Ayat
Terjemahan Per Kata
وَإِلَٰهُكُمۡ
dan Tuhanmu
إِلَٰهٞ
Tuhan
وَٰحِدٞۖ
satu/esa
لَّآ
tidak ada
إِلَٰهَ
Tuhan
إِلَّا
melainkan
هُوَ
Dia
ٱلرَّحۡمَٰنُ
Maha Pengasih
ٱلرَّحِيمُ
Maha Penyayang
وَإِلَٰهُكُمۡ
dan Tuhanmu
إِلَٰهٞ
Tuhan
وَٰحِدٞۖ
satu/esa
لَّآ
tidak ada
إِلَٰهَ
Tuhan
إِلَّا
melainkan
هُوَ
Dia
ٱلرَّحۡمَٰنُ
Maha Pengasih
ٱلرَّحِيمُ
Maha Penyayang
Terjemahan
Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tafsir
(Dan Tuhanmu) yang patut menjadi sembahanmu, (adalah Tuhan Yang Maha Esa) yang tiada bandingan-Nya, baik dalam zat maupun sifat, (tiada Tuhan melainkan Dia) (Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Ketika mereka menuntut buktinya, turunlah ayat,.
Tafsir Surat Al-Baqarah: 163
Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 163
Melalui ayat ini Allah ﷻ menceritakan bahwa diri-Nya adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, tiada yang sama dengan-Nya. Dia adalah Allah Yang Maha Esa yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, yang tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Dia, dan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tafsir kedua asma (nama) ini telah dikemukakan dalam permulaaan tafsir surat Al-Fatihah. Di dalam sebuah hadits: Dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid ibnus Sakan, dari Rasulullah ﷺ, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Nama Allah Yang Maha Agung terdapat di dalam dua ayat berikut, yakni firman-Nya: ‘Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’.” (Al-Baqarah: 163).
“Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup Kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.” (Ali Imran: 1-2)
Kemudian Allah ﷻ menyebutkan sifat-Nya Yang Maha Esa melalui penciptaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, semua makhluk yang diciptakan dan diadakan-Nya, yang semuanya menunjukkan akan keesaan-Nya. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak berbilang; tidak ada tuhan yang disembah dengan hak selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang Ketahuilah, sesungguhnya pada penciptaan langit dengan ketinggian dan keluasannya serta benda-benda angkasa di lingkupnya; dan bumi yang terhampar luas; pergantian malam dan siang dengan perubahan panjang-pendeknya dan kemanfaatan masing-masing; kapal dan perahu yang berlayar di laut dengan membawa muatan berupa manusia dan aneka ragam barang yang bermanfaat bagi manusia; apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu dihidupkan-Nya bumi dengan berbagai macam tumbuhan setelah tanaman tersebut mati atau kering; apa yang Dia tebarkan di dalam dan di permukaan-nya berupa bermacam-macam binatang; dan perkisaran angin, baik yang semilir maupun yang kencang; dan awan yang menggumpal dan dikendalikan untuk bergelantungan antara langit dan bumi; semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti, menggunakan akalnya untuk mengambil pelajaran.
.
Allah Tuhan yang Maha Esa, yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Dialah yang berhak disembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan menyembah berhala-berhala dan lain sebagainya, seperti yang dilakukan oleh sebagian Ahli Kitab, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (at-Taubah/9: 31).
Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, yang sangat luas dan banyak rahmat-Nya dan tidak boleh meminta pertolongan (dalam hal-hal yang di luar kesanggupan kodrat manusia) kecuali kepada-Nya, karena meminta rahmat dan pertolongan kepada selain-Nya adalah syirik dan berarti mengakui adanya kekuatan selain dari kekuasaan-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MENGENAL ALLAH DENGAN MEMPERHATIKAN ALAM
Sesudah Allah memberikan peringatan yang demikian keras bahwa kutuk laknat Allah dan Malaikat serta manusia akan datang timpa-bertimpa ke atas diri orang yang tidak mau percaya, yang sampai matinya tetap dalam kufur, Allah pada ayat ini mengemukakan pokok ajaran agama tentang Allah. Dengan demikian, orang diperingatkan lagi, janganlah hendaknya mereka sampai bertahan dalam kekafiran dan mati dalam kufur.
Ayat 163
“Dan Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa."
Dialah Ilah, Tuhan Pencipta. Berdiri sendiri Dia dalam kekuasaan dan penciptaan-Nya, tidak bersekutu Dia dengan yang lain. Mustahil berbilang Allah itu, sebab kalau Dia berbilang, pecahlah kekuasaan. Mustahillah alam yang telah ada ini diciptakan oleh kekuasaan yang berbilang. Dia adalah Esa dalam sifat-Nya sebagai ilah, sebagai Tuhan Pencipta. Dia pun adalah Esa dalam sifat-Nya sebagai Pemelihara, sebagai Rabb."Tidak ada Tuhan melain-kan Dia!'
Apabila telah diketahui Tunggal-Nya dalam penciptaan-Nya maka hanya Dialah yang wajib disembah dan dipuja. Itulah yang bernama Tauhid Rububiyah. Setelah diakui bahwa Tunggal Dia dalam peme)iharaan-Nya atas alam maka hanya kepada-Nya sajalah tempat memohon pertolongan. Inilah yang disebut Tauhid Uluhiyah. Tersimpul keduanya di dalam ucapan,
“Hanya kepada Engkau saja Kami menyembah dan hanya kepada Engkau saja kami memohon pertolongan."
“Yang Mahamurah, Yang Maha Penyayang."
Yang Mahamurah arti dari ar-Rahman; maka ar-Rahman adalah satu di antara sifat-Nya yang berhubungan dengan diri-Nya sebagai Ilah, sebagai Tuhan Pencipta. ar-Rahman adalah sifat tetap pada diri-Nya. Sehingga untuk kejelasan sifat tetap ar-Rahman itu, sifat ini selalu dimulai dengan memakai alif lam (Al). ar-Rahim ialah sifat-Nya dalam keadaan-Nya sebagai Rabb, sebagai Tuhan Pemelihara. Maka, membekaslah ar-Rahim Tuhan pada pemeliharaan.
Maka, datanglah ayat selanjutnya,
Ayat 164
“Sesungguhnya, pada kejadian semua langit dan bumi."
Pertama sekali diperhatikanlah kejadian semua langit dan bumi; menghadap dan menengadahlah ke langit yang tinggi itu. Berlapis-lapis banyaknya, cuma mata kita dalam tubuh yang kecil ini hanya dapat melihatnya sedikit sekali. Sungguh pun sedikit yang dapat dilihat sudahlah sangat mengagumkan; langit itu membawa perasaan kita menjadi jauh dan rawan sekali. Mengagumkan dia pada malam hari dan menakjubkan dia pada siang hari. Di sana terdapat berjuta-juta bintang, tetapi hanya sedikit yang dapat dilihat dengan mata dan lebih banyak lagi yang tidak terlihat. Bumi adalah salah satu dari bintang-bintang yang banyak itu. Kita yang berdiam di bumi ini merasa bumi sudah besar, padahal dia hanya laksana sebutir pasir saja di antara bintang berjuta. Wahai, alangkah dahsyatnya kekuasaan Allah di langit. Tidak mungkin semuanya itu terjadi dengan sendirinya. Suatu masa lantaran kagumnya manusia pada bintang-bintang, ada yang menyangka itulah Allah. Ini menjadi bukti bahwa akal dan perasaan manusia sejak zaman purbakala telah merasakan bahwa tidaklah alam itu terjadi dengan sendirinya. Bertambah tinggi pengetahuan manusia tentang ilmu falak, bertambah manusia kagum tentang sangat teraturnya perjalanan cakrawala langit itu. Adanya peraturan memastikan pikiran sampai kepada adanya yang mengatur.
Setelah lama kita menengadah ke langit, marilah menekur ke bumi; pada kejadian bumi pun adalah hal yang menakjubkan. Takjub yang tidak akan selesAl-selesainya selama umur masih ada, selama akal masih berjalan, dan selama bumi itu masih terkembang. Dia hanya satu di antara berjuta bintang, tetapi alangkah banyaknya rahasia yang terpendam di dalamnya. Perhatian atas kejadian bumi adalah perhatian yang kedua. Bumi itu hanya seperempat daratan, yang tiga perempatnya adalah lautan. Dalam daratan yang seperempat itu berapa banyaknya rahasia kekayaan Ilahi yang terpendam dan berapalah baru yang diketahui oleh manusia. Dan, dalam lautan yang tiga perempat itu, baru berapa yang terukur dan baru berapa yang diketahui. Tiap terbuka rahasia yang baru, ternyatalah bahwa di belakangnya berlapis-lapis lagi rahasia kejadian yang lain. Untuk mengetahui itu, hanya akal manusia jua yang berguna. Beribu-ribu universitas didirikan bagi penyelidikan rahasia bumi, semuanya mengagumkan. Mungkinkah semuanya itu terjadi dengan kebetulan? Apakah adanya belerang, minyak tanah, emas, perak dan segala macam logam, garam, dan lain-lain itu terjadi tidak teratur? Ilmu telah mengatakan bahwa semuanya itu teratur. Kalau tidak teratur, tidaklah dia menjadi ilmu!
Kemudian, itu masuk kepada perhatian yang ketiga."Dan perubahan malam dan siang." Pergiliran bumi mengelilingi matahari dalam falaknya sendiri yang menimbulkan hisab atau hitungan yang tepat, sampai dapat membagi tahun, bulan, hari, jam, dan menit serta detik. Sampai dapat mengetahui peredaran musim dalam setahun, sampai manusia hidup di dunia mencocokkan diri dengan edaran malam dan siang itu, sampai manusia mencatat apa yang dinamakan sejarah, baik sejarah umat manusia seluruhnya maupun sejarah bangsa naik dan bangsa yang punah, atau sejarah orang-seorang, mulai lahirnya, hidup, dan matinya. Teratur edaran malam dan siang itu karena teratur peredaran bumi dan perjalanan matahari, sampai orang dapat menerka akan terjadi gerhana matahari seribu tahun lagi, bahkan seratus ribu tahun lagi. Dapat manusia memastikannya dengan ilmu, bukan urusan tenung yang gaib, karena sangat teraturnya. Mungkinkah peraturan yang seperti ini terjadi sendirinya dengan tidak ada yang mengatur?
Setelah itu, masuk kepada perhatian yang keempat, “Dan kapal yang berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia." Sesungguhnya, sejak zaman purbakala manusia telah tahu membuat kapal. Makanya, manusia berani membuat kapal walaupun pada mulanya sangat sederhana sekali, ialah karena kepada manusia telah diberikan pengetahuan tentang peredaran angin dan kegunaan laut. Dengan kapal itu manusia pun mengenal manusia di pulau dan benua lain dan terjadilah perhubungan antarmanusia karena pertukaran keperluan hidup, supaya ada pertukaran kepentingan hidup sehari-hari. Tadi diterangkan bahwa hanya seperempat bagian daratan dan tiga perempat bagian adalah lautan. Beribu kali kapal ditenggelamkan topan dan ombak yang besar, tetapi keinginan manusia hendak berlayar tidaklah padam. Di dalam Al-Qur'an, selain ayat ini, terdapat tidak kurang dari 23 kali sebutan kapal. Malahan di zaman Nabi Nuh telah dipergunakan kapal untuk pengangkutan besar-besaran. Ini menjadi bukti bahwa Al-Qur'an telah membayangkan kesanggupan manusia membuat yang lebih sempurna, sehingga di zaman sekarang berlayar dengan kapal-kapal sebagaimana Empress of Britain, Queen Elizabeth, Queen Mary, United States, dan lain-lain, adalah laksana berlayar dalam sebuah negeri. Sampai ada kapal yang mempunyai bioskop sendiri, pemandian besar, surat kabar harian sendiri, televisi sendiri, dan sebagainya. Selanjutnya, telah berpindah pula ke udara dengan berbagai penerbangan, sesudah terlebih dahulu menyelam ke dasar taut dengan kapal selam; sekarang bahkan telah ada kapal selam yang dijalankan dengan tenaga atom. Bagaimana manusia akan mencapai kemajuan yang sepesat ini dalam perkapalan sehingga hubungan dengan bagian-bagian dunia yang begini jauh sudah demikian rapatnya? Ialah karena kepada manusia diberikan ilmu tentang pelayaran. Dengan mendapat ilmu itu mengertilah manusia akan sebagian kecil dari rahasia alam. Kembalilah mereka kepada pokok pangkal, yaitu bahwa semuanya ini tidaklah terjadi dengan sia-sia atau kebetulan. Pasti ada pengaturannya.
Setelah itu, masuk pula kepada perhatian yang kelima, “Dan apa yang diturunkan Allah dari langit daripada air maka dihidupkan-Nya dengan (air) itu bumi sesudah matinya, seraya disebarkan-Nya padanya dari tiap-tiap jenis binatang." Di sini secara pendek diterangkan kepentingan air hujan, yaitu menghidupkan bumi yang telah mati. Bila hujan datang, bumi itu pun hidup kembali. Tumbuhlah segala macam tumbuh-tumbuhan karena adanya air. Hujan itu ada yang meresap ke bawah tanah, kelak menjadi telaga. Ada yang mengalir menjadi sungai-sungai bandar berkali untuk mengairi sawah dan ladang, dan alirannya yang terakhir melalui tempat yang rendah ialah ke laut. Kelak dari laut akan menguap lagi ke udara, untuk menyusun diri lagi menjadi hujan. Dengan adanya hujan atau turunnya air dapAllah segala-galanya hidup, baik tumbuh-tumbuhan maupun binatang berbagai jenis, termasuk manusia sendiri. Berusahalah manusia membuat irigasi, bendungan air, dam-dam besar. Bahkan, satu bendungan besar telah dikenal di negeri Saba' seribu tahun sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Dan, ada ayat yang khas membicarakannya dalam Al-Qur'an, bagaimana kemakmuran negeri itu ketika bendungan air masih dipelihara baik-baik dan bagaimana pula bangsa itu menjadi punah setelah bendungan itu tidak dipelihara lagi, sampai mereka mengembara kian kemari dibawa nasib.
Perhatian yang keenam ialah, “Dan peredaran angin" Yang kita sebut di zaman kita ini peredaran cuaca. Bahkan kepandaian manusia di zaman modern, dalam rangka penyelidikan geofisika, telah dapat mengetahui peredaran ke timur dan ke baratnya, ke utara dan ke selatannya, menentukan pada jam sekian akan keras angin, pada jam sekian udara agak panas sedikit, dan jam sekian akan turun hujan. Bagaimana usaha manusia akan dapat mengetahui sepasti itu, menjadi ilmu pengetahuan kalau bukan lantaran teraturnya. Siapakah pengatur itu? Niscaya adalah Allah!
Perhatian yang ketujuh, “Dan awan yang diperintah di antara langit dan bumi!' Pada ayat ini di antara angin dengan awan dipisahkan perhatiannya. Ini karena angin boleh dikatakan dekat kepada manusia setiap hari dan awan beredar pada cakrawala yang lebih tinggi. Dia diperintah atau diatur beredar ke sana dan beredar kemari, membagi-bagikan hujan dan pergantian suhu pada bumi. Bertambah modern hidup manusia bertambah penting perhatian kepada pergeseran awan itu, untuk menentukan penerbangan kapal terbang di udara.
Dan, di ujung sebagai kuncinya Allah berfirman,
“Adalah semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang benakal/'
Pikirkanlah dan renungkan ketujuh soal yang dikemukakan Allah itu! Dia menghendaki kita mempergunakan akal. Dia menghendaki manusia menjadi sarjana dalam lapangan masing-masing. Mencari Allah setelah mempelajari alam.