Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
خَلَقۡنَا
Kami telah menciptakan
فَوۡقَكُمۡ
di atas kamu
سَبۡعَ
tujuh
طَرَآئِقَ
jalan-jalan
وَمَا
dan tidak sekali-kali
كُنَّا
Kami adalah
عَنِ
dari/terhadap
ٱلۡخَلۡقِ
ciptaan
غَٰفِلِينَ
lalai/lengah
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
خَلَقۡنَا
Kami telah menciptakan
فَوۡقَكُمۡ
di atas kamu
سَبۡعَ
tujuh
طَرَآئِقَ
jalan-jalan
وَمَا
dan tidak sekali-kali
كُنَّا
Kami adalah
عَنِ
dari/terhadap
ٱلۡخَلۡقِ
ciptaan
غَٰفِلِينَ
lalai/lengah
Terjemahan
Sungguh, Kami telah menciptakan tujuh langit di atas kamu dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
Tafsir
(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan) yakni tujuh langit; lafal Tharaaiq ini adalah bentuk jamak dari lafal Thariiqah, dikatakan demikian karena ia adalah jalan-jalan bagi para Malaikat (dan tidaklah Kami terhadap makhluk) yang berada di bawah tujuh langit itu (melupakannya) dengan membiarkan langit itu runtuh menimpa mereka, sehingga mereka binasa semuanya, akan tetapi Kami menahannya supaya jangan runtuh; sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi." (Q.S. Al-Hajj, 65).
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). Setelah Allah ﷻ menyebutkan tentang kejadian manusia, lalu mengiringinya dengan sebutan penciptaan tujuh lapis langit. Dan banyak di dalam Al-Qur'an Allah ﷻ menyebutkan tentang penciptaan langit dan bumi dikaitkan dengan penciptaan manusia. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. (Al-Mumin: 57) Hal yang sama disebutkan pula dalam permulaan surat As-Sajdah yang dibaca oleh Rasulullah ﷺ pada pagi hari jumat, pada permulaannya disebutkan penciptaan langit dan bumi. Kemudian dijelaskan tentang penciptaan manusia yang berasal dari saripati yang berasal dari tanah liat, sebagaimana disebutkan pula di dalam surat As-Sajdah itu tentang hari berbangkit dan masalah-masalah penting lainnya.
Firman Allah ﷻ: tujuh buah jalan. (Al Muminun: 17) Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah tujuh lapis langit. Ayat ini sama dengan ayat lain yang mengatakan: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. (Al-Isra: 44) Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (Nuh: 15) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pada bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kalian mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Ath-Thalaq: 12) Demikian pula dalam ayat berikut ini disebutkan dalam firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh jalan (tujuh buah langit), dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). (Al Muminun: 17) Yakni Allah mengetahui segala sesuatu yang masuk ke dalam bumi dan yang keluar darinya, dan mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke atasnya.
Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada, dan Allah Maha Mengetahui semua yang kalian kerjakan. Dia Yang Mahasuci, tiada terhalang dari pengetahuan-Nya tingginya langit dan tebalnya bumi, juga besarnya gunung, melainkan Dia mengetahui semua yang terdapat di dalamnya. Tiada suatu laut pun, melainkan Dia mengetahui segala sesuatu yang ada di dasarnya. Dia mengetahui semua bilangan makhluk yang ada di gunung-gunung, lereng-lereng, padang-padang pasir, lautan, hutan-hutan, dan rimba belantara.
dan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula); dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (Al-An'am: 59).
Demikianlah kuasa Allah untuk menciptakan manusia melalui tahapan-tahapan yang sangat mengagumkan. Begitu besar nikmat yang Allah karuniakan kepada manusia. Dan di antara nikmat itu adalah bahwa sungguh, Kami telah menciptakan tujuh lapis langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami. Kami akan selalu menjaganya untuk kebaikan manusia dan makhluk hidup lainnya. 18. Dan di antara bentuk pemeliharaan Kami adalah bahwa Kami turunkan air tawar dalam berbagai bentuk, dari yang cair hingga butir-an es, dari langit dengan suatu ukuran bagi makhluk ciptaan Kami; lalu untuk memudahkan pemanfaatannya Kami jadikan air itu menetap dan tersimpan di bumi, dan pasti Kami berkuasa pula untuk melenyapkannya, namun Kami tidak melakukannya karena rahmat Kami kepada para makhluk.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan di atas manusia tujuh lapis langit, sebagian berada di atas sebagian lain yang menjadi tempat peredaran bintang-bintang, yang telah dikenal orang sejak dahulu kala, dan telah ditemukan lagi beberapa bintang lainnya oleh ulama falak pada masa kini. Allah sekali-kali tidaklah lengah terhadap semua ciptaan itu, baik terhadap peredaran-peredaran maupun terhadap yang lainnya, karena peredaran semua planet di angkasa luar itu mengikuti peraturan tertentu. Seandainya Allah lengah terhadapnya, niscaya akan terjadi benturan-benturan planet itu satu sama lain, yang mengakibatkan timbulnya bencana yang tidak dapat diperkirakan kedahsyatannya. Memang itu pun akan terjadi, akan tetapi waktunya nanti pada hari Kiamat, di mana segala sesuatunya telah direncanakan di Lauh Mahfuz.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 15
“Kemudian itu kamu semuanya akan menjadi bangkai." (ayat 15). Bersyukurlah kamu kepada Tuhan Dari air saringan tanah menjadi darah dan menjadi mani, dalam tempat terpelihara di rahim Ibu akhinya kamu diberi nyawa. Kamu diberi berakal, berfikir, tanggapan, ingatan, khayalan (fantasi) dan diberi tugas oleh Tuhan memikul amanatNya di muka bumi ini.
Kadang-kadang beroleh jayalah kamu dalam hidup. Karena berusaha memhariting tulang, kamu menjadi orang kaya-raya. Karena pintar dan cerdik, kamu menjadi manusia terkemuka. Dengan usaha akal dan fikiranmu, kamu telah membuat sejarah. Kamu telah membangun, kamu telah membuat kota besar. Timbullah rumahtangga, masyarakat dan negara.
Kepintaran manusia telah sangat maju, sehingga telah dapat membuat bom Nuklir dan dapat menembus ruang angkasa dan telah mendarat di bulan. Tetapi ingatlah asal kejadianmu dan ingat pula akhinya kamu akan mati. Kamu tidak akan lama dalam dunia ini. Sebab itu janganlah kamu hendak.menguasai dunia untuk dirimu seorang. Umur kita terlalu pendek jika dibanding dengan umur dunia. Dserah kita terlalu sempit jika dibandingkan dengan luasnya alam. Apa yang tinggal jika kita mati? Adakah hartabenda yang kita kumpulkan, dan pangkat tinggi yang kita capai dan bintang-bintang yang mengIbliss dada akan menolong kita jika Malaikat Maut datang?
Adakah hartabenda ini dibawa ke dalam kubur? Dan masih berharga semuanya itu kalau waktu itu datang?
Ayat 16
“Kemudian itu, tamu sesungguhnya di hari kiamat akan dibangkitkan kembali." (ayat 16).
Kepercayaan akan hidup yang kedua kali sesudah mati yang sekarang adalah dasar utama dari iman. Kalau di dalam pengajian disebut bahwa rukun iman 6 perkara, dia pun boleh disimpulkan menjadi dua. Pertama kepercayaan kepada Allah, kedua kepercayaan akan hari kemudian.
“Percaya kepada Allah dan hari kemudian."
kita selama hidup dalam alam dunia ini. Pada waktu itu tidak ada yang dapat diaembunyikan lagi.
Ada orang yang tidak mempunyai kepercayaan dan iman agama, hanya percaya bahwasanya kalau kita jujur, walaupun tidak percaya akan hari kiamat kita pun akan merasa puas juga bekerja, walaupun tidak dihargai manusia. Ada orang berkata bahwa “Sejarah tidak akan berdusta".
Kita ragu akan kebenaran harapan itu. Sebab sejarah itu bIsa diputarbalikkan oleh pencatat sejarah karena pengaruh politik. Dan kalau digantungkan ke sejarah maka malanglah nasib si kecil, karena “orang kecil" tidak tercatat dalam sejarah. Oleh sebab itu pengharapan kepada “catatan" sejarah tidaklah mengamankan hati. Sebab itu dalam ayat-ayat ini diberilah sesuatu yang harus -menjadi pegangan seorang Mu'min. Mula-mula sekali insafilah olehmu bahwa asal-usulmu ialah dari air saringan tanah. Kemudian kamu diguligakan dalam kandungan ibu, kemudian diberi nyawa, dan nyawa diIblissi dengan akal budi. Lalu hidup dalam berituk manusia, beramal dan berusaha, sehingga hilanglah pembicaraan tentang “air saringan tanah", berganti dengan hasil usaha dan amal selama hidup, lalu mati, lalu berbangkit kembali untuk mempertanggungjawabkan amal usaha selama hidup dalam dunia, hidup yang pertama. Dan pada hari itu tidak ada yang tersembunyi lagi. Tidak ada yang akan dikicuhkan lagi oleh sejarah.
Ayat 17
“Dan sesungguhnya Kami telah jadikan di atas kamu tujuh jalan. Dan tidaklah Kami sia-siakan (lalaikan) makhluk-makhluk Kami yang lain." (ayat 17).
Pada ayat-ayat di atas untuk memperteguh, lagi iman kita kepada Tuhan, ditarik perhatian kita tentang asal-usul kejadian manusia, dari air saringan tanah. Air saringan tanah jadi darah, darah dIsaring menjadi mani, mani disimpan di tempat yang terpelihara, menjadi segumpal darah pula, membeku menjadi tulang, lalu jadi tulang. Tulang diaelimuti dengan daging lain kembali. Itulah yang bila kita telah cukup waktunya, lalu diberi nyawa. Dan tumbuhlah akal, dan jadilah insan, yang menjadi Khatifatulish di atas bumi ini. Supaya jangan sombong di atas bumi Allah karena ketinggian pengetahuan dan pendapatan-pendapatan baru, diperingatkanlah bahwa selama hidup, akan mati dan berbangkit kembali. Jelaslah betapa kerasnya anjuran Tuhan supaya seorang Mu'min ini mencari dan memperdalam pengetahuan. Karena dengan pengetahuan, iman niscaya akan bertambah:
“Cuma orang-orang yang berpengetahuan sajalah yang akan sanggup
mencapai rasa insaf dan takut kepada Allah.
(Fathir: 28)