Ayat
Terjemahan Per Kata
بِئۡسَمَا
alangkah buruknya
ٱشۡتَرَوۡاْ
mereka menjual
بِهِۦٓ
dengannya
أَنفُسَهُمۡ
diri mereka
أَن
bahwa
يَكۡفُرُواْ
mereka kafir
بِمَآ
dengan apa
أَنزَلَ
menurunkan
ٱللَّهُ
Allah
بَغۡيًا
dengki
أَن
bahwa
يُنَزِّلَ
menurunkan
ٱللَّهُ
Allah
مِن
dari
فَضۡلِهِۦ
karuniaNya
عَلَىٰ
atas
مَن
orang/siapa
يَشَآءُ
Dia kehendaki
مِنۡ
dari
عِبَادِهِۦۖ
hamba-hambaNya
فَبَآءُو
maka mereka kembali
بِغَضَبٍ
dengan kemurkaan
عَلَىٰ
atas
غَضَبٖۚ
kemurkaan
وَلِلۡكَٰفِرِينَ
dan bagi orang-orang kafir
عَذَابٞ
siksaan
مُّهِينٞ
yang menghinakan
بِئۡسَمَا
alangkah buruknya
ٱشۡتَرَوۡاْ
mereka menjual
بِهِۦٓ
dengannya
أَنفُسَهُمۡ
diri mereka
أَن
bahwa
يَكۡفُرُواْ
mereka kafir
بِمَآ
dengan apa
أَنزَلَ
menurunkan
ٱللَّهُ
Allah
بَغۡيًا
dengki
أَن
bahwa
يُنَزِّلَ
menurunkan
ٱللَّهُ
Allah
مِن
dari
فَضۡلِهِۦ
karuniaNya
عَلَىٰ
atas
مَن
orang/siapa
يَشَآءُ
Dia kehendaki
مِنۡ
dari
عِبَادِهِۦۖ
hamba-hambaNya
فَبَآءُو
maka mereka kembali
بِغَضَبٍ
dengan kemurkaan
عَلَىٰ
atas
غَضَبٖۚ
kemurkaan
وَلِلۡكَٰفِرِينَ
dan bagi orang-orang kafir
عَذَابٞ
siksaan
مُّهِينٞ
yang menghinakan
Terjemahan
Buruk sekali (perbuatan) mereka menjual dirinya dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan.
Tafsir
(Alangkah buruknya perbuatan mereka menjual) (diri mereka sendiri) maksudnya bagian pahala mereka. 'Ma' pada kata-kata 'bi'samaa' adalah kata 'nakirah' atau 'tidak tentu' (indefinit) dan berarti 'sesuatu', merupakan 'tamyiz' bagi pelaku kata kerja 'bi'sa' yang dikhususkan untuk celaan. (bahwa mereka kafir) artinya dengan kekafiran mereka (terhadap apa yang diturunkan Allah) berupa Al-Qur'an (disebabkan kedengkian) berfungsi sebagai 'maf`ul liajlih' menunjukkan motif bagi kekafiran mereka itu. (bahwa Allah menurunkan) ada yang membaca 'yunzila' dan ada pula 'yunazzila' (karunia-Nya) maksudnya wahyu (kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk menjadi rasul (di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka kembali) (dengan kemurkaan) dari Allah disebabkan kekafiran mereka terhadap wahyu yang diturunkan itu. Celaan ini menyatakan betapa besarnya kesalahan yang mereka perbuat (di atas kemurkaan) artinya yang bertimpa-timpa yakni setelah kemurkaan yang selayaknya mereka terima sebelum itu, dengan menyia-nyiakan kitab Taurat serta menolak Nabi Isa. (Dan bagi orang-orang kafir disediakan siksaan yang menghinakan).
Tafsir Surat Al-Baqarah: 90
Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan mengingkari apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hambah-hamba-Nya. Karena itu, mereka mendapat kemurkaan demi kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.
Ayat 90
Mujahid mengatakan bahwa firman-Nya: “Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri” (Al-Baqarah: 90). Mereka adalah orang-orang Yahudi, mereka menjual kebenaran dengan mendapatkan gantinya kebatilan, yaitu mereka menyembunyikan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺdan mereka tidak mau menjelaskannya.
As-Suddi mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa mereka menjual diri mereka dengan keburukan tersebut. Dengan kata lain, alangkah buruknya apa yang mereka pertukarkan buat diri mereka sendiri; dan mereka rela dengan pertukaran yang buruk itu dan memilihnya, yakni kafir kepada apa yang diturunkan oleh Allah (Al-Qur'an) kepada Nabi Muhammad ﷺ. Mereka tidak mau membenarkannya, tidak mau mendukung dan membantunya. Sesungguhnya yang mendorong mereka berbuat demikian hanyalah rasa dengki dan kebencian serta kezaliman mereka sendiri, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: “karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya” (Al-Baqarah: 90). Tiada kedengkian yang lebih besar daripada kedengkian seperti itu.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: “Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan mengingkari apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hambah-hamba-Nya” (Al-Baqarah: 90). Yakni karena Allah menjadikan nabi tersebut bukan dari kalangan mereka (Bani Israil) sendiri. “Karena itu, mereka mendapat kemurkaan demi kemurkaan” (Al-Baqarah: 90). Menurut Ibnu Abbas, makna kemurkaan demi kemurkaan yang lain ialah Allah murka kepada mereka karena mereka telah menyia-nyiakan kitab Taurat, padahal kitab Taurat berada di tangan mereka. Allah murka pula kepada mereka karena mereka ingkar kepada Nabi ﷺ yang diutus-Nya kepada mereka semuanya.
Menurut kami, makna lafal ba'u ialah mereka pasti dan berhak mendapat kemurkaan demi kemurkaan, dan mereka tetap berada di dalam kemurkaan yang bertumpang tindih itu.
Abul Aliyah mengatakan, murka Allah terhadap mereka (Bani Israil) adalah karena kekufuran (keingkaran) mereka kepada kitab Injil dan Nabi Isa, juga karena mereka ingkar kepada Nabi Muhammad ﷺ dan kepada Al-Qur'an. Hal yang serupa telah diriwayatkan pula dari Ikrimah dan Qatadah.
As-Suddi mengatakan bahwa murka Allah yang pertama ialah ketika mereka menyembah anak lembu, dan yang kedua ialah ketika mereka ingkar terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Hal yang semisal diriwayatkan dari Ibnu Abbas.
Firman Allah ﷺ: “Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan” (Al-Baqarah: 90). Dikatakan demikian mengingat penyebab dari kekufuran mereka adalah rasa dengki dan iri hati yang bersumber dari rasa takabur mereka. Maka sebagai pembalasannya ialah kebalikannya, yaitu mereka mengalami kehinaan dan kerendahan di dunia dan akhirat. Seperti yang disebutkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” (Al-Mu’min: 60). Yakni dalam keadaan kecil, hina, rendah lagi kalah.
Imam Ahmad telah meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ajlan, dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi ﷺ yang bersabda: “Orang-orang yang sombong digiring pada hari kiamat nanti dalam keadaan seperti semut paling kecil berupa manusia, segala sesuatu berada di atas mereka karena kecilnya, hingga dimasukkan di dalam sebuah penjara di neraka Jahannam. Penjara tersebut dikenal dengan nama bulis yang dipenuhi oleh inti api neraka; mereka diberi minum dari tinatul khabal, yaitu perasan dari tubuh penduduk neraka.”
Mengecam perbuatan mereka yang disebutkan dalam ayat yang lalu, Allah berfirman, Sangatlah buruk perbuatan mereka menjual dirinya, yaitu menukar kebahagiaan abadi dengan kenikmatan duniawi dengan cara mengingkari, yakni terus-menerus menutupi kebenaran, apa yang diturunkan Allah, berupa wahyu melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya. Mereka mengingkarinya bukan karena tidak tahu kebenarannya, tetapi karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya, yaitu kenabian, kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya yang paling wajar, dalam hal ini Nabi Muham mad . Karena itulah wajar jika mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan, yaitu murka Allah karena kedengkian dan karena kedurhakaan, termasuk keingkaran mereka terhadap Nabi Isa. Dan kepada orang-orang kafir ditimpakan azab yang menghinakan. Dan kedurhakaan mereka lainnya adalah bahwa apabila dikatakan kepada mere ka, Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah, yakni AlQur'an, melalui Nabi Muhammad, mereka menja wab, Kami hanya akan beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami, yaitu Taurat. Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, yaitu Al-Qur'an dan kitab-kitab lain yang diturunkan sesudah Taurat, padahal Al-Qur'an itu adalah kitab yang benar-benar mencapai puncak hak, yaitu kebenaran dalam segala seginya. Al-Qur'an itu adalah kitab yang membenarkan apa yang ada pada mereka yang pernah disampaikan oleh Nabi Musa dan nabi-nabi sebelumnya. Untuk menolak pernyataan mereka, Allah berfirman, Katakanlah kepada mereka, Nabi Muhammad, Jika benar kamu hanya percaya kepada apa yang diturunkan kepada kamu, mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman' Secerdik apa pun orang-orang Yahudi berargumen dalam rangka menolak kebenaran, tetap saja kedok mereka akan terungkap. Ketika diajak mengikuti ajaran Al-Qur'an mereka me nolak dan menegaskan hanya akan mengikuti ajaran Taurat. Faktanya, mereka bukan orangorang yang taat dan patuh kepada para nabi mereka, bahkan beberapa dari nabi-nabi itu mereka bunuh.
.
Allah menjelaskan betapa jeleknya perbuatan mereka dan meng-ibaratkannya seolah-olah mereka menjual diri mereka sendiri. Perbuatan mereka itu berupa pengingkaran terhadap kitab yang diturunkan Allah, yang sebenarnya mereka telah mengetahui, yaitu kitab yang membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka. Dengan demikian mereka membiarkan diri mereka terjerumus dalam kekafiran, seolah-olah mereka itu menghancurkan diri mereka sendiri.
Sebagai akibat dari kedengkian mereka, mereka mengingkari kenabian Muhammad dan benci apabila dia menerima wahyu dari Allah. Mereka tidak senang Muhammad ﷺ diangkat sebagai nabi, karena Muhammad ﷺ keturunan Ismail, padahal mereka mengharap-harap nabi yang ditunggu-tunggu kedatangannya itu diangkat dari keturunan Ishak.
Kemudian Allah menyebutkan bahwa mereka akan mendapat kemurkaan yang berlipat ganda, melebihi kemurkaan yang seharusnya diterima sebelumnya. Sebab tiada lain karena mereka di samping membangkang kepada Nabi Musa, juga mengingkari kerasulan Muhammad ﷺ
Kemudian Allah menerangkan akibat dari kekafiran mereka yaitu mereka mendapat siksaan yang menyeret mereka ke lembah kehinaan dan kenistaan baik di dunia maupun di akhirat. Siksaan mereka di dunia ialah mereka akan berada dalam lembah kehinaan dan terbelenggu dalam rantai kenistaan. Sedang siksaan mereka di akhirat ialah mereka akan mengalami siksaan yang kekal di dalam neraka Jahanam.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Tafsir Surat Al-Baqarah: 87-91
Ayat 87
“Dan Kami iringi di belakangnya dengan beberapa …."
Banyaklah rasul-rasul yang mengiringi kedatangan Musa, menegakkan syari'at Taurat itu. Daud, Sulaiman, Dariel, dan Yasy'iya, Armiya, Hazqil, Zakariya dan putranya Yahya, dan lain-lain; semuanya itu adalah rasul-rasul kepada Bani Israil dan dari kalangan Bani lsrail sendiri, pendeknya kayatah mereka dengan kedatangan nabi-nabi dan rasul-rasul."Dan telah Kami berikan kepada Isa anak Maryam keterangan-keterangan," yaitu mukjizat-mukjizat yang besar, sebagaimana menyembuhkan orang sakit kusta dengan izin Allah, menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menyalangkan kembali mata orang yang telah buta dengan izin Allah."Dan Kami sokong dia dengan Ruhul Qudus" yaitu Ruh Kesucian. Setengah ahli tafsir mengatakan bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril dan setengahnya lagi mengatakan bahwa Ruh Isa itu sendiri disucibersihkan Tuhan. Nabi kita Muhammad ﷺ pernah mendoakan kepada Tuhan agar Hasan bin Tsabit, syair beliau disokong dengan Ruhul Qudus. Maka semua rasul itu, sejak Musa sampai Isa, dengan Kitab yang mereka bawa keterangan-keterangan, yang mereka perlihatkan semuanya adalah untuk Bani Israil. Tetapi tidak ada di antara rasul dan nabi itu yang tidak mendapat gangguan dari mereka demikian juga. Sebab itu, datanglah pertanyaan tempelak Tuhan,
“Maka apakah setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kamu, kamu pun menyombong? Maka sebagian kamu mendustakan dan sebagian kamu membunuh."
Sukarlah bagi Bani Israil, sampai pun kepada zaman kita ini, buat mengelakkan diri dari tempelak Tuhan yang seperti ini. Sebab di dalam kitab-kitab mereka sendiri bertemu catatan itu. Bahkan Nabi Musa sendiri ketika dekat ajalnya diperingatkan oleh Tuhan bahwa sepeninggal dia mati kelak, kaumnya ini akan menyembah dewa-dewa dan akan melanggar segala janji mereka. Di dalam Zaburnya, Nabi Armiya yang sampai sekarang ada di dalam kumpulan Perjanjian Lama, kita membaca ratap-tangis Nabi Armiya dan kita membaca penyesalan Hazqil dan peringatan Yasy'iya atas bahaya negeri mereka dilanda habis oleh bangsa Babil. Kedatangan Isa al-Masih pun tidak mereka terima dengan baik dan mereka menuduhnya anak di luar nikah. Maka disebutlah kejahatan-kejahatan mereka itu bahwa sebagian dari mereka mendustakan setiap nabi dan rasul yang datang dan sebagian mereka pula membunuh nabi atau turut mempermudah terjadinya pembunuhan itu, sebagaimana yang dilakukan kepada nabi dua beranak Zakariya yang telah sangat tua dengan putranya Yahya yang telah jadi rasul di usia muda remaja. Bahkan ada riwayat, tidak kurang dari lima puluh atau tujuh puluh orang nabi Bani Israil yang dibunuh oleh kaumnya sendiri.
Ayat 88
“Dan Mereka berkata, ‘Hati kami tertutup.'"
Dengan terus terang karena sombongnya, mereka mengatakan kepada Rasulullah ﷺ seketika datang tempelak-tempelak semacam ini bahwa hati mereka tertutup. Artinya pengajaran dari siapa pun tidak akan masuk lagi, lalu disambut Tuhan, “Bukanl" Bukan hati mereka yang tertutup."Tetapi mereka telah dikutuki oleh Allah dari sebab kufur mereka Sebenarnya hati mereka bisa baik kembali, tetapi sayang telah mereka sumbat sendiri hati itu dengan kufur; laknat Allah datang,
“Maka sedikitlah Mereka yang beriman."
Yang sedikit itulah yang menggabungkan dirinya kepada Islam, sebagaimana Abdullah bin Salam dan beberapa orang yang dapat dihitung dengan jari.
Setengah tafsir mengatakan arti ghulfun bukanlah hati tertutup, tetapi menafsirkan hati kami adalah perbendaharaan atau pura yang penuh dengan ilmu pengetahuan, kami tahu semua soal. Maka oleh karena mereka merasa segala tahu, tidaklah mereka mau lagi menerima kebenaran dari mana saja pun datangnya. Lalu disambut oleh jawaban wahyu itu, bukan hati mereka perbendaharaan segala ilmu, tetapi tempat simpanan segala kufur sehingga kutuk Tuhanlah yang mereka derita.
Ayat 89
“Dan tatkala datang kepada Mereka Kitab dari sisi Allah."
yaitu kitab suci Al-Qur'an, dan Kitab yang datang itu “membenarkan bagi apa yang ada serta mereka", yaitu membenarkan isi Taurat, tidak ada selisih pada pokok sebab sama-sama berisi pengajaran tauhid dan beberapa janji sebagaimana yang telah berkali-kali diterangkan di atas tadi."Padahal pernahlah mereka dahulu memohonkan kemenangan atas orang-orang yang kafir" Sebab sudah disebutkan dalam Taurat akan datang seorang rasul untuk menyempurnakan isi Taurat dan itu sudah menjadi keyakinan mereka. Sehingga kalau mereka berhadapan dengan orang-orang kafir, yaitu orang-orang musyrikin itu akan disapu bersih oleh rasul itu. Malahan mereka kenal tanda-tanda rasul itu sebagaimana diisyaratkan di dalam Kitab mereka, “Maka tatkala telah datang kepada mereka apa yang telah mereka kenal itu, mereka pun tidak percaya kepadanya!"
Menurut riwayat dari Ibnu Ishaq, yang diterimanya dari orang tua-tua Anshar bahwa ayat ini turun ialah mengenai mereka dan orang Yahudi di Madinah bahwa di zaman jahiliyyah pernah kami orang Madinah mengalahkan mereka, padahal kami belum memeluk Islam dan mereka masih Ahlul Kitab. Meskipun telah kalah, tetapi pernah mereka mengatakan, “Kini kami kalah, kelak akan diutus Tuhan seorang rasul. Kalau rasul itu datang, kami semua akan menjadi pengikutnya. Masanya tidak lama lagi. Waktu itu, kelak kamu semuanya ini akan kami sapu bersih, kami bunuh sebagai terbunuhnya kaum Aad dan lram." Dari riwayat ini nyatalah bahwa di saat mereka pernah kalah berperang dengan kafir-musyirik, mereka telah mengharapkan bahwa mereka akan mencapai kemenangan kembali jika rasul itu datang! Hal ini diingat benar oleh orang tua-tua Anshar di Madinah. Sekarang, rasul itu telah datang. Tetapi apa jadinya? Usahakan mereka bersedia jadi pengikutnya untuk berperang menegakkan agama bersama dia, bahkan mereka dustakan dan mereka kafir. Dan orang-orang yang mereka hinakan dahulu itulah yang menjadi pengikut rasul itu.
“Maka kutuk Allah-lah atas orang-orang yang kafir."
Apabila kutuk laknat sudah datang, apa saja yang dikerjakan menjadi serba salah.
Ayat 90
“Alangkah buruknya harga yang dengan itu Mereka menjual diri Mereka."
Itulah suatu penjualan diri dan penggadaian pendirian yang sangat rugi dan hina, yaitu mempertukarkan kebenaran dengan kebatilan."Bahwa mereka kafiri apa yang diturunkan Allah, karena dengkiInilah sebab yang utama, yaitu dengki sehingga kesesatan jadi berlarut-larut. Apa yang mereka dengki-kan? “Bahwa diturunkan Allah dari karunia-Nya ke atas barangsiapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya." Dengki! Mengapa nabi atau rasul yang ditunggu itu tidak timbul dari kalangan mereka? Mengapa dari orang Arab? Mengapa dari Bani Isma'il, tidak dari Bani Israil Lantaran demikian, “Maka patutlah mereka itu kena murka di atas murka" Kena murka Allah berlipat ganda karena kekufuran mereka berlipat ganda pula. Dengan memungkiri Muhammad ﷺ mereka sudah dapat satu kemurkaan dan oleh karena Taurat menyuruh menyambut dan beriman kepadanya mereka ingkari pula, dapAllah mereka murka yang kedua.
“Dan bagi orang yang kafir adalah adzab yang menghinakan."
Maka, dengan kalimat yang dipakai Tuhan bahwa bagi orang yang kafir adalah adzab yang menghinakan, tidak pandang bangsa, dia Bani Israil atau golongan yang lain. Karena hukum keadilan Tuhan itu berlaku di mana-mana kepada siapa pun yang melanggar. Supaya orang lain yang membacanya jangan hanya menghinakan orang Yahudi yang bersalah, tetapi hendaklah membawa iktibar bagi dirinya sendiri, supaya menjauhi kekufuran.
Ayat 91
“Dan apabila dikatakan kepada Mereka, ‘Percayatah kepada apa yang diturunkan Allah.'"
Terimalah Al-Qur'an dengan hati terbuka karena isinya adalah lanjutan jua daripada yang dibawa oleh nabi-nabimu yang dahulu itu."Mereka berkata, ‘Kami (hanya) percaya kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kami tidak hendak percaya kepada apa (yang diturunkan) di belakangnya."‘ Taurat itu sudah cukup bagi kami."Padahal dia itu," yaitu Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ itu “adalah kebenaran, membenarkan apa yang ada serta mereka". Kalau mereka jujur tentu hendaknya mereka terima dan iman sebab kebenaran hanya satu. Tetapi hati mereka tertutup oleh dengki dan hawa nafsu.
“Katakanlah, ‘Mengapa kami bunuh nabi-nabi Allah dahulunya, jikalau kamu memang beriman.'"
Oleh sebab itu, teranglah bahwa dakwaan-mu hanya beriman pada yang diturunkan kepadamu dan tidak mau menerima yang datang kemudian adalah bohong semata-mata. Sebab, kalau benar itu yang kamu mau percayai, tidaklah akan ada beberapa nabi meninggal karena kamu bunuh.