TAFSIR IJMALI JUZ 14
Pada pembahasan kali ini akan memuat materi dari Juz empat belas yakni dari Q.S. Al Hijr ayat 1 sampai Q.S. An Nahl ayat 128. Diceritakan bahwa amat panjang pengandaian dan begitu dalam penyesalannya orang kafir itu nanti di akhirat. Kelak mereka akan berangan, sekiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang Muslim. Biarkanlah di dunia ini mereka makan sepuasnya, bersenang-senang sesuka hati, dan dilalaikan oleh khayalan kosong. Sungguh Iblis telah berhasil mewujudkan janjinya, “Aku pasti akan jadikan kejahatan terasa indah bagi mereka.” Apabila mereka ditanya, “Apakah yang telah diturunkan Tuhan kalian?” Mereka menjawab, “Dongeng-dongeng orang dahulu.” Mereka menuduh Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang Nasrani berkebangsaan Romawi Timur kepada Nabi Muhammad, padahal bahasa orang Romawi Timur itu ‘Ajam (non-Arab) sementara Al-Qur’an berbahasa Arab yang jelas. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami pula yang memeliharanya.
Di antara mereka banyak yang tatkala diberi kabar di hari persalinan dengan kelahiran anak perempuan, dia menjadi sangat murka, nampak wajahnya menjadi hitam kelam bercampur merah padam. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hidup-hidup? Anehnya mereka mengklaim Allah memiliki anak perempuan, berupa para berhala dan para malaikat, sedang mereka sendiri tidak suka memiliki anak perempuan! Di antara mereka saat ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah saja mereka minta pertolongan. Tetapi setelah Dia tolong, malah mereka sekutukan Allah. Pun jikalau Allah bukakan kepada mereka salah satu pintu langit, lalu mereka naik ke atasnya, mereka tetaplah akan menyinyir, “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan. Kami sedang disihir.”
Mereka enggan mengimani-Nya, sombong dari mengesakan-Nya, dan congkak dari menaati perintah-Nya. Padahal Allah telah mengutus rasul untuk setiap umat demi menyerukan, “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut (objek ibadah selain-Nya).” Padahal Allah-lah yang mengeluarkan mereka dari perut ibu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun lalu Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Padahal Allah telah memberi minum dari apa yang ada dalam perut hewan ternak berupa susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya. Padahal Allah hasilkan dari perut lebah itu minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Padahal segala nikmat yang ada pada mereka, hanyalah datangnya dari Allah. Padahal semua yang di tangan mereka adalah fana dan yang kekal hanyalah yang di sisi Allah. Padahal senyatanya, jika mereka menghitung nikmat Allah, niscaya mereka tidak akan mampu menghitungnya.
Kini tanyakanlah, wahai Rasul, pada mereka: Apakah layak kalian, wahai kaum musyrikin, menyandingkan berhala-berhala bersama Allah dalam peribadatan? Apakah kalian memandang setara seorang hamba sahaya yang tidak berdaya berbuat sesuatu dengan seorang yang kaya raya lagi gemar menginfakkan hartanya itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah keduanya? Maka mengapa kalian serikatkan berhala-berhala yang tak berdaya dengan Allah yang Maha Kaya lagi Maha Memberi Rezeki? Apakah kalian memandang sama antara dua orang laki-laki, salah satunya tunawicara dan menjadi beban penanggungnya dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada di jalan yang lurus? Maka apakah yang kuasa mencipta sama dengan yang tidak dapat menciptakan apapun? Amatlah jauh kalian dari kehanifan akidah Nabi Ibrahim yang kalian banggakan itu. Tapakilah jejak beliau yang sebenar. Jejak beliau yang lurus dalam tauhid.
Tanyakanlah, wahai Rasul: Belumkah kalian simak kisah umat Nabi Luth yang memaksa ingin melakukan kekejian pada para malaikat yang sedang menjelma menjadi tamu rupawan? Karena mereka buta dalam mabuk dosa, maka Allah jungkir-balikkan kota Sodom yang mereka tinggali. Belumkah kalian mendengar hikayat Ashabul Aikah? Mereka zalim karena menyembah berhala berupa pohon Aikah. Maka Allah pun membalaskan dendam atas mereka dengan azab yang membinasakan. Ataukah mereka belum mengetahui berita punahnya Ashabul Hijr? Kaum Tsamud yang menghuni dataran Hijr telah Kami anugerahi mukjizat adiluhung berupa unta-Nya. Kami karuniakan mereka kekuatan dan kepandaian memahat gunung-gunung batu menjadi rumah. Namun karena mereka berpaling, kami musnahkan semua itu. Di akhirat kelak, tempat kembali mereka ialah Jahanam yang berpintu tujuh. Setiap pintu telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari pendurhaka.
Beritahukanlah pada mereka, wahai Rasul, bahwa barangsiapa yang beramal salih, berlaku adil, ihsan, membantu kerabat, melarang dari kekejian, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, pastilah akan Kami berikan padanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Di dalam surga Kami akan lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka. Di sana mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan bercengkerama di atas dipan-dipan. Maka sampaikanlah, wahai Rasul, secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu serta berpalinglah dari orang-orang musyrik, sebagaimana ayahmu, Nabi Ibrahim teladankan.
Perumpamaan musyrikin Quraisy ialah laksana negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat. Padahal telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Semestinya mereka beriman pada sang nabi serta teguh di atas keimanan dan tak goyah walau disiksa, kecuali jika terpaksa, maka silakan seolah murtad padahal iman kokoh bersemayam dalam dada. Tetapi barangsiapa melapang dadanya untuk kafir kepada Allah setelah dia beriman, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar. Mereka bak seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.
Serulah, wahai Rasul, manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, agar mereka tak putus harap dari taubat kepada-Ku. Wahai Rasul, kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa sungguh azab-Ku adalah azab yang sangat pedih supaya mereka takut dari mendurhakai-Ku. Hendaklah rasa harap mereka berbalut takut serta hendaklah rasa takut mereka berselimutkan harap. Kami mengetahui bahwa dadamu, wahai Rasul, terasa sempit disebabkan apa yang mereka celotehkan. Maka bertasbihlah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu sampai ajal datang padamu. Bersabarlah. Namun kesabaranmu itupun semata-mata dengan pertolongan Allah. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Wallahu A’lam.
Penulis: Nur Fajri Romadhon
Tag:Akhirat, Akidah, al-qur'an, Anak perempuan, azab, Beramal Salih, Berhala, Hijr, Iblis, Kafir, muslim, musyrikin, Musyrikin Quraisy, Nasrani, Nikmat, Pahala, Penyesalan, Sodom, sombong