
“Dan kepada Kamilah tempat kembali."
Sebab daripada-Nya asal tentu kepada-Nya kembali. Seluruh perjalanan hidup, akhir perjalanannya adalah kembali belaka. Perputaran segala sesuatu niscaya tiba pada perhentian. Perhentian ialah tempat putaran yang pertama. Sebab dari Allah kita datang maka dengan Allah kita hidup dan kepada Allah kita pulang. Sebab Dialah Yang awal dan Dialah Yang akhir dan meliputilah ilmu akan tiap-tiap sesuatu.
Ayat 44
“Pada hari yang akan terbelah-belah bumi dari mereka itu dengan cepat sekali"
Bumi yang bulat ini, yang sekarang ini kelihatan teguh tegap dan tetap berputar dan perputaran itu telah berlaku berjuta-juta tahun, namun akhirnya pastilah dia akan terbelah-belah, terpecah-pecah. Sebab tiap-tiap yang baru itu akan datang juga masa usangnya. Makhluk Allah ada yang cepat terbit dan cepat rusak. Cepat timbul dan cepat tenggelam. Tetapi ada yang lama proses kejadiannya sebab itu lama pula perkembangannya selama pula akan hancurnya. Ada kata lama dan cepat ialah menurut ukuran kita manusia, menurut ukuran adanya siang dan malam yang dua puluh empat jam. Perhitungan Allah jauh dan lambat daripada perhitungan kita, sebagaimana telah dapat kita pahamkan ketika kita menafsirkan “enam hari" di atas tadi. Kalau kiranya Allah menciptakan semua langit dan bumi dalam masa enam hari, yaitu pada masa enam musim yang tiap musim melalui jutaan tahun maka akan terbelahnya esok pun demikian pula. Di dalam hasil penyelidikan manusia terdapat satu teori bahwasanya di zaman purbakala
bulan itu adalah situ dengan bumi. Tetapi lama-kelamaan keduanya itu dipisahkan sehingga terpecahlah di antara bumi dengan bulan itu, sehingga bumi jalan sendiri dan bulan jalan sendiri. Masa pemisahan itu dihitungkan sekian juta tahun pula. Demikian jugalah agaknya akan terjadi perbelahan dan pecah-belahnya bumi itu sehingga manusia tidak dapat mendiaminya lagi. Meskipun di dalam ayat dikatakan dalam masa yang cepat sekali, tidak jugalah dapat kita menafsirkan apa arti yang terkandung di dalam kata cepat sekali itu. Yang wajib bagi kita ialah iman atau percaya. Di ujung ayat Allah berfirman,
“Itulah hari pengumpulan yang atas Kami adalah mudah sekati."
Orang yang dangkal pikirannya dan yang memikirkan bunyi ayat ini, lalu berpikir dari dirinya sendiri sebagai insan yang lemah, tentu akan timbul berbagai pertanyaan pada dirinya, bagaimana Allah akan dapat mengumpulkan manusia begitu cepat sekali, padahal sudah berjuta-juta manusia yang telah meninggal dan telah beratus juta tahun pula masa berlalu, bagaimana akan mungkin manusia yang telah mati itu dipanggil, bagaimana orang yang telah lama tidak ada lagi akan dapat berkumpul, bagaimana seorang nenek yang telah terlampau seratus keturunan di belakang, akan dapat berkumpul kembali dengan anak-cucunya yang keseratus itu; bagaimana? Pertanyaan yang begitu sulit telah timbul sebab manusia tadi lupa mempertimbangkan kekuasaan Allah Yang Mahakuasa, terhadap alam ciptaan-Nya sendiri dan yang dia ingat hanya mengukur kecil kerdil dirinya dengan kebesaran alam; lupa mengukur dan mengingat seluruh alam itu hanya satu noktah kecil di hadapan sa-mudera raya kekuasaan Tuhan.
Akhirnya berfirmanlah Allah sebagai penutup dari surah ini, dan juga sebagai pengobat kekecewaan hati Nabi, yang dalam bahasa Arab disebut tasliyah. Sebab sebagai manusia, Nabi itu kadang-kadang tentu kecewa juga hati beliau melihat sikap kaumnya yang keras kepala dan tidak mau menerima itu. Maka berfirmanlah Allah,
Ayat 45
“Kami lebih mengetahui dengan apa yang meteku katakan."
Nabi Muhammad kecewa dan beriba hati ketika kaumnya yang keras kepala itu menuduhnya seorang gila, seorang tukang sihir, seorang pengada-ada dan berbagai tuduhan yang lain, padahal dia telah bekerja sungguh -sungguh. Allah memberitahukan dalam ayat ini bahwa Allah mengetahui itu semuanya, bahkan kadang-kadang lebih dari itu. Lebih hebat kadang-kadang daripada apa yang didengar oleh Muhammad. Bahkan sampai beliau hendak dibunuh, yang menyebabkan datang wahyu menyuruh beliau pindah. Di Madinah pun kemudiannya ketika datang ke dalam kampung orang Yahudi, kaum itu pun telah berniat hendak menghimpit Nabi dengan batu dari sutuh rumah. Namun Allah memujikan sikap Muhammad,"Dan tidaklah engkau akan berlaku paksa terhadap mereka." Akan jalan terus, engkau tidak akan berhenti karena cercaan, hinaan, makian mereka, dan engkau akan jalan terus.
"Maka petingatkantah dengan Al-Qur'an kepada barangsiapayang takut akan ancaman-Ku."
Artinya ialah bahwa bagaimanapun maki cercaan, hinaan dan hamunan yang engkau terima, namun engkau akan tetap berjiwa besar dan tidak memedulikan itu. Sebab engkau yakin bahwa Allah ada beserta engkau. Lantaran itu teruskanlah usahamu ini, isi mereka selalu, tidak mengenal putus asa, isi mereka selalu dengan Al-Qur'an, Karena di kalangan mereka itu pasti akan ada yang takut akan ancaman Allah. Tidaklah semua manusia akan terus kafir dan keras kepala saja. Pertukaran zaman, peredaran masa akan menjadi tapis ujian bagi manusia guna menyisihkan di antara loyang dengan emas, atau padi yang bernas dengan antah dan gabah. Kepandaian orang menapis dengan tampian akan sanggup melakukan penyisihan itu yang di zaman modem dinamai kristalisasi.
Dan bagi pengikut Muhammad, sampai kepada akhir zaman ujung ayat ini akan senantiasa jadi pedoman. Walaupun akan apa kata manusia, namun usaha untuk memadamkan cahaya Allah dengan embusan mulut tidaklah akan berhasil. Usaha itu sama saja dengan mengembus cahaya matahari dengan mulut Tenaga akan habis dan matahari menyebarkan cahayanya juga.
Sebab kebenaran itu datang dari Allah. Kita tidak boleh ragu-ragu.
Tamat tafsir Juz 26