Ayat
Terjemahan Per Kata
وَإِذَا
dan apakah
رَءَاكَ
melihat kamu
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُوٓاْ
kafir/ingkar
إِن
tidak lain
يَتَّخِذُونَكَ
mereka membuat kamu
إِلَّا
hanyalah
هُزُوًا
main-main/olok-olok
أَهَٰذَا
inikah
ٱلَّذِي
yang/orang
يَذۡكُرُ
menyebut/mencela
ءَالِهَتَكُمۡ
Tuhan-Tuhanmu
وَهُم
dan/sedang mereka
بِذِكۡرِ
dengan menyebut
ٱلرَّحۡمَٰنِ
Maha Pengasih
هُمۡ
mereka
كَٰفِرُونَ
orang-orang yang ingkar
وَإِذَا
dan apakah
رَءَاكَ
melihat kamu
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُوٓاْ
kafir/ingkar
إِن
tidak lain
يَتَّخِذُونَكَ
mereka membuat kamu
إِلَّا
hanyalah
هُزُوًا
main-main/olok-olok
أَهَٰذَا
inikah
ٱلَّذِي
yang/orang
يَذۡكُرُ
menyebut/mencela
ءَالِهَتَكُمۡ
Tuhan-Tuhanmu
وَهُم
dan/sedang mereka
بِذِكۡرِ
dengan menyebut
ٱلرَّحۡمَٰنِ
Maha Pengasih
هُمۡ
mereka
كَٰفِرُونَ
orang-orang yang ingkar
Terjemahan
Apabila orang-orang yang kufur itu melihat engkau (Nabi Muhammad), mereka hanya menjadikan engkau bahan ejekan. (Mereka mengatakan,) “Inikah orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Padahal, mereka orang yang ingkar mengingat (Allah) Yang Maha Pengasih.
Tafsir
(Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu tidaklah mereka menjadikanmu melainkan hanyalah sebagai bahan perolokan) yakni mereka memperolok-olok kamu seraya mengatakan, ("Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan kalian?") orang yang mencaci maki tuhan-tuhan kalian. (Dan mereka adalah orang-orang yang bila disebutkan nama Tuhan Yang Maha Pemurah) kepada mereka (maka mereka) lafal ini berfungsi menjadi taukid (ingkar) kepada-Nya, karena mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui-Nya.".
Tafsir Surat Al-Anbiya': 36-37
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan), "Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan kalian? Padahal mereka adalah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah. Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kalian minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. Allah ﷻ berfirman kepada Nabi-Nya: Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu. (Al-Anbiya: 36) Yakni orang-orang kafir Quraisy, seperti Abu Jahal dan lain-lainnya. mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Al-Anbiya: 36) Maksudnya, mereka menjadikan dirimu bahan olok-olok mereka, dan mendiskreditkan kamu seraya berkata: Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan kalian? (Al-Anbiya: 36) Mereka bermaksud bahwa apakah ini orang yang mencaci maki tuhan-tuhan kalian dan yang membodoh-bodohkan orang-orang terkemuka kalian? Firman Allah ﷻ: padahal mereka adalah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah. (Al-Anbiya: 36) Yakni mereka kafir kepada Allah, selain itu mereka memperolok-olok Rasul-Nya.
Seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul? Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya. (Al-Al-Furqan: 41-42) Adapun firman Allah ﷻ: Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. (Al-Anbiya: 37) Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lainnya, yaitu: Dan adalah manusia itu bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra: 11) Yaitu dalam segala urusannya.
Mujahid mengatakan bahwa Allah menciptakan Adam setelah Dia menciptakan segala sesuatu, yaitu di penghujung siang hari Dia menciptakan semua makhluk lainnya. Setelah roh menghidupkan kedua matanya, lisannya, dan kepalanya, tetapi roh masih belum sampai ke anggota bagian bawahnya, Adam berkata, "Ya Tuhanku, segerakanlah penciptaanku sebelum matahari tenggelam." ". Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Alqamah ibnu Waqqas Al-Laisi, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari yang sama Adam dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu juga Adam diturunkan dari surga (ke bumi), dan pada hari itu pula kiamat akan terjadi.
Di dalam hari Jumat terdapat suatu saat yang tidak sekali-kali seseorang hamba yang beriman menjumpainya dalam keadaan salat Rasulullah ﷺ mengatakan demikian seraya menggenggamkan jari jemarinya mengisyaratkan bahwa waktu itu cuma sebentarlalu ia meminta suatu kebaikan kepada Allah, melainkan Allah memberinya apa yang dimintanya itu. Abu Salamah mengatakan, Abdullah ibnu Salam pernah berkata bahwa ia telah mengetahui waktu ijabah itu, yaitu di penghujung siang hari Jumat. Pada waktu itulah Allah menciptakan Adam.
Firman Allah ﷻ: Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kalian minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera, (Al-Anbiya: 37) Hikmah dalam penyebutan bahwa manusia itu berwatak tergesa-gesa ialah bahwa setelah Allah menyebutkan tentang orang-orang yang memperolok-olok Rasulullah ﷺ, maka timbullah dalam hati kita adanya suatu hipotesis yang mengatakan bahwa dengan perbuatannya itu seakan-akan mereka meminta segera didatangkan azab menimpa mereka. Karena itulah Allah ﷻ menyebutkan dalam firman-Nya: Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. (Al-Anbiya: 37) Karena sesungguhnya Allah telah memberikan masa tangguh kepada orang yang berbuat aniaya; hingga manakala Allah mengazab-Nya, maka ia tidak dapat selamat dari azab-Nya.
Allah memberikan masa tangguh, kemudian bila telah tiba saatnya, maka didatangkan-Nyalah azab itu dengan segera tanpa terlambat barang sedikit waktu pun. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Ku (Al-Anbiya: 37) Yakni pembalasan-Ku, hukum-Ku, dan kekuasaan-Ku terhadap orang-orang yang durhaka terhadap-Ku. Maka janganlah kalian minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. (Al-Anbiya: 37)"
Allah menerangkan sikap dan kelakuan orang-orang kafir terhadap Rasulullah. Dan apabila orang-orang kafir itu melihat engkau, Muhammad, kapan dan di mana saja mereka bertemu, mereka hanya memperlakukan engkau menjadi bahan ejekan. Mereka mengatakan kepada se-samanya, 'Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu, yang dihormati dan disembah oleh leluhur kita'' Mereka tidak menyadari bahwa sebenar-nya merekalah yang selayaknya menerima ejekan, karena menyembah berhala yang tidak kuasa berbuat apa pun. Sejatinya mereka orang yang ing-kar mengingat Allah Yang Maha Pengasih. Mereka menolak ajakan Rasulullah untuk beriman kepada Allah yang menciptakan mereka dan memberi hidup dan kehidupan ini. 37. Allah menerangkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang bertabiat tergesa-gesa dan terburu-buru. Allah memperingatkan kaum kafir agar mereka jangan meminta disegerakan azab yang diancamkan kepada mereka sebelum Allah memperlihatkan tanda-tanda dari azab-Nya itu. "Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Ku. Kami memberikan kesempatan kepada kamu untuk mempertimbangkan dengan matang ajakan Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan meyakini akhirat. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya di dunia, sebab ini menunjukkan ketidakpercayaan kamu terhadap adanya azab di akhirat," demikian Allah mengingatkan.
Dalam ayat ini Allah menerangkan sikap dan kelakuan orang-orang kafir terhadap Nabi Muhammad, yaitu bahwa setiap kali mereka melihatnya, maka mereka menjadikan Nabi sebagai sasaran olok-olokan dan ejekan mereka, seraya berkata kepada sesama mereka, "Inikah orangnya yang mencela tuhan kamu? Padahal merekalah orang-orang yang ingkar dari mengingat Allah."
Demikianlah ejekan mereka terhadap Rasulullah. Dan mereka tidak menginsafi bahwa yang sebenarnya merekalah yang selayaknya menerima ejekan, karena mereka menyembah patung-patung dan berhala, yang tidak kuasa berbuat apapun untuk mereka, bahkan tangan mereka sendirilah yang membuat tuhan-tuhan mereka itu sehingga mereka yang menjadi khalik sedang tuhan-tuhan mereka menjadi makhluk yang diciptakan. Dengan demikian, keadaan menjadi terbalik daripada yang semestinya, karena tuhan semestinya sebagai pencipta bukan yang diciptakan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Sikap Tergesa-gesa Orang Kafir Itu Dicela
Ayat 36
“Dan apabila orang-orang yang kafir itu melihat engkau, tidaklah mereka ambil akan dikau selain jadi ejekan."
Demikian Allah menggambarkan sikap kafir-kafir Quraisy itu kepada Nabi s.a.w. Kebencian mereka kepada Nabi yang telah amat mendalam, dendam dan kesumat yang terpendam di hati menyebabkan mereka tidak dapat menyembunyikan perasaan. Asal nampak saja Nabi, mereka pun mengejek. Begitulah perilaku Abu Jahat dan komplotannya yang lain. Kalau Nabi kelihatan mereka tanya bertanya sesama mereka: “Inikah dia yang menyebut-nyebut tuhan-tuhan kamu?" Yang mencela dan tidak mau mengaku kebesaran tuhan-tuhan kita? Sambil bertanya sesama mereka itu, mereka pun menunjukkan sikap benci, marah dan ejekan: “Padahal mereka dengan menyebut Tuhan Yang Maha Pemurah adalah kafir."
Tegasnya Rasul mereka ejekan, Tuhan Yang Rahman Maha Pemurah yang seberianya Tuhan, mereka tidak mau percaya. Mereka masih mempertahankan dengan penuh hawanafsu berhala-berhala buatan tangan mereka sendiri yang mereka puja itu.
Ayat 37
“Telah dijadikan manusia itu bersifat tergesa-gesa."
Apa saja yang mereka inginkan, maunya segera hendak tercapai. Sekarang juga. Maka orang-orang yang beriman kepada Muhammad s.a.w. selalu diberi peringatan bahwa orang-orang yang kafir menentang kebenaran itu pasti menerima azhabnya. Tetapi mereka ingin melihat azhab itu. Sekarang juga. Sebab itu Tuhan sekali lagi menjelaskan: “Akan Aku perlihatkan kepada kamu tandatandaKu."Yang bersaiah pasti Aku hukum, yang taat kepadaKu pasti Aku beta: Sebab itu janganlah kamu mints supaya dicepatkan."
Tegasnya Tuhanlah yang menentukan waktunya, bukan kamu yang mempunyai perangai ingin Iekas, ingin cepat, ingin sekarang juga.
Ayat ini memberi peringatan kepada manusia supaya sadar akan ke-lemahannya itu, yaitu in n terburu-buru, sehingga kadang-kadang kudrat iradat Allah hendak diukurnya dengan sifat tergesa-gesanya itu. Sehingga dia lupa bahwa dia seorang hamba yang rmesti patuh dan sabar menunggu ketentuan Tuhan, bukan Tuhan yang mesti menurut apa yang dia inginkan, dan kalau keinginannya tidak terkabul dia pun berkecil hati.
Itulah sebabnya maka di ujung ayat diperingatkan kepada umat yang telah merasa terdesak supaya jangan mereka mengeluh meminta kepada Tuhan agar azhab kepada yang durhaka itu diaegerakan. Serahkanlah kepada Tuhan dan bersabarlah.
Ayat 38
“Dan mereka berkata: “Bilakah janjian itu, jika memanglah kamu orang-orang yang benar?"
Ini pun perangai manusia yang lekas, ingin cepat. Kalau orang beriman ingin cepat Tuhan menurunkan azhab kepada orang yang durhaka, orang yang menentang seruan ajakan Rasul itu pun menantang: “Kalau benar ada janjian akan ada balasan Tuhan, bilakah janji itu akan terjadi? Mengapa belum juga? Mereka pun hendak cepat melihat bukti, sebab mereka tidak percaya. Sampai mereka berkata: “Jika memang kamu orang-orang yang benar!"
Maka datanglah peringatan Tuhan.
Ayat 39
“Kalau kiranya tahulah orang-orang yang kafir itu."
Artinya kalau kiranya tahulah mereka betapa dahsyatnya hari itu, betapa besanya azhab itu, betapa ngerinya, tidaklah mereka akan berkata begitu. Mereka berkata seakan-akan menantang. Disangkanya kekuasaan Tuhan terbatas. Disangkanya dosa tidak akan ada batasan: “Akan tiba kelak waktunya mereka tidak akan dapat menghindarkan api neraka dari muka-muka mereka." Api neraka itu akan melambai muka mereka masing-masing. Tambah dikipaskan bertambah nyala dan bertambah panas, dan tidak ada sesuatu tempat untuk melarikan diri atau untuk menyembunyikan muka: “Dan tidak pula dort punggung-punggung mereka." Dengan menggambarkan bahwa muka tidak dapat dielakkan ‘dari lambaiari api neraka, lalu dikatakan pula la mbaian api pada punggung, dapatlah dirasakan betapa terdesaknya diri pada waktu itu. Apatah lagi setelah dijelaskan lagi oleh ujung ayat: “Sedang mereka tidak depot dltolong."
Ujung ayat ini menimbulkan kesan pada kita betapa riuh-rendahnya orang yang kena azhab itu memohon pertolongan, memohon kalau ada orang yang betas kasihan, sudi melepaskan mereka dari penderitaan itu.
Siapa yang akan sanggup menolong pada waktu itu? Siapa makhluk yang akan dapat menolong, kalau yang menimpakan azhab itu Allah sendiri? Tadi mereka bertanya, "Bilakah janjian itu?" Maka Tuhan menegaskan:
Ayat 40
“Bahkan dia akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong, latu membingungkan mereka."
Azhab itu akan datang sekonyong-konyong, tiba-tiba, tidak disangka-sangka. Mereka jadi bingung, jadi panik. Sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa. "Maka tidaklah mereka sanggup menolaknya." Karena tidaklah sanggup tenaga manusia yang lemah hendak menolak Kemaha Perkasaan Allah. "Langit hendak runtuh tidaklah dapat sanggup menolaknya." Karena tidaklah sanggup tenaga manusia yang lemah hendak menolak Kemaha Perkasaan Allah. "Langit hendak runtuh tidaklah dapat ditahan dengan telunjuk"."Dan tidaklah mereka akan dlberi kesempatan." (ujung ayat 40). Hingga musnahlah segenap pertahanan pada masa itu.
Ayat 41
"Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan orang, Rasul-rasul yang sebelum engkau."
Rasulullah s.a.w. karena beliau setalu diper olok-olok oleh kaum kafir itu dan seruannya tidak disambut baik, bahwasanya bukan terhadap dia raja orang-orang yang durhaka itu bersikap mengolok-olok segala Nabi sejak dahulu sama nasibnya, menjadi olok-olokan Tetapi bagaimanakah akibatnya? “Maka menimpakah (balasan) ke alas orang-orang yang menghina di antara mereka itu," yaitu azhab dan siksa Tuhan karena kedurhakaan dan kerendahan budi itu."Dan sebab perolok-olokkan mereka itu."
Maka jelaslah di dalam ayat ini bahwa penolak-penolak kebenaran, tukang ejek, tukang olok-olok dan tukang cemuh tidaklah ada yang berakhir dengan baik.
Ayat 42
“Katakanlah: “Siapakah yang akan melindungi kamu di malam dan di siang hari, daripada (balasan) Tuhan Pemurah?"
Adakah selain Allah yang dapat melindungi pada kesiapan malam dan kesibukan siang? Siapa yang mengawalmu dan bahaya tengah engkau nyenyak tidur di malam hari? Siapa yang melindungi dari berbagai bahaya yang bila saja terjadi di mana-mana di siang hari? Bukankah segaia kemajuan.pengangkutan di dapat, di laut, di dasar laut dan di udara di zaman sekarang ini, namun keamanan-keamanannya selalu lebih banyak dart kecelakaan? Siapakah pengatur keamanan itu semua, kalau bukan Allah? Maka kalau Tuhan hendak menjatuhkan murkaNya adakah yang dapat menangkia?
“Namun mereka dari peringatan Tuhan masih berpaling jua."
Di ayat disebut nama Tuhan “Ar-Rahman" yang Maha Pemurah. Maha Pengasih. Sebab malapetaka yang menimpa manusia hanya sedikit jika dibanding rahmat dan perlindungannya.
Ayat 43
“Atau adakah bagi mereka tuhan-tuhan yang akan melindungi mereka, selain Kami?"
Pertanyaan ini adalah istifham inkari, yakni pertanyaan berarti sangkalan. Tegasnya tiada tuhan-tuhan yang lain yang akan menolong, selain Allah. Malah kalau rumah berhala terendam hari banjir maka tuhan-tuhan dewa itu akan hanyut kalau yang memujanya itu tidak menyelamatkannya: “Mereka tidaklah sanggup menolong diri mereka." Artinya tuhan-tuhan buatan tangan manusia itu tidak dapat menolong diri, bagaimana mereka akan menolong orang lain. "Dan tidak pula mereka dapat dilindungi dari azhab Kami."
Artinya, baik orang yang diberhalakan itu atau yang memberhalakan tidaklah seorang juga yang dapat dilindungi dari azhab Tuhan.